32. Taman Surga

Mulai dari awal
                                    

Masih tidak ada jawaban dari Syaa.

"Sayangggg, kenapa?" lanjut Alfar.

"E-eh iyaaa mass gimana?" tanya kembali Syaa.

"Gini-gini, kamu kan udah lama nggak usg kandungan, nah mau kapan?" jawab sekaligus tanya Alfar.

"Nanti aja yaa mas, aku lagi males ke rumah sakit." jawab Syaa.

"Siapp deh sayangg, inget dokter kandungan di rumah itu aku, jadi kamu harus patuh terhadap dokter Alfarizqi." jelas Alfar.

"Siappp Pak Dokter Sayang," jawab Syaa, sambil memeluk.

Alfar keheranan tumben-tumbenan meluk erat kayak gini, biasanya dia nunggu di suruh buat meluk kayak gini.

Tidak lama kemudian, Syaa berbisik lirih.

"Mass, kalau aku nggak ada di dunia ini lagi, kamu mau lupain cinta kita mas?" tanya Syaa, membuat Alfar melepaskan pelukannya, dan menatap mata Syaa.

"Liat mata mas, kalau pun kamu nggak ada lagi di dunia ini, tapi kamu akan tetap ada di hati ini, kamu cinta pertama mas, yang bisa membuat mas lebih dekat dengan-Nya." Jawa Alfar.

"Ngehehehe, tapi nanti mas mau nikah lagi?" tanya Syaa kembali.

"Mau, karena mas tau kamu pasti nggak akan buat mas menderita karena kehilangan mu, tapi dengan syarat, ia harus memiliki salah satu sifat atau kebiasaan mu." tegas Alfar.

"Aaaa, sayangg sama mass, jangan tinggalin Syaa yaa mas," ucap Syaa, sambil meluk.

"Enggak akan Sayanggg," jawab Alfar.

Di taman belakang yang sejuk, di situlah kedua air mata pasangan tersebut terjatuh, kicaun burung, syahdu nya udara, dan indahnya bunga telah menjadi saksi cinta mereka, termasuk Allah.

"Maaf yaa mas, bukan nya aku nggak mau USG, tapi aku nggak mau kamu tahu yang sebenarnya, aku takut kehilangan kamu mas," gumam Syaa.

Suasa hening yang di penuhi haru dengan percakapan tadi, Alfar berusaha membuka percakapan.

"Besok kita usg kamdungan kamu yaa Sayang, kasian pangeran kita nggak di lihat-lihat nanti mereka marah," ucap Alfar.

"Hmmm, b-bo-boleh mas," jawab Syaa.

"Kenapa? Ko jawab nya terbata-bata??" tanya Alfar.

"Enggak apa-apa Mas Sayangg," jawab Syaa.

"Yaudah, sekarang kamu istirahat, ayok," ucap Alfar.

Tanpa bicara Alfar menggendong Syaa, dan tanpa bicara Syaa pun tidak usik dan bergerak, ia terus menatap mata Alfar, mungkin kelak ia tidak akan bisa menatap nya lagi.

Alfar yang kebingungan dengan tingkah istrinya yang tidak seperti biasanya, membuat ia tidak tenang akan pikirannya.

"Sekarang kamu senderan dulu, mau di bacain surat apa?" tanya Alfar.

"Aku mau surat Yusuf yaa masa," jawab Syaa.

"Tumben, biasanya minta nya An-nisa' mulu," tanya Alfar, kebingungan.

Goresan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang