Manja.

906 53 4
                                    

Seperti ibu pada umumnya, malam ini Seina tengah sibuk menemani Naura belajar. Saat ini Naura tengah sibuk belajar, mengerjakan tugas sekolah yang diberikan oleh gurunya. Anak perempuan itu sudah semakin pintar, membuat Seina bangga dengannya.

"Buna, 7+5  hasilnya 10 bukan?" tanya Naura.

"Yakin hasilnya 10? Coba hitung lagi.." ucap Seina.

Naura menghitung kembali dengan jarinya. Kuncinya hanya satu, fokus. Jika Naura sudah fokus dengan hitungannya, pasti jawabannya tidak akan salah.

"12 ya buna?" tanya Naura.

"Good job, pintar anak Buna.." ucap Seina.

Naura menutup buku tulisnya. Ia kembali memasukkan buku tulis dan peralatan tulisnya ke dalam tas sekolahnya. Tugas sekolahnya sudah selesai di kerjakan.

"Buna, aku boleh tanya sesuatu gak?"

"Mau tanya apa cantik?" tanya Seina sambil mengelus rambut Naura sayang.

"Adik lahirnya kapan buna?" tanya Naura.

"Masih lama cantik.. masih tujuh bulan lagi, kenapa emang?kamu udah gak sabar ya?"

"Kalau adik udah lahir, buna sama ayah  tetap sayang sama aku gak?" tanya Naura sambil menunduk.

"Aku gak mau kehilangan buna sama ayah.."

Seina terdiam saat mendengar pertanyaan Naura. Perempuan itu syok, tak menyangka bahwa Naura akan berpikiran seperti itu. Hal seperti ini yang ia takuti jika Naura mengetahui kehamilannya. Ia takut Naura belum sepenuhnya siap menerima kehadiran adiknya. Reflek, ia langsung memeluk tubuh Naura erat.

"Hey, lihat mata Buna.. kamu gak akan kehilangan buna sama ayah kok.. sampai kapanpun, gak akan ada yang bisa gantiin posisi Naura di hati buna sama ayah. Buna sama ayah akan tetap sayang sama Naura kok, walaupun nanti Naura punya adik.. Naura gak boleh berpikir seperti itu lagi ya.. kan kalau Naura punya adik, nanti Naura punya teman main.." ucap Seina.

"Janji ya buna? Buna sama ayah akan selalu sayang sama Naura.. buna sama ayah harus selalu ingat sama aku.." ucap Naura sambil mengangkat jari kelingkingnya.

"Janji.. sampai kapanpun buna dan ayah akan selalu sayang sama Naura, akan selalu ingat sama Naura. Naura kan anak kesayangan buna sama ayah.." ucap Seina sambil menautkan kelingkingnya dengan kelingking Naura.

"Naura sayang buna.."

"Buna juga sayang sama Naura, sayang banget.."

Entah mengapa, sejak Naura tau bahwa Seina tengah hamil, Naura bersikap lebih manja dan lebih sensitif dengan Seina.  Naura seolah takut kehilangan perhatian dan kasih sayang Seina, saat adiknya lahir nanti.

"Sekarang kita bobo yuk, udah malam sayang, besok kan kamu harus sekolah.." ajak Seina.

"Ayo Buna, tapi aku mau bobo dikamar buna ya.. boleh kan buna?" ucap Naura manja.

"Boleh, sekarang kita samperin ayah dulu ya.." ucap Seina.

Seina dan Naura bangkit dari tempat duduk mereka. Keduanya melangkahkan kaki ke arah ruang kerja Arga. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Naura langsung membuka pintu ruang kerja Arga, memperlihatkan Arga yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Ayah masih banyak kerjaan ya?" tanya Naura.

"Masih sayang.. kamu udah mau bobo ya sama buna?" tanya Arga.

"Iya ayah.. aku bobo duluan ya sama buna.. selamat malam ayah.." ucap Naura.

"Selamat malam.. selamat tidur ya sayang, jangan lupa baca doa dulu sebelum bobo.. oke?" ucap Arga.

"Cium ayah dulu dong.." lanjut Arga.

Naura mendekati Arga. Arga membungkuk , menyamai tingginya dengan Arga. Setelah itu, Naura pipi Arga.

"aku sayang ayah.."

"Ayah juga sayang sama Naura.." ucap Arga sambil mengelus pipi Naura sayang.

"Aku temenin Naura tidur dulu ya mas.. habis itu aku kesini lagi, temenin kamu lembur.." ucap Seina.

"Gak usah, kamu tidur aja.. kamu kan juga pasti capek dari tadi nemenin Naura main, ngajarin Naura belajar.." ucap Arga.

"kamu mau aku buatin minum dulu, teh atau kopi? Sebelum aku tidur.." tanya Seina.

"Gak usah sayang, nanti aku buat sendiri aja kalau aku mau minum.." ucap Arga

"Yaudah, aku tidur duluan ya.. good night mas.. jangan tidur malam malam, nanti kamu sakit.."

"Iya, habis kerjaan aku selesai, aku langsung tidur.. Good night, istri ku.."

Seina membawa Naura keluar dari ruang kerja Arga. Keduanya masuk ke dalam kamar. Naura langsung naik ke atas kasur, mengambil posisi ditengah. Perempuan itu menarik selimut hingga menutupi dadanya.

"Selamat tidur Buna.." ucap Naura.

"Selamat tidur cantik.." ucap Seina sambil mencium kening Naura.

"Selamat tidur adik.." ucap Naura sambil mencium perut Seina.

"Selamat tidur Kaka cantik.." ucap Seina menirukan suara anak kecil.

Seina mematikan lampu kamarnya, di ganti dengan lampu tidur. Perempuan itu mengelus punggung Naura, agar Naura cepat tidur. Setelah memastikan Naura sudah tertidur pulas, barulah Seina memejamkan matanya.

***

Jangan lupa vote dan komen ya.. terimakasih :)

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan :)

Kesempatan Kedua ( Under Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang