12. Bunda kecewa

11K 1.5K 319
                                    

"Mark, bunda kecewa sama kamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mark, bunda kecewa sama kamu."

Mark ga berani ngangkat mukanya. Bagi seorang anak kekecewaan orang tua adalah hal menyakitkan, apalagi dari segi apapun Mark sudah diberi. Setiap yang Mark inginkan pasti mereka turuti. Dan sekarang bundanya yang selalu ceria dan membanggakannya malah bilang kecewa.

"Maafin Mark, Bun."

Mark lebih senang kalau bundanya ngomel panjang lebar dari pada diem dengan pandangan kosong gini. Keliatan banget raut kecewanya, Mark jadi merasa makin bersalah.

Mamanya Jeno juga tak bisa berbuat banyak, dia juga kecewa dengan kenyataan rumah tangga putranya tidak seperti yang dia pikirkan. Mama Oh menghembuskan nafas, sepertinya ini salahnya juga yang memaksa Mark dan Jeno harus menikah hanya karena reputasi.

Jika benar Mark masih berpacaran, berarti selama seminggu ini Jeno terbebani dengan pernikahan ini. Itu artinya Jeno tidak bahagia.

"Bun maafin, Mark. Mark janji bakal putusin pacar Mark..." Mark bersimpuh di hadapan bundanya.

"Kalau ayah kamu tahu pasti dia bakal marah besar sama kamu, Mark." Air mata lolos setelah bunda Lee menyelesaikan ucapannya.

"Bunda jangan nangis," ucap Mark. Mark sendiri binging harus bagaimana menghentikan tangisan bundanya. "Bun, Mark bakal lakuin apapun buat bunda... asal jangan nangis gini, Bun. Iya, Mark ngaku salah, Bun, maafin Mark." Wajah Mark merunduk dalam masih dengan bersimpuh sambil menggenggam tangan sang bunda.

Kemudian bunda Lee malah menarik tangannya, membuat Mark tersentak kaget melihat bundanya seperti sedang menolak maafnya. Mark menangis, dia tak biasa diperlakukan begini oleh bundanya.

"Mark kamu masuk kamar gih, biar mama yang nenangin bunda kamu." Mama Oh akhirnya turun tangan.

Mark diam.

"Udah sana masuk kamar, susulin Jeno. Urusan bunda kamu mama yang urus." Mama Oh mengusap bahu Mark, mencoba menenangkan pemuda itu.

Awalnya ragu, tapi akhirnya ia menurut saja, apalagi senyuman mama Oh yang indah sulit sekali ia tepis.

"Aku titip bunda,  Ma."  Mark akhirnya pergi menuju kamar.

Mark berjalan gontai dengan hati dan pikiran yang kacau. Terasa berat saat ia memasuki kamar yang sudah ada Jeno dan baby Jea. Ia pun menghilang di balik pintu kamar.

Bunda Lee menoleh, mengintip apakah anaknya sudah masuk ke kamar atau belum.

"Duh, kok kamu ektingnya mendalami banget, Jeng."

Bunda Lee mengambil tisu dan menghapus air mata buayanya. Sambil nyengir dan membersihkan sisa-sisa maskara yang ikut luntur. "Harus dong, biar meyakinkan," bisiknya pelan.

"Tapi kasihan juga ngeliat anak-anak jadi nangis gitu, ga tegaan aku tu, Jeng."

"Udah tenang aja, aman kok."

Oh My Baby [MARKNO]✔Where stories live. Discover now