Tidak Banyak

406 47 2
                                    

Unedited
.
.
.
Happy reading^^
.
.
.
.

Itachi berbalik menatap Naruto dan Sasuke.

Ruangan tempat mereka sebelumnya berubah menjadi padang rumput yang sangat indah.

"Jangan berikan satu informasi tentang kalian. Sekacil apapun itu. Dan itu berlaku apapun yang terjadi." Itachi membuka topengnya, raut serius nampak jelas.

"Aku mengerti senior." Naruto tersenyum manis.

"Apa yang ada dimatamu?." Tanya Sasuke.

"Aku memakai lensa hitam." Sahut Naruto

"Aku beritahu, apapun yang terjadi percayalah padaku." Itachi kembali memasang topengnya. Seketika seperti terhisap dalam sebuah lubang.

Naruto mengerjap, mereka sudah berada didepan sebuah pintu yang besar. Itachi menekan sebuah tombol di pintu itu.

Tak lama pintu terbuka lebar. Seorang lelaki yang menyambutnya dengan tatapan sangat ramah.

Ketiganya memasuki ruangan itu. Sebuah lukisan tergantung didinding belakang meja kerjanya. Lukisan itu adalah seorang lelaki sedang duduk sambil memegang sebuah buku dengan ekspresi sedih.

"Araa~ selamat datang diruanganku. Namaku Kuro Miyazawa, aku Putra Mahkota di Kerajaan Bintang. Bisakah kalian semua mengenalkan diri?." Yap. Dia adalah orang yang berpakaian serba putih itu. Memang tatapannya sangat ramah, tapi ketiganya tersadar ada sedikit kata yang sengaja ditekan untuk menyadarkan status diantara mereka.

Senyum Naruto merekah, Naruto sedikit maju dan memperkenalkan diri. "Saya biasa dipanggil Kitsune, Putra..Mahkota." Naruto menyeringai tipis dan sedikit menunduk. Memberi sedikit hormat tidak masalah bukan?.

"Ahh~ Kitsune, kau sangat manis sekali." Kuro terkekeh kecil. Dia sangat berminat pada Naruto. Tatapannya sangat jelas menggoda.

Sasuke batuk kecil dan memperkenalkan diri. " Aku biasa dipanggil Washi." Sasuke tidak mau repot-repot untuk menunduk sedikitpun. Sasuke melipat kedua tangannya kemudian memalingkan wajahnya.

"Mereka biasa memanggilku Karasu. kami yang akan melaksanakan misi untuk Kerajaan Bintang." Itachi menunjukkan kristal identitasnya. Kuro tersenyum dan mengangguk sedikit.

Kuro menghela nafasnya, kemudian menghidupkan sebuah proyektor. Beberapa foto terpampang disana.

"Dia adalah ayahku, raja dari Kerajaan Bintang. Dia di culik oleh kakakku. Aku tidak tahu hingga saat ini beliau masih selamat atau tidak. Entah apa yang merasuki kakakku. Aku rasa dia ingin cepat menaiki tahta. Tapi aku tak tahu kemana hilangnya dirinya saat ini." Kuro menekan tombol di remotnya. Slide berganti dengan foto seorang lelaki dengan perawakan tegas yang menatap dingin, parasnya cukup tampan.

"Bukankah dia yang ada dilukisan sebelah sana?." Naruto menunjuk lukisan di belakang meja kerja Kuro.

Kuro mengangguk sekilas. Dirinya meminum sedikit air digelasnya. Kemudian ekspresi sedih muncul.

"Yap, dia adalah anak kesayangan raja. Banyak musuh yang selalu mengintainya dimanapun dia berada. Aku sangat mengenal kakakku melebihi siapapun. Tapi sayang dia harus terjebak dalam lubang seperti itu." Kuro mengelap wajahnya menggunakan sapu tangannya.

Ketiganya diam mendengarkan. Kemudian Sasuke dan Naruto saling memandang cukup lama. Hingga suara Kuro membuat mereka memusatkan perhatian pada Kuro.

"Aku tidak minta banyak hal. Aku mohon temukan sebuah kunci untuk membuka pintu ke ruangan bintang suci agar aku bisa menjadi raja dan memperbaiki kesalahan ini." Kuro menatap Itachi penuh harap.

Anata ni totte {あなたにとって}Where stories live. Discover now