13. hurt

192 132 131
                                    

Happy reading♥

- Because I like the way it hurt -

"sampai kapan Ayah mau terus kaya gini, apa Ayah gak bisa lupain Gina?" Ucap Maya spontan sambil meteskan air mata.

"MAYA!!"

Ginanjar mengangkat tangannya ke udara bersiap untuk menampar putrinya, namun tidak ia lakukan.

Kesadarannnya menghilang sesaat dia sunguh kalut hingga hampir melayangkan tamparan pada putri kesayangannya. Astagaa!

Maya sudah memejamkan mata sedari tadi saat melihat respon sang Ayah terhadap ucapanya. Tubuhnya bergetar ketakutan, mengingat apa yang terjadi padanya dahulu, respon Ginanjar sama seperti saat dia kehilangan Gina.

"kita bicara nanti di rumah, senyumlah, banyak orang yang nanti akan melihatmu" Ginanjar berjalan meninggalkan Maya sendirian diantara luasnya koridor yang sepi.

"gak usah pake wig, cepet Ayah gak mau sampai yang lain menunggu"

Maya mendengus seolah dirinya berhasil mengeluarkan isi hatinya pada sang Ayah. Dia menjatuhkan dirinya ke lantai koridor, ternyata dirinya terlalu lemah untuk menghadapi Ginanjar. Hatinya sakit bila mengingat kejadian 9 tahun lalu. sang Ayah belum sepenuhnya membuka hati.

Maya menahan tetesan air mata yang ingin jatuh melewati pipinya, dia menguatkan diri beruntung sang Ayah tidak menamparnya tadi. Maya menarik nafasnya dalam-dalam, saat ini ada situasi yang harus ia hadapi. Lu bisa May!!

Tringg

4 New massage
Lan b*bi
thank duitnya, tar gue ganti kalo dah dikasih sama ibu Negara yah
Cayang Maya deh

Ion +
lu dimana?, gue gak liat lu bareng om tadi

Biaaann
May dimana? Apa perlu gue susul?

Bang Gib
lu gak di apa apain kan dek?

Maya terkekeh kecil, empat lelaki ini selalu saja berhasil membuatnya tertawa. Beruntung dirinya memiliki kakak dan ketiga temannya yang selalu ada dibelakangnya. Si Gibran pake nanya gitu asem banget dasar, giliran dikasih kode suruh ikut gak mau.

***

Maya berjalan ke tempat para tamu berada, dia menunjukan senyum indahnya kepada semua orang. Ratu drama mungkin sematan yang cocok untuk Maya, dengan mudahnya dia membalikan wajah sedihnya.

Benar, berpura-pura adalah keahlian semua orang, dengan begitu mereka bisa bertahan untuk rasa sakitnya. Meskipun mereka tahu itu semua hanya menambah luka besar di hatinya.

Maya membuat semua orang terpukau melihatnya. mereka sangat tahu, pantang bagi keluarga Ginanjar memotong rambutnya sependek itu.

Bahkan para pekerja wanita pun diharuskan berambut panjang. Sampai saat ini mereka pun tidak mengetahui untuk apa tujuannya.

"lu gila, mana wig lu?" Bisik Gibran sambil menyenggol-nyenggol bahu Maya.

"bokap yang suruh gue lepas wignya bego"

Maya mengedarkan matanya keseluruh penjuru ruangan, mencari sosok kedua sahabatnya. Sebenarnya itu hanya alasannya dia hanya ingin melihat bagaimana reaksi semua orang tentang dirinya. Pasti lagi julidin gue nih.

Maya menggerakan jarinya berusaha mengubungi kedua temannya itu.

"benar, itu putri bungsu saya Maya Putri Ginanjar"

between usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang