56.

126K 4.3K 289
                                    

sorry gais ada perubahan di cerita Annadrian:) semoga kalian suka:)

Jam sebelas malam dan Adrian baru sampai di rumah. Ia menghela napas ketika membuka pintu rumah dengan kunci duplikat yang dimilikinya.

Kondisi di dalam rumah sudah gelap kecuali dapur. Kakinya membawanya ke dapur dan duduk di kursi meja bar. Ia membalikkan gelas dan menuangkan air dari teko kaca.

"Pa?" Adrian menoleh ketika mendengar suara lembut dan serak dari seseorang.

"Belom tidur, An?" tanyanya.

"Aku kebangun, tiba-tiba pengen bikin susu anget."

"Aku bikinin." kata Adrian lalu melangkah mendekati lemari dapur untuk mengambil susu ibu hamil untuk Anna.

"Aku aja, capek kan baru pulang?" Anna merebut gelas plastik berwarna merah muda dari tangan Adrian.

"Gapapa. Aku ngerasa bersalah udah tiga hari ga merhatiin kamu." Anna tidak menolak lagi ketika Adrian membuatkan susu untuknya.

"Alan sama Alin nanyain Papanya." cerita Anna.

Adrian berhenti mengaduk cairan berwarna putih itu lalu memberikannya kepada Anna. Raut wajahnya terlihat sedih dan lelah.

"Maaf. Kerjaan aku lagi numpuk." Adrian menggiring Anna untuk duduk di kursi meja bar.

"Gapapa. Aku udah bilang kayak gitu ke anak-anak. Cuma mereka tetep pengen sama Papanya katanya." wanita yang tengah hamil empat bulan itu meneguk susu buatan Adrian.

Ibu jari Adrian mengusap pipi bulat Anna dengan perlahan, kemudian bergerak ke rambut Anna dan menyelipkannya di belakang telinga.

Anna mengusap mulutnya dengan punggung tangannya. Hal tersebut membuat Adrian terkekeh karena Anna jadi terlihat seperti Alin sehabis meminum susu.

Setelah itu mata mereka bertemu. "Ga cuma Alan sama Alin," Anna menggantung ucapannya. "Aku juga, pengen sama kamu terus." bibirnya melengkung ke bawah.

Adrian meraih tangan Anna lalu membimbingnya untuk duduk di atas pahanya. Ia mengelus perut buncit Anna dengan tangan besarnya.

"Kangen. Kamu nyebelin dari kemaren. Pergi pagi-pagi buta, pulang malem-malem pas aku udah tidur." Anna menatap Adrian dengan kesal.

"Sorry, sayang." Adrian mengecup pipi Anna berkali-kali.

"Yupi sekardus baru dimaafin."

Adrian langsung berhenti menciumi pipi Anna dan menatap wanita itu lama. "Kan ngga boleh." katanya lembut.

"Tapiii mau yupiii." Anna memukul-mukul bahu Adrian.

"Hei, kita udah setuju ya kamu ga boleh makan yupi. Yang lain aja."

Anna terlihat berpikir. "Mau ikut ke kantor besok." kata Anna.

"Bukannya besok jadwal kamu ngeliat butik?"

Anna melompat turun dari pangkuan Adrian dengan kesal. Tentu saja tingkah tiba-tibanya itu membuat jantung Adrian seakan terjun ke perut.

"Jangan-jangan di kantor kamu ada cewek cantik ya? Makanya sekarang pulang malem, terus aku mau ikut ke kantor ngga boleh. Iya?" tanya Anna galak tapi tidak sesuai dengan ekspresinya yang ingin menangis.

"Kamu kan besok emang—"

"Tuh! Kamu bahkan ngga ngelak aku bilang ada cewek cantik, berarti bener?! Aku udah jelek ya? Udah gendut? Kamu gamau lagi sama aku?"

"Sayang." panggil Adrian lembut.

Bibir Anna bergetar menahan tangis. Adrian meraih tangan wanita itu lalu menariknya mendekat.

Annadrian 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang