25.Puncak masalah

Começar do início
                                    

"Eh nitip-nitip, Magnum satu." Tandas Epot. Jawa langsung memandang sinis pada Epot, tidak dibenarkan jika di dalam kelas merokok.

"Ma-maksud gue ice cream het, soujon aja lo pada." Ralat Epot gelapan.

Kale memandang bingung pada kedua temannya itu, mengapa tidak di tempat biasa saja?

Jawa yang berada di sebelah Kale berpura-pura menulis agar tidak dicurigai. "Nggak jelas." Ucap Kale lalu bangkit dari duduknya.

Epot dengan cepat menahan lengan Kale. "Nggak kangen makan ice cream berdua sama gue?"

Alis Kale terangkat satu. "Kapan gue pernah makan ice cream sama lo?"

"Suer lo yang ngomong gue yang malu." Tandas Jawa.

Kale melepaskan tangan Epot dari lengannya dan melanjutkan perjalanan menuju ruangan anak pecinta alam untuk memastikan kalau barang-barang yang kemarin dibawa tak ada yang tertinggal.

Setelah perginya Kale si anak yang Jawa suruh datang membawa permintaan Jawa dan Epot. "Thank you." Ucap Jawa.

Mereka berdua menikmati jajanannya. Tak lama Salsabila datang ke kelas. "Kale mana?"

"Nggak tau." Jawab Jawa.

"Serius? padahal gue mau ngajak dia gosip." Kata Salsabila.

Epot berdiri dari duduknya dan mendekati Salsabila. "Bergosip sama gue aja, gosip apaan?"

Salsabila berdecak. "Ah pasti kalian udah tahu kan?"

Kini Jawa yang menoleh. "Apaan?"

Bola mata Salsabila berputar malas, sok-sok an tidak tahu. "Masalah Anya."

Bruk....

Jawa menarik Salsabila untuk duduk disebelahnya. "Jangan kasih tahu Kale, biarin dia tahu sendiri." Ujar Bule.

Mata Salsabila langsung memandang kedua orang itu secara bergantian. "Lah kenapa? Kale harus tahu ini."

"Ya, biar lo bisa langsung mepet dia kan?" tanya Jawa dengan mata tajamnya.

Epot langsung menyikut Jawa. "Jangan udah, bil. Lagian itu bukan urusan lo."

Aura mulai tidak enak, Salsabila pun bangkit dari duduknya. "Nggak jelas lo, wa." Kata Salsabila lalu pergi meninggalkan kedua orang itu.

"Gatel-gatel, pengen gue garuk aja tu cewek." Jawab Jawa geram.

Hidup memang tidak selalu mengalir seperti apa yang kita mau, kadang alurnya sangat tidak terduga-duga. Sebagai manusia kita hanya harus percaya kalau indah itu pasti akan datang pada waktunya.

Seperti Anya yang sekarang terus meyakinkan dirinya kalau ini hanyalah mimpi buruk yang akan cepat berlalu, berkali-kali ia menepuk pipinya agar bangun dari mimpi buruk ini. Rumah Sifa mungkin akan menjadi tempat tinggal Anya untuk beberapa hari, Sifa sangat tidak keberatan ia malah senang jadi punya teman dikala malam sepi mendatanginya.

Anya makan siang dengan makanan yang sudah tersedia di meja makan Sifa, bahkan satu suap sendok saja bisa sampai dua jam ia telan. Kebanyakan hanya melamun dan menangis.

"Anya harus apa?" tanya Anya pada dirinya sendiri.

Jam pelajaran terakhir telah berbunyi, ketua kelas Kale mengatakan bahwa Guru di jam terakhir tidak bisa hadir lantaran anaknya sakit. Mereka hanya diperintahkan untuk merangkum bab terakhir pelajaran ekonomi.

Ketiga orang itu memilih untuk ke tempat biasa dan menikmati setiap sebatan rokoknya. Cukup sepi karena anak kelas lain sedang KBM.

"Ingin sekali punya cewek." Teriak Epot muak.

KALE [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora