Part 3

75 16 2
                                    



💕💕💕

Clara yang mendengar ucapan Irwan, hanya tertegun. Tidak menduga jika lelaki itu tahu bahwa dia hanya pura-pura tidur. Rasanya dia benar-benar ingin menenggelamkan dirinya ke dalam Sungai Amazone saat ini. Belum lagi, suara perutnya yang sejak tadi tidak bisa berkompromi, sangat memalukan sekali.

Namun, karena tidak ingin tampak konyol, Clara tetap melanjutkan sandiwaranya. Kali ini adalah sandiwara bangun tidur.
Gadis berambut panjang sepunggung ini, menggeliat dari tidurnya, menguap beberapa kali, kemudian memandang bingung sekelilingnya, seakan-akan terlihat seperti benar-benar bangun tidur.

"Gue dimana?"

Mbok Marni yang melihat Clara sudah bangun, kini tersenyum senang. Sementara itu, Irwan hanya diam menatap Clara yang sudah bangun, dengan wajah tanpa ekspresinya.

"Kalian siapa? Ka-kalian mau nyulik gue, ya?" Clara pura-pura memasang reaksi penuh waspada sambil menatap tajam Irwan dan Mbok Marni bergantian. "Ngaku! Ka-kalian pasti nyulik gue, kan? Ke-kenapa coba gue bisa ada di sini?"

"Tidak, neng. Kami sama sekali tidak memiliki niat seperti itu," ujar Mbok Marni memberi pengertian. "Saya Marni, pembantu rumah tangga di rumah ini. Dan yang ini…." Mbok Marni menoleh pada Irwan. "Ini den Irwan, pemilik rumah ini. Seseorang yang kemarin malam menolong neng, saat neng cantik  pingsan di depan rumah."

Clara lalu menatap Irwan dengan pandangan menyelidik tajam, tepat saat itu pula, Irwan memalingkan pandangan ke arah lain seakan berusaha menghindari tatapan gadis itu.

"Beneran, kalau elo yang nolongin gue? Masa sih? Yakin bukan karena modus?"

Dituduh seperti itu, membuat raut wajah Irwan berubah serius. Namun, laki-laki itu tetap tidak memandang ke arah Clara dan memilih menatap pada tempat lain.

"Kamu kemarin berlarian dan terlihat ketakutan, lalu tiba-tiba berlari ke arah mobil saya yang akan memasuki halaman. Kamu pingsan dan dengan sangat terpaksa saya bawa ke sini."

Clara yang mendengarnya manggut-manggut. "Oh, begitu? Gue pikir elo cuma modus doang. Secara, 'kan, laki-laki zaman sekarang lebih banyak modusnya. Alasannya sih, sok-sok nolongin, tapi ternyata punya niat lain dibalik semua itu."

Kata-kata Clara barusan begitu mengusik Irwan. Kali ini diberanikannya menatap wajah gadis cantik itu langsung.

"Kalau begitu, beritahu alamat kamu secepatnya supaya saya bisa mengantar kamu pulang dan tidak membiarkan kamu lama-lama berada di rumah saya."

Clara langsung gelagapan. "Gu-gue nggak punya rumah."

"Apa?" seru Irwan tampak terkejut. "Bagaimana mungkin—"

Kruyuk. Kruyuk. Kruyuk.

Clara menggigit bibir bawahnya sambil berusaha tersenyum. "Maklum, udah dua hari belum makan," ujarnya sambil mengusap-usap perutnya dengan ekpresi tanpa dosa.

Irwan menghela napas kesal, lalu memilih pergi dari kamar tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Neng makan ya, kebetulan tadi simbok udah nyiapin makan siang buat neng cantik," ujar Mbok Marni yang langsung menaruh satu baki yang berisi makan siang ke hadapan Clara  yang tadi memang sengaja disiapkannya.

Clara tersenyum sumringah, menatap perempuan paruh baya yang terlihat sangat baik padanya itu. "Makasih, Mbok."

Clara memulai makan siangnya dengan sangat lahap, di depan Mbok Marni yang hanya tersenyum geleng-geleng kepala memperhatikan Clara yang sedang makan.

"Nama neng cantik siapa?" tanya Mbok Marni beberapa saat kemudian.

"Clara, Mbok," jawab Clara sambil terus mengunyah makan siangnya dengan lahap.

KUPU-KUPU CINTAWhere stories live. Discover now