34

484 135 7
                                    

"Yang kau anggap istimewa

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Yang kau anggap istimewa. Yang kau anggap pelengkap nyawa. Yang kau anggap sandaran jiwa terkadang adalah orang yang paling handal membuatmu kecewa"

🍁🍁🍁

"Kenapa tidak mengajak so eun?" Kim bum terdiam. Kenapa disaat ibunya berbicara harus dia yang di cari.

Sekarang dia harus menjawab apa?

Dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Yang telah lama diabaikannya selama ini.

Kim bum menatap sepatunya sejenak, lalu beralih pada pintu keluar pada kamar ini. Dia lebih memilih pergi, menghindar untuk saat ini dari pada dibingungkan pertanyaan oleh ibunya.

___________

Tiga hari telah berlalu, sejak kejadian itu So eun mulai menjauhi Kim bum.

Mereka menjalani hidupnya tanpa ada keterkaitan.

Tidak ada yang ikut campur.

Mereka berdua terlihat acuh saat bertemu.

Mungkin jika bertemu akan betatapan sebentar. Sedetik kemudian berpaling mencari objek lainnya. Tidak ada sapaan hangat pemanis.

Kim bum terus melangkah.

Mengabaikan sapaan dari siswi-siswi yang menyapanya di sekitar koridor.

Siswi-siswi menampakkan wajah kecewa tidak mendapatkan senyuman kim bum yang biasa tersungging manis.

Langkahnya cepat dan pasti menuju taman belakang.

Semakin lama melangkah, akan semakin banyak gadis yang mencari perhatiannya. Itu memuakan, dia sedang tidak mood untuk meladeni itu semua.

Si ramah kim bum menjadi si datar.

Begitu sampai dia mendekati tempat duduk yang kosong berada di tempat paling ujung taman.

Mengabaikan pandangan orang lain yang bertanya-tanya menatapnya, dengan santai dia duduk. Menatap depan dengan keheningan. Dengan pikiran yang terus berkelana jauh.

Dulu.

Kenapa harus ada kenangan yang membekas jika hanya  ada rasa sakit.

Jika diingat lagi, ada masa manis dan pahit yang hampir bersamaan.

Dulu dia juga seperti orang lain yang punya banyak mimpi untuk menuju bahagia. Segalanya selalu dia berikan untuk orang terkasih. Melakukan apa pun agar mereka bisa tersenyum lebar. Tapi apa imbalannya? Hanya persakitan yang selalu membekas meskipun tidak berdarah. Sudah cukup rasa sakitnya.

Dia tidak ingin lagi membuka hatinya. Tidak ingin melalui luka yang serupa. Sudah cukup masa kelamnya. Mereka benar-benar menenggelamkannya di lautan luka tanpa berniat membantu mengulurkan tangan padanya.

You my soulmate #Bumsso ☑️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant