Adrian menarik Anna ke arah kasur kemudian membaringkannya. Ia sudah menarik ke atas kaus Anna dan langsung bertemu dengan benda kenyal kesayangannya.

"Dri, punya anak kamu ini." kata Anna tapi tidak melarang Adrian untuk menyusu padanya.

"Aku minta dikit." balas Adrian kemudian meremas keduanya bersamaan membuat air susu Anna menyemprot keras membasahi wajahnya.

"Kalo mau yaudah! Tapi jangan dibuang-buang!" kesal Anna saat melihat Adrian hanya meremas-remasnya.

Adrian langsung memasukkan puting kanan Anna ke dalam mulutnya lalu menyedotnya dengan kencang. Adrian memiringkan tubuh mereka berdua, sehingga kini Adrian persis seperti Alan yang menyusu pada Anna. Anna meletakkan kakinya di atas pinggang Adrian dan Adrian memeluk pinggang Anna erat.

Sejujurnya Anna merasa geli ketika Adrian menyusu padanya. Apalagi laki-laki itu tidak hanya menyusu, tapi juga memainkan putingnya dengan lidahnya.

"Jangan banyak-banyak Adrian." peringat Anna.

Adrian hanya mengangguk. Ia memang tidak berniat benar-benar meminum jatah kedua anaknya. Laki-laki itu hanya ingin mencobanya sedikit dan lebih banyak memainkan payudara Anna yang terasa lebih lembut.

Tanpa sadar keduanya tertidur dengan posisi seperti itu. Adrian yang menyusu pada Anna sambil memeluk pinggang Anna erat dan Anna yang membenamkan wajahnya di rambut Adrian yang wangi.

Pukul satu malam, Anna terbangun karena mendengar suara tangisan bayi. Bangun jam segitu memang sudah biasa ia alami sejak kelahiran si kembar.

Anna menarik putingnya dari mulut Adrian lalu menurunkan kausnya. Ia berjalan ke arah box bayi Alan, kemudian menggendongnya hati-hati.

"Sshh." kata Anna sambil berjalan menjauhi box bayi agar Alin tidak ikut terbangun.

"Kenapa, sayang? Alan laper?" tanya Anna pelan setelah duduk di sofa.

Ia mengeluarkan payudaranya dari kaus lalu menyusui Alan dengan wajah mengantuknya. Telunjuknya mengelus pelan wajah Adrian—Eh, maksudnya Alan. Alisnya seperti Adrian, hidungnya seperti Adrian, bibirnya juga seperti Adrian. Hanya matanya saja yang seperti Anna.

Begitupun dengan Alin, hanya matanya yang sama seperti Anna dan bulu matanya yang begitu lentik.

Tiba-tiba bahu kirinya terasa berat. Anna melirik ke sebelahnya dan menemukan Adrian bersandar pada bahunya sambil memperhatikan Alan.

"Kok bangun?"

"Masa kamu bangun sendiri? Harus aku temenin dong." kata Adrian lalu mengecup pipi Anna dengan cepat.

"Besok kamu kan kerja." bisik Anna yang takut mengganggu Alan.

"Kamu juga kan."

"Aku kerjanya sekarang di rumah, kamu harus ke kantor pagi-pagi. Tidur aja lagi."

Bukannya menurut, Adrian malah menciumi pipi Anna gemas. "Kenapa sih? Biasanya juga aku temenin."

"Ya tapi sekarang beda, kamu udah mulai kerja lagi ke kantor."

"Sut ah. Ini kan mau aku."

Anna berdecak pelan. "Bukan itu masalahnya, kamu tuh susah dibangunin tau ga." kata Anna membuat Adrian memasang cengirannya.

Ketika Adrian ingin membalas lagi, si bungsu, Alin, menangis kencang. Adrian buru-buru menghampiri anak perempuannya itu.

"Sshh, Alin laper juga kayak Kakak ya?" tanya Adrian.

Tentu saja Alin tidak menjawab. Mengangguk atau menggeleng pun tidak. Bayi itu hanya terus menangis dalam gendongan sang ayah.

Ketika sampai di depan Anna, Alan sudah selesai menyusu dan Adrian membantu Anna mengangkat tubuh Alan dan meletakkan Alin dalam pelukan Anna.

"Iya, sayang." kata Anna sambil dengan hati-hati memasukkan putingnya ke dalam mulut Alin.

"Tuh, coba aku ga bangun, pusing kali kamu." kata Adrian setelah meletakkan Alan ke dalam box-nya.

"Iya Papa Adrian, iya." kata Anna dengan nada pelan.

" kata Anna dengan nada pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini begini bentuk box bayinya Alan-Alin ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini begini bentuk box bayinya Alan-Alin ya. tapi lebih tinggi dikit biar sejajar sama kasur Annadrian.

terus,

kan aku bilangnya itu 'rencana' jadi belom tentu jadi bikin yang ketiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kan aku bilangnya itu 'rencana' jadi belom tentu jadi bikin yang ketiga... it's just a plan guys:)

Annadrian 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang