Mual?

1.4K 89 2
                                    

Seina menikmati sarapan paginya dengan bunda Mila, ayah Rama, dan juga Naura. Menu sarapan pagi ini adalah makanan kesukaan Seina. Bunda Mila sengaja memasak nasi goreng spesial kesukaan Seina. Semalam Seina memang sempat meminta bunda Mila untuk membuatkan nasi goreng kesukaannya. Entah mengapa perempuan itu sangat ingin makan nasi goreng buatan bundanya.

"Sein, Naura kenapa? Kok tumben murung hari ini?" tanya ayah Rama saat sedang sarapan.

Seina memperhatikan Naura yang sedari tadi hanya diam. Sarapan di depannya juga tak ia makan. Sepertinya memang mood Naura belum juga kembali, sejak di tinggal oleh Arga.

"Biasa, lagi kangen sama ayahnya.." ucap Seina.

"Emang Arga gak telepon kamu dari semalam?"

"Enggak.. sibuk mungkin, banyak yang dikerjain.." ucap Seina.

"Coba dong kamu telepon, kasihan itu Naura.." usul ayah Rama.

Seina membuka ponselnya. Ia mencari kontak Arga di ponselnya. Setelah menemukannya, ia memencet menu Vidio call di ponselnya. Cukup lama ia menunggu, hingga Arga mengangkat Vidio call nya.

"Assalamualaikum.. kenapa sayang?" Ucap orang diseberang sana.

"Waalaikumsalam.. kamu semalam kemana? kok gak ada kabar?" tanya Seina.

"Semalam aku baru sampai hotel jam 22.30 sayang.. niatnya mau telepon kamu, tapi aku takut ganggu tidur kamu.. jadi yaudah aku gak jadi nelpon. Kenapa? Kangen ya sama suaminya?" Goda Arga.

Seina mengangkat satu alisnya. Ia menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa ia tak membenarkan ucapan Arga. Walaupun dalam lubuk hatinya ia kangen dengan suaminya tetap saja ia gengsi mengungkapkannya.

"Gak usah kepedean jadi orang! Naura tuh semalaman gak bisa tidur, karena nunggu kamu nelpone.." ucap Seina.

"Yaampun.. mana anak aku?"

Seina meletakkan ponselnya di hadapan Naura. Wajah Naura berubah 180° saat melihat wajah Arga. Rasa kangennya seolah terbayarkan saat melihat wajah ayahnya, walaupun hanya lewat telpone.

"Hai cantik.. udah mau berangkat sekolah ya sayang?"

"Iyaa ayah.. ayah kemana aja? Naura kangen tau sama ayah.."

"Iya, maafin ayah ya baru telepon sekarang.. ayah juga kangen banget sama Naura.. nanti kalau urusan ayah udah selesai ayah pulang ya cantik.."

"Katanya perginya cuman sebentar.. kok lama?" ucap Naura sambil kembali menunjukkan muka sedihnya.

Arga memejamkan matanya saat melihat mata Naura mulai berair. Jujur, ia paling tidak bisa melihat anaknya menangis. Jika ia ada di samping anaknya saat ini, ia pasti sudah memeluk anak perempuannya itu. Namun jarak memisahkan mereka.

"Hei,anak ayah kan pintar.. gak boleh nangis dong, nanti cantiknya hilang loh.. ayah janji, secepatnya ayah akan pulang.." ucap Arga.

"Janji ya ayah?"

"Iya sayang.. handphonenya kasih buna lagi ya, ayah mau ngomong sama buna.."

Kesempatan Kedua ( Under Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang