sarapan pagi untuk istri tercinta

4K 238 3
                                    

Kringg..

Arga terbangun dari tidurnya saat mendengar bunyi alarm ponselnya. Arga melihat jam yang tertera di layar ponselnya. Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Di samping lelaki itu masih ada Naura dan Seina yang masih tertidur pulas.

Mengingat hari ini adalah hari sekolah, Arga langsung membangunkan Naura. Arga menggedong tubuh mungil Naura, membawa Naura masuk ke dalam kamar mandi. perlahan, Arga mulai memandikan Naura, membiarkan Seina yang masih tetidur pulas.

"Ayah tunggu di bawah ya Nau, ayah mau buat sarapan dulu untuk kamu.." ucap Arga.

"Iya ayah.." ucap Naura.

Arga keluar dari kamar, menuruni anak tangga hingga sampai di lantai bawah. Ia membuatkan dua potong roti meses dan segelas susu putih untuk Naura. Ia memasukkan dua roti tersebut ke dalam kotak bekal.

"Ga, Seina mana? Kok tumben belum turun?" tanya bunda Mila.

"Seina masih tidur bun.. aku gak tega bangunin dia.." ucap Arga.

"Terus ini kamu buatin sarapan buat siapa?" tanya bunda Mila.

"Aku buatin sarapan buat Naura.. niatnya, habis nganter Naura sekolah aku mau buatin nasi goreng buat Seina, bunda ajarin aku ya?" ucap Arga.

"Boleh.. nanti bunda ajarin kamu buat nasi goreng kesukaan Seina.." ucap bunda Mila.

Naura menghampiri Arga dan bunda Mila. Ia duduk di samping Arga, berhadapan dengan bunda Mila. Ia meneguk susu putih yang sudah Arga siapkan.

"Naura berangkat sekolah ya nek.." ucap Naura sambil mencium punggung tangan bunda Mila.

"Belajar yang pintar ya sayang.." ucap bunda Mila.

"Siap nek.." ucap Naura.

Arga mengantar Naura sekolah menggunnakan motor. Ia menyusuri jalan ibu kota. Beruntung letak sekolah Naura dengan rumah orang tua Seina tidak terlalu jauh, jadi mereka bisa cepat sampai di sekolah.

"Belajar yang pintar ya sayang.. nanti pulang sekolah ayah jemput.." ucap Arga sambil tersenyum.

"Iyaa ayah.. Assalamualaikum.." ucap Naura.

"Waalaikumsalam.." ucap Arga.

Arga melajukan motornya kembali ke rumah orang tua Seina. Ia tak sabar ingin cepat sampai dirumah. Mulai hari ini, ia bertekad ingin berubah untuk Seina dan Naura. berharap hati Seina bisa cepat luluh.

"Kamu mau langsung masak?"tanya bunda Mila saat melihat Arga masuk ke dalam rumah.

"Boleh deh bun, kalau kelamaan takut Seina keburu bangun.." ucap Arga.

Arga mengikuti langkah bunda Mila, berjalan ke arah dapur. Bunda Mila menyiapkan bahan – bahan yang di perlukan.

"Kamu potong bawang merah, bawang putih, sama cabai ya? biar bunda potong bahan – bahan yang lain.." ucap bunda Mila.

"Oke bun.." ucap Arga.

Arga mengikuti instruksi dari bunda Mila. Ia memotong bawang merah, bawang putih, dan cabai tipis. Sesekali ia mengusap matanya yang berair karena bawang merah. Setelah semua terpotong, Arga memberikannya pada bunda Mila.

"Ini langsung aku tumis semuanya ya bun?" ucap Arga.

"Iya, tapi api nya kecil aja, jangan besar – besar.." ucap bunda Mila.

Arga menuangkan sedikit minyak goreng ke dalam wajan. Ia menyalakan kompor dengan api kecil. Perlahan, ia mulai menumis cabai, bawang merah dan bawang putih yang ia potong. Setelah tercium harum, ia memasukkan telur. Ia mengaduk – aduk telur itu hingga menjadi telur orak – arik. Setelah itu, ia memasukkan nasi putih dan menambahkan kecap secukupnya. Ia menambahkan sedikit garam, agar ada sedikit rasa asin.

"Udah jadi itu Ga, pindahin ke piring.." ucap bunda Mila.

Arga mematikan kompor. Ia memindahkan nasi goreng buatannya ke piring. Ia menghias nasi goreng itu dengan potongan tomat dan kerupuk. Setelah itu ia meletakkan piring itu di nampan. Tak hanya menyiapkan sarapan, Arga juga menyiapkan air minum dan beberapa buah – buahan untuk Seina makan.

