?!✅

589 55 2
                                    

"Aku pulang!!!." teriak kitsune yang sampai dirumah.

"Bisakah kau mengecilkan suaramu. Gendang telingaku bisa pecah." jiraya berdecak sinis.

"Ya… maaf."

"Hanya maaf?!."

"Apalagi?."

"Setidaknya kau berbuat sesuatu untukku."

"Maaf paman. Aku lelah."

"APA KAU MAU MATI?!."

Pertengkaranpun terjadi. Kitsune sendiri tidak tahu kenapa jiraya menjadi sensitiv sehari ini. Bahkan pria tua itu selalu uring-uringan saat latihan. Ada yang tidak beres!.

Kitsune menjadi pusing sendiri. "Paman. Apa kau sakit?." tanya kitsune hati-hati. Jiraya memandangnya datar.

Jika sudah seperti ini kitsune tahu jika ada sesuatu yang mengusik jiraya.

"Tidak." jiraya pergi tanpa komentar apa-apa lagi.

"Oh ayolah!." kitsune melampiaskan kenarahannya dengan menginjak-injak lantai tak berdosa dibawahnya. Menjadi pelampiasan amarah.

***

"Yang Mulia, saya merindukan Putri Naruto." Permaisuri berambut merah berjalan dan memeluk Raja Akari dari belakang.

"Jika putri kita pulang. Maka memang takdirnya berada dikeluarga ini." Minato membalikkan badan dan tersenyum kearah Kushina. Mempererat pelukkan yang menyalurkan rasa hangat.

Minato dan Kushina menyudahi pelukan mereka. Waktunya makan malam. Mereka saling pandang Minato melumat ringan bibir Kushina memberi semangat.

Mereka berjalan berdampingan dan bergandengan erat.
Para pelayan hanya memandang iri Raja mereka.

"Yang Mulia Raja, Yang Mulia Ratu." sapa Naruko yang berdiri di samping meja makan. Minato tersenyum tipis. Kushina tersenyum lebar lima jari.

Naruko duduk setelah kedua orang tuannya duduk di meja makan.

"Bagaimana keadaanmu hari ini honey?." tanya Kushina sambil mendudukkan diri. Raut penasaranpun tak luput dari wajahnya.

"Sudah lebih baik Yang Mulia"

"Besok kau harus pergi ke akademi. Sebentar lagi akan ada ujian kelulusan."
Kushina hanya tersenyum tipis.

Mereka memulai makan dengan keadaan hening.

Selesai makan keluarga ini selalu berbincang-bincang mengenai keseharian. Ini tradisi yang harus dilakukan. Dan kushina yang mendapat mandat. Mau tak mau semua keluarga harus menuruti tradisi ini.

"Yang Mulia saya ingin bertanya tentang apa yang Yang Muia selidiki tempo hari di Lembah Kematian? Saya mohon Yang Muia memberitahukan sedikit kepada saya." mohon naruko. Kedua tangannya mengatup ke depan dadanya.

"Tidak penting Naruko." balas minato.

"Yang Mulia… aku tahu Yang Mulia bohong…" rengek naruko. Matanya memelas.

Minato pergi dari ruang makan menuju ruang kerjanya. Yang minato butuhkan sekarang adalah ketenangan.

"Yang Mulia…" rengek naruko yang masih dimeja makan.

"Sudahlah honey. Raja mungkin sibuk. Jangan mengganggunya saat seperti itu. Kau tidak ingin ayahmu marah besar dengan cara kau meragukannya bukan?." Naruko hanya mengangguk sambil memelas.

Kushina berdiri dan bergegas pergi keruang kerja Minato. Sementara Naruko hanya memasang wajah datarnya. Bagaimanapun juga naruko tetap khawatir perihal saudara kembarnya.

Anata ni totte {あなたにとって}Where stories live. Discover now