Part 5

99 15 5
                                    

💕💕💕

"Kaki kamu sudah sembuh?"

Clara yang sejak tadi asyik menonton acara kartun di ruang tengah, sambil menikmati cemilan yang ada dipangkuannya, menoleh ke arah Irwan yang baru saja datang. Gadis cantik berwajah blasteran itu sejenak melirik ke arah kaki dan lengan sebelah kirinya yang di perban sebelum menatap pada lelaki yang baru saja bertanya kepadanya itu.

"Lumayan. Udah nggak sesakit kayak kemarin."

"Beritahu saya kalau masih sakit.”

Clara mengangguk kalem. Seulas senyum tipis terukir di bibir gadis itu, menatap lelaki berparas tampan yang saat itu sudah begitu rapi dengan baju koko, kopiah, dan sarung bermotif kotak-kotak yang membuatnya terlihat religius.

"Irwan, elo mau kemana?" tanya Clara menghentikan langkah Irwan yang hendak menuju pintu depan.

Irwan sejenak menoleh pada Clara. "Mau solat Isya berjamaah di masjid."

"Ooh." Clara manggut-manggut.

Lelaki itu kembali melanjutkan langkahnya, namun, lagi-lagi panggilan Clara membuatnya berhenti.

"Ada apa?" tanya Irwan yang kali ini berbalik mengarah Clara yang tampak canggung.

"Hm, gue... gue cuma mau bilang makasih. Makasih karena lo udah obatin luka gue kemarin.”

Clara tersenyum lembut menatap pada Irwan yang langsung mengalihkan pandangan ke arah lain. Tanpa mengatakan apapun, lelaki itu berlalu menuju pintu, dengan ekspresinya yang tidak terbaca. Namun, siapa pun tidak akan tahu jika sesuatu hal tiba-tiba mengusiknya saat ini. Sejak dia menatap senyuman gadis itu.

💕💕💕
                                                      

Clara menggoyang-goyangkan kaki kirinya, sambil duduk berselonjor di atas tempat tidur. Menatap ke arah betis hingga ke mata kakinya yang diperban, dengan senyumnya yang merekah. Gadis cantik yang memiliki tindik perak bermotif kupu-kupu di telinga sebelah kanannya itu, beranjak turun dari tempat tidur, melangkah ke arah jendela kamar dengan langkahnya yang sedikit pincang. Dilemparnya pandanagan ke arah bulan yang bersinar terang malam ini, dengan raut wajahnya yang sendu.

"Clara kangen sama Papi dan Mami. Maafin Clara, Pi. Maafin Clara karena udah ngecewain kalian. Ternyata apa yang Papi bilang, benar. Richard bukan laki-laki yang baik. Richard selingkuh. Selama ini, Clara yang buta oleh cinta Richard," gumamnya dengan air mata yang kembali berlinang menelusuri pipinya.

Clara langsung menghapus air matanya dengan kasar. "Tapi, kalau aja Papi nggak ngotot mau ngejodohin Clara, Clara nggak akan kabur dari rumah. Papi nggak tahu apa, Clara nggak bisa hidup sama orang yang nggak Clara cinta. Clara nggak bisa, pi...."

Sesaat Clara terdiam, begitu mendengar sayup-sayup suara seseorang yang sedang mengaji yang terdengar dari luar kamarnya. Penasaran, dia melangkah keluar dari kamar dengan langkah yang tertatih. Suara lantunan ayat suci yang berkumandang sangat merdu itu, berasal dari lantai atas. Tepatnya kamar Irwan. Meski ragu, gadis itu menaiki anak tangga dengan sedikit bersusah payah hingga langkahnya berhenti tepat di depan pintu kamar yang pada saat itu terlihat tidak tertutup rapat.

Dari celah pintu yang sedikit terbuka, Clara menyaksikan Irwan mengaji di dalam sana. Bukan hanya memiliki suara yang merdu, lantunan ayat suci yang dikumandangkan lelaki itu terdengar begitu fasih dan mampu membuat siapapun terhanyut saat mendengarnya membaca ayat demi ayat Alqur’an. Tanpa sadar, seukir senyum kagum terbit dari bibir merah Clara, menyaksikan pemandangan indah yang tidak jauh dari hadapannya itu.

💕💕💕

                                                             

KUPU-KUPU CINTAWhere stories live. Discover now