"Aku ke atas ya bun.." ucap Arga.

"Iyaa.. semoga Seina cepat luluh ya Ga.." ucap bunda Mila.

"Amin.. semoga bun.." ucap Arga.

Arga masuk ke dalam kamar Seina. ia meletakkan nampan di meja nakas. Ia membuka gordeng kamar Seina, membiarkan cahaya masuk ke dalam kamar Seina.

Tidur pulas Seina terganggu kala sebuah cahaya menerpa wajahnya. Ia mengerjapkan matanya, menetralkan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Orang pertama yang ia lihat adalah Arga, yang menatapnya dengan senyuman.

"Selamat pagi sayang.." ucap Arga.

Seina mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Naura. Seina berjalan ke kamar mandi, namun Seina tak kunjung menemukan Naura.

"Kamu cari siapa? Naura?, Naura udah aku antar ke sekolah.." ucap Arga.

Seina kembali duduk di tempat tidur. Seina membuka ponselnya, melihat jam yang tertera di layar ponselnya. Mata nya membulat ketika sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 7.45.  Seina kembali bangun, bergegas mandi. Seina mengambil pakaiannya terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

"Tunggu.." ucap Arga.

"Apa lagi?" tanya Seina dingin.

"Kamu mau mandi? mau kemana?" tanya Arga.

"Butik." ucap Seina.

Arga mendekati Seina. Arga menggandeng tangan Seina, membawa Seina kembali duduk di pinggir ranjang.

"Aku gak izinin kamu ke butik hari ini. kamu lupa, Semalam dokter bilang apa? kamu kan di suruh banyak istirahat, gak boleh terlalu banyak aktivitas.." ucap Arga.

"Aku gapapa. Pokoknya aku tetap mau ke butik hari ini." ucap Seina kekeh.

"Sein, kamu mau bayi kita kenapa – kenapa? Untuk kali ini aja aku mohon sama kamu, jangan keras kepala. Aku cuman gak mau kamu dan bayi kita kenapa – kenapa." ucap Arga.

Seina menghembuskan napasnya kasar.

"Fine! Aku gak jadi ke butik hari ini.".

Arga mengambil sepiring nasi goreng yang ada di nakas. Ia meletakkan piring tersebut di pangkuan Seina.

"Makan ya, aku udah masakin nasi goreng buat kamu.. mau aku suapin atau makan sendiri?" tanya Arga.

"Aku punya tangan, yang bisa aku pakai untuk makan sendiri." ucap Seina.

Arga membiarkan Seina makan dengan tenang. Ia duduk di samping Seina, memainkan ponsel yang sedari tadi belum ia buka.

"Gak ke kantor?" tanya Seina.

"Aku resign dari kantor. Mulai besok aku akan kerja di kantor papah.." ucap Arga.

"Kenapa resign?" tanya Seina.

"Karena aku mau benar – benar mau berubah. Aku mau memulai hidup aku yang baru.. aku mau nunjukkin ke kamu kalau aku akan berubah demi kamu dan anak – anak.." ucap Arga.

Seina mengalihkan pandangannya saat Arga menatap wajahnya. Perempuan itu berpura – pura memainkan ponselnya, menghindari tatapan Arga. ia masih belum bisa memaafkan Arga. masih ada secercah perasaan kecewa di dalam hatinya.

"Hari ini kamu pulang ke rumah kan?" tanya Seina.

"Sama kamu?" tanya Arga.

"Gak. Aku masih mau disini, aku masih butuh waktu untuk sendiri." ucap Seina.

"Tapi ka---."

"Aku izinin kamu nginap disini cuman untuk semalam, itu juga karena Naura." ucap Seina dingin.

"Kamu masih belum bisa Maafin aku ya? yaudah, aku pulang sekarang.. tapi aku akan kesini setiap hari, untuk melihat keadaan kamu dan Naura.. buah sama vitamin dari dokter jangan lupa di minum ya.." ucap Arga.

Arga bangkit dari tempat duduknya. ia melangkahkan kakinya meninggalkan kamar Seina. Tangis Seina pecah kala Arga menutup pintu kamarnya. Seina masih tak menyangka dengan fakta bahwa suami yang teramat di cintai, tega berselingkuh di belakangnya. Dalam lubuk hatinya, Seina masih mencintai Arga, namun Seina  belum bisa memaafkan kesalahan Arga. butuh proses untuk bisa menerima semuanya.

Kesempatan Kedua ( Under Revision)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora