NG-Berteman[13]

Mulai dari awal
                                    

Ia tak tahu mengapa gadis itu tak mengikuti pelajaran ini.

Sedetik dari itu, Birazzka memilik ide dan langsung berlari menghampiri pria yang kerap dipanggil 'Pak Dolar' dengan membisikkan sesuatu kepadanya.

Pria itu itu mengacungkan jempolnya dan mengangguk antusias. "Anak-Anak mari berkumpul semua!" Teriak pria  itu sembari menepuk nepukkan lengannya diatas kepala.

Semua kini berkumpul mengerumuni pria tua itu termasuk Gea. Kini terlihat Arika menghampiri Gea yang tengah mengikuti kerumunan itu.

"Kita akan melakukan permainan kaki tiga," Ucap Guru itu sembari menghitung semua murid "Semua pas, Tidak ada alasan untuk tidak mengikuti ini. Permainan ini tidak terlalu menguras tenaga"

Gea yang tengah menghitung semua murid untuk pasangan pasangan permainan itu terlihat bingung. Jumlah semuanya ganjil jika dihitung dengannya. Mengapa guru itu bilang semua pas?

"Baik! Semua berpasangan!" Teriaknya.

Gea hanya terdiam menunggu seseorang untuk menjadi pasangannya. Ia melihat sekeliling yang tengah ribut untuk menjadi pasangan itu. Saat ia tengah memandang keributan mereka, Ia merasa kaki kanannya menyatu.

Seketika ia menundukkan kepalanya, Ternyata yang ia duga benar. Kakinya telah diikat dengan pasangan yang entah dari mana asalnya. Ia tak masalah akan hal itu , Yang terpenting ia bisa mengikuti permainan ini.

Hal tak terduga terjadi, Ia megira akan memiliki pasangan dengan teman sekelasnya. Ternyata pria yang selalu ia pikirkan belakangan ini, Birazzka. Ia terkejut saat pria itu berdiri setelah menyatukan salah satu kaki dari mereka.

Matanya membulat sempurna, Entah mengapa jantungnya berdegup dengan kencang. Mengapa hal ini terjadi kepadanya? Birazzk dengan santai menggenggam lengan Gea dan tersenyum tulus kepadanya. Ia tersenyum seolah tak ada yang terjadi diantara mereka.

Rasanya masih canggung dengan apa yang telah terjadi diantara mereka pada waktu yang lalu. Namun, Birazzka sepertinya telah melupakan itu. Raut wajahnya tak menampakkan ia tersakiti ataupun tak baik.

"SEMUA BERBARIS SECARA TERATUR!" Teriak Pak Nando dengan keras membuat semua murid baris dengan tertib termasuk pasangan Gea.

"DENGAR ABA-ABA DARI BAPAK! "

"SATU ... DUA ... TIGA!"

Semua pasangan mulai melangkahkan kaki itu bersamaan. Terkecuali pasangan Birazzka.

Gea mengangkat kepalanya bingung mengapa pria belum melangkahkan kakinya. Gadis itu mencoba menarik kakinya. Namun, Birazzka tetap diam dan tetap fokus ke depan.

"Birazzka ayo!" Ucap Gea dengan gelisah sembari menggoyangkan lengan Birazzka.

"Mengapa kalian diam saja! "

"Bapak belum nyuruh kami!" Ucap Birazzka ketika Nando bertanya kepadanya.

"Bukannya tadi bapak bilang nya satu, Dua sama tiga kan? Nggak sama empat? Jadi kami diam saja!"

Mata Gea melotot kearah pria itu dan Birazzka mengikuti apa yang dilakukan gadis itu. Ia menoleh dan membalas pelototannya. Hal itu membuat Gea sedikit salah tingkah.

"Lo apa-apaan sih!" Tegasnya sambil melepas ikatan dikaki mereka yang menyatu "Jangan pernah bertindak semau lo!" Lanjutnya sembari pergi meninggalkan area lapangan.

Semua orang didalam lapang melihat pemandangan antara keduanya. Arika yang tengah bermain terhenti dan melepaskan ikatan tali dikaki pasangannya. Ia menghampiri Birazzka yang tengah memandang punggung gadis itu yang semakin jauh.

Never Gone [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang