Bab 5

30 6 9
                                    


Di lain tempat, cowok tinggi yang baru masuk ke dalam kamarnya tampak memikirkan sesuatu. Sesekali mengerjapkan mata, apakah dia tidak salah lihat tadi?

Setelah turun dari motor besarnya, Arka melepas helm dan masuk ke dalam Alfamart. Matanya langsung tertuju pada gadis yang sedang berbincang dengan pria berpakaian rapi, seperti manager.

"Ayla?"

Gadis bernama Ayla itu setengah kaget melihat Arka yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Tubuh Ayla menegang, apakah cowok itu mendengarkan yang ia bicarakan? Ah, semoga tidak, batinnya berharap demikian.

Merasa tak dihiraukan, Arka langsung pergi begitu saja. Tapi bukan Arka namanya jika tidak kepo. Cowok itu sengaja berkeliling di sekitar rak yang tak jauh dari Ayla dan pria itu berbicara, tujuannya adalah agar dapat mendengar percakapan mereka. Namun yang bisa dia dengar hanya sayup-sayup dan tak jelas.

"Benar Pak, saya di terima kerja di sini?!" Suara Ayla yang terlalu cempreng membuat Arka paham apa yang mereka bicarakan.

Ayla, kerja? batin Arka.

Ia masih menatap ke arah mereka lalu kemudian dua orang itu beranjak keluar.

Rasa ingin tahu Arka semakin menjadi-jadi, dengan gerakan cepat ia mengambil barang yang ingin dibelinya dan membawa ke kasir. Setelah membayar, Arka keluar dan menoleh ke kanan kiri namun tidak menemukan keberadaan gadis dan pria itu.

"Ck. Mereka ke mana lagi, perginya?" decak Arka frustasi. Tidak salah kalau cowok itu menyukai sup wortel, matanya yang begitu tajam kembali menemukan Ayla dan pria itu masuk ke dalam kafetaria di sebelah Alfamart. Tanpa berpikir panjang, Arka segera menyusul.

Baru saja kakinya hendak melangkah masuk, pria yang bersama Ayla keluar dan berpapasan dengannya. Arka sempat tersenyum ramah, lalu agak menepi agar pria itu keluar lebih dulu. Tak melewatkan banyak waktu Arka segera masuk. Benar, Ayla tengah duduk sambil memainkan ponselnya di sudut kafetaria, segera ia menghampirinya.

"Ketemu lo lagi," kata Arka sambil menarik kursi lalu menduduki.
Ayla yang menyadari itu suara Arka langsung mematikan layar ponsel dan menatap cowok di hadapannya tak suka. "Lo ngikutin gue?" tuduhnya menunjuk Arka.

Yang ditunjuk hanya tersenyum seraya menurunkan jari telunjuk Ayla yang menunjuk ke arahnya. "Lah lo bikin gue penasaran, ya gue ikutin." Arka tersenyum tengil.

"Pergi!" usir Ayla segera.

"Jelasin dulu."

Ayla mengernyit. "Jelasin apa?"

"Ada apa lo sama om-om itu?" sarkas Arka kemudian tersenyum miring.

"Jadi simpanannya ya?"

"Otak lo nggak beres ya?" tanya balik Ayla lebih sarkas.

Arka mengangguk. "Beres kok. Cuma gue penasaran, ada hubungan apa lo sama om itu?"

"Penting buat lo?" Ayla menatap Arka tajam.

"Banget." Angguk Arka mantap.

"Pergi," usirnya lagi.

"Gue pergi, lo dibully," tantang Arka membuat Ayla merapatkan bibir.

"Gimana, mau?"

"Gue ...."

Belum sempat Ayla melanjutkan ucapannya, pria bernama Amir itu datang dan menyerahkan dua lembar kertas pada gadis itu. Pak Amir sempat mengerutkan dahi melihat Arka duduk di depan Ayla. Tapi ia ke sini bukan untuk itu.

"Maaf Ayla, saya masih ada urusan. Ini surat persetujuan untuk Ayah kamu, dan ini formulirnya. Kamu isi, besok atau lusa kamu berikan saya lagi," ucap Pak Amir lalu pamit keluar.

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Aug 21, 2020 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

Senjang yang DiperjuangkanTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon