TWENTY

647 58 3
                                    

"OH MY GOD!!!"

Kinanti dan Dhea yang tengah asik mengerjakan tugas kini langsung mendekati Ardha.

"Why budd?"

"Kevin ngajak gue ketemuan malam ini di taman itu loh. Kebetulan di taman itu kan ada pasar malam." ujar Ardha sangat senang.

"Bagus kalo gitu, lo bilang semua yang mau lo bilang sama dia. Gue yakin, dia mau minta maaf sama lo." ucap Kinanti.

"Kayaknya sahabat kita harus di make over dulu nih." selidik Dhea dengan tatapan sinis yang mencurigakan.

Ardha menatap sahabatnya itu bergantian. Lalu Kinanti mendorongnya mundur, Dhea mengambil pakaian yang ada di lemari Ardha dan mengambil satu persatu pakaian yang cocok untuk Ardha.

"Ini ga."

"Ga."

"No."

"Yang ini juga engga."

Dhea berulang-ulang kali mencocokkan pakaian tersebut pada Ardha. Dan sampailah pada dress merah sedengkul.

"Gue cuma mau ketemu sama Kevin, bukannya mau ikut pesta!"

"Lo diem aja deh Ar, cepetan sana ganti abis itu balik lagi." suruh Kinanti.

Mau tak mau ia mengenakan dress itu, setelah selesai menggantinya. Dhea dan Kinanti langsung menyeretnya ke meja rias. Kinanti yang ahli dalam bidang per-make-up-an turun tangan atas ini, ia mendandani Ardha tapi tidak terlalu berlebihan.

Dengan sekejap mata Kinanti telah usai melakukan tugasnya. Ardha melihat dirinya di cermin. Sangat berbeda dari biasanya. Malam ini ia terlihat cantik. Dhea pun menyuruhnya menggunakan sepatu high heels berukuran tujuh cm. Ardha langsung membulatkan matanya.

"Gue mana bisa pake sepatu setinggi itu Dheaaa, bisa jatoh gue."

"Terus kenapa lo beli sepatu setinggi ini kalo lo ga bisa pake nya?" tanya Kinanti.

"Iseng, suka aja lihatnya." Ardha memperlihatkan sederet putih giginya.

"Hmm, okey." Dhea mencarikan sepatu untuknya dilemari Ardha. Ia menemukan sepatu yang kali ini cocok di mata Ardha, ber-high tidak terlalu tinggi.

Dhea dan Kinanti ber-tos ria, kencan untuk memperbaiki hubungan Ardha dan Kevin pasti berjalan sempurna. Apalagi Ardha yang malam ini begitu terlihat.... cantik.

"Kevin jemput lo kan?"

Ardha menggeleng, "Dia udah pesen taksi online buat gue, bentar lg katanya datang."

✏✏✏

"Lo gapapa gue tinggal?"

Ara melepas seatbeltnya, "Aku udah gede, fisikku hari ini fit kok, aku juga udah minum obat."

"Lo hati-hati ya." ucapnya setelah Ara turun dari mobil.

Ara tersenyum lalu mengangguk, ia pun pergi sendiri menikmati pasar malam disini. Sedangkan Kevin berlalu menuju tempat yang ia janjikan pada Ardha, kali ini Ardha datang lebih dulu darinya.

"Udah lama?" tanyanya agak sedikit canggung, karena belakangan ini mereka sempat lost communication.

"Sekitar lima belas menit yang lalu sih."

Keadaan kembali hening kecuali musik-musik yang berada di pasar malam itu.

"Dhan."

"Kev."

Mereka pun saling memandang, kenapa jadi lebih canggung seperti ini?

"Lo dulu deh."

"Ladies first."

Ardha mengulum senyumnya, "Udah lama kita ga gini ya, lo sibuk mulu sih."

Kevin hanya menampilkan sedikit senyumnya.

"Maafin gue ya Dhan, bukannya gue ga perduli sama lo tapi gue ada urusan yang lebih penting."

Ardha mengangguk, "Gue paham kok, gapapa gue udah maafin."

"Soal perjodohan...."

Raut wajah Ardha berubah total menjadi datar, saat ini ia memandang Kevin dan menunggu perkataan selanjutnya.

"Perjodohan gue masih berlanjut Dhan, apalagi gadis yang jadi jodoