Cincin.

1.4K 79 2
                                    

Arga bangkit dari tempat tidurnya saat melihat Seina sudah tertidur pulas. Dengan langkah pelan, Arga beranjak keluar dari kamarnya, turun ke lantai bawah.

Malam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Malam ini, tepat 5 tahun Arga dan Seina terikat dalam ikatan pernikahan. Arga sudah menyiapkan surprise kecil untuk Seina. Sebuah cake, buket bunga matahari dan cincin yang dibeli spesial untuk istri tercintanya.

Arga mengambil cake yang disimpan di kulkas. Arga menancapkan 5 buah lilin di atas Cake tersebut. Tak lupa, Arga juga menyalakan lilin tersebut, agar nanti mereka bisa tiup lilin.

Ketika semuanya sudah siap, Arga melangkah kakinya kembali, masuk kedalam kamar. Arga menyalakan lampu kamarnya, sebelum membangunkan Seina.

"Sayang.. bangun dulu deh.." ucap Arga sambil mengguncang tangan Seina.

"Apa sih mas? Aku baru tidur sebentar loh.." ucap Seina dengan mata masih terpejam.

"Sebentar doang.. habis itu tidur lagi.." ucap Arga.

Seina mengerjakan matanya, menetralkan cahaya yang masuk kedalam matanya. Tatapannya berubah saat melihat Arga membawa sebuah cake dan buket bunga matahari.

"Ini maksudnya apa?" tanya Seina bingung.

"Kamu lupa? Hari ini anniversary kita yang ke 5 tahun loh.." ucap Arga.

Seina melihat tanggal yang ada di layar ponselnya. Benar. Malam ini tepat 5 tahun mereka menikah. Tumben sekali Seina melupakan tanggal penting seperti ini. Biasanya, Seina yang selalu mengingat tanggal - tanggal penting seperti ini, sedangkan Arga terkadang suka melupakannya.

"Oh iya.. maaf ya, aku lupa.." ucap Seina tak enak.

"Gapapa, aku ngerti kok.." ucap Arga.

Seina mengubah posisinya menjadi duduk.  Seina dan Arga memejamkan mata, bersiap meniup lilin. Seperti biasa, sebelum meniup lilin, Seina dan Arga berdoa terlebih dahulu.

Fiuh.

"Happy anniversary yang ke 5 tahun sayang.. semoga kita bisa selalu bahagia, kita selalu sehat, kita selalu bisa lewatin semua masalah rumah tangga kita sama - sama.."

"Amin.. aku juga berharap semoga kita bisa selamanya seperti ini, sampai maut yang memisahkan kita.." ucap Seina sambil tersenyum.

"Terimakasih sudah menjadi istri dan ibu yang baik untuk aku dan seina.. terimakasih karena sudah mau bertahan di sisi aku sampai detik ini.. terimakasih sudah selalu sabar sama aku, dari awal aku kasar sama kamu sampai kita di titik ini.. aku sayang sama kamu Sein.." ucap Arga sambil menatap mata Seina lekat.

"Aku juga mau bilang terimakasih ke kamu.. terimakasih karena sudah membuktikan ke aku kalau kamu bisa berubah, dan terimakasih karena sudah membuat aku yakin kalau aku gak salah menerima kamu sebagai suami untuk aku dan ayah untuk anak - anak aku.. aku juga sayang sama kamu, mas.." ucap Seina sambil menatap Arga dengan mata berbinar.

"Udah ya, jangan nangis.. sekarang kita potong kue aja.." ucap Arga.

Seina memotong cake yang ada di tangan Arga.. Seina menyuapi potongan cake itu ke Arga. Arga pun melakukan hal yang sama, menyuapi sepotong cake ke Seina.

"Oh iya, selain beli bucket bunga, aku juga beliin kamu sesuatu.." ucap Arga.

"Apalagi, mas?" tanya Seina.

Arga mengeluarkan kotak merah dari saku celananya, membuka kotak itu di depan Seina. Seina terdiam takjub. Sudah lama dirinya menginginkan cincin itu. Namun belum juga perempuan itu beli, karena menurutnya uangnya sayang jika harus dibelikan cincin. Lebih baik uangnya di tabung.

"Ini buat aku?" tanya Seina.

"Iya dong, buat istri kesayangan aku yang cantik ini.." ucap Arga.

"Kamu tau darimana kalau aku suka cincin ini?" tanya Seina.

"Dari Kayla.. jadi kemarin pas aku ke butik kamu, sebelum aku balik ke kantor, aku samperin Kayla dulu, aku tanya kamu lagi mau apa.. terus Kayla bilang kalau kamu lagi mau cincin, tapi belum sempat kamu beli, karena menurut kamu itu terlalu mahal.." ucap Arga.

"Sayang uangnya tau mas, mendingan uangnya ditabung, untuk masa depan.." ucap Seina.

"Kan aku jarang kasih kamu barang mahal kayak gini.. sesekali aku bikin senang istri aku gapapa dong? Uang kan bisa dicari lagi, sayang.." ucap Arga.

Seina memeluk tubuh Arga erat. Air mata terkumpul di pelupuk matanya. Seina tak menyangka bahwa Arga akan seniat ini menyiapkan surprise untuknya.

"Makasih ya, mas.. kamu selalu berusaha untuk buat aku bahagia.." ucap Seina.

"Udah jadi tugas aku untuk selalu buat kamu dan anak - anak kita bahagia.." ucap Arga.

Seina melepaskan pelukannya. Arga  menyeka air mata yang membasahi pipi Seina.

"Kamu mau kado apa dari aku? Kamu kasih aku kado, masa aku gak kasih kamu kado.." tanya Seina.

"Aku gak minta apa - apa.. aku cuman minta kamu dan janin yang ada di kandungan kamu sehat.." ucap Arga.

"Aku serius, mas.." ucap Seina.

"Aku juga serius, Sein.. aku gak perlu kado.. lagian aku kasih kamu kado ikhlas, gak minta balasan dari kamu.." ucap Arga.

"Kalau kayak gini aku gak enak dong, mas..  kalau mau sesuatu bilang ya, nanti aku yang beliin.." ucap Seina.

"Iya.." ucap Arga.

Arga mengeluarkan cincin dari kotak. Arga memasangkan cincin itu di telunjuk Seina. Cincin itu terlihat cantik di tangan Seina, cocok dipakai oleh Seina.

"Tidur lagi ya, udah malam.. besok kan kamu kebutik.." ucap Arga.

"Kamu juga tidur.." ucap Seina.

"Iya, aku tidur.. tapi aku mau masukin cakenya ke kulkas dulu.." ucap Arga.

"Yaudah, aku tidur duluan ya.. good night, mas.." ucap Seina.

"Good night, sayang.." ucap Arga sambil mencium kening Seina.

***

Gimana? Udah sweet belum nih mas Arga? Hehe..

Jangan lupa vote dan komen ya :) terimakasih..

Kesempatan Kedua ( Under Revision)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें