Chapter 42🌸

626 63 105
                                    

((Tumben ngga ada quotes nya?))
Hehe ada diujung chapter guys.

.
.
.
.

Gadis berkulit putih sedang berdiri di depan lemari. Memilah baju mana yang harus ia kenakan hari ini.

Semalam Rizky mengajaknya ke suatu tempat, tapi entahlah pria itu tidak memberi tahu kemana.

Alya menatap dirinya sendiri dari pantulan cermin. Taburan bedak dan juga liptint cukup membuat wajahnya terlihat tambah cantik.

"Rizky mau ngajak gue kemana ya" gumamnya. Entah apa yang terjadi, tapi Alya merasa tidak enak hati. Seperti ada yang mengganjal.

Setelah siap, Alya membuka pintu apartemennya. Ternyata Rizky sudah ada di depan sedang menunggunya.

Lalu tanpa suara, mereka mulai berjalan beriringan menuju mobil.

Setelah memakai seatbelt, pria itu mulai menginjak pedal gas dengan kecepatan rata-rata.

"Emang kita mau kemana?"

Rizky tersenyum, matanya masih fokus ke arah jalanan. "Tunggu bentar lagi"

Keadaan kembali hening. Alya menyematkan earphonenya. Lalu tak lama, kantuknya datang. Dan tidak butuh waktu lama ia masuk ke dalam mimpi.

Tanpa sepengetahuan Alya, Rizky diam-diam mengusap lembut puncak kepala gadis yang tengah tertidur lelap. "Gue sayang banget sama Lo Al" batinnya.

......

"Al?" Panggil Rizky seraya menepuk pundak Alya.

Alya bangun dari tidurnya, matanya menyipit berusaha menyesuaikan cahaya. Saat melihat ke arah sekitar, ia mengerutkan keningnya. Sekarang mereka di bandara?

Dengan wajah bingung, Alya keluar dari mobil Rizky, yang langsung disambut oleh pria paruh baya dengan membawa koper.

"Makasi pak" ucap Rizky seraya menerima koper berwarna silver itu.

"Ky--"

"Yuk" baru saja Alya ingin meminta penjelasan, tapi Rizky lebih dulu menggenggam lengannya. Akhirnya gadis itu hanya mengekor.

Saat sudah di dalam bandara, Rizky menghentikan langkahnya. Ia merubah posisinya agar berhadapan dengan Alya.

"Lo mau kemana?"

"Ke LA (los angeles), gue harus gantiin Ayah gue buat ngurus perusahaan yang ada disana"

"Oh" jawab Alya seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Berapa lama?" tanya gadis itu. Rizky hanya mengedikkan bahunya.

"Sebelum gue pergi, gue mau bilang sesuatu--"

Perlahan Rizky meraih tangan Alya sembari mengusapnya lembut.

"Lo harus tau, sayangnya gue sama Lo ngga akan berkurang sedikitpun"

"Gue juga gatau kenapa gue bisa sesayang ini sama orang" lanjutnya sambil terkekeh.

"Tapi gue juga sadar, kesalahan gue dimasa lalu memang fatal"

"Gue memang ngga pantes buat Lo"

Tangan Rizky beralih pada puncak kepala Alya. Sedikit mengacak-acak rambutnya, kemudian merapihkannya kembali dengan lembut.

SOULMATE [Completed]Where stories live. Discover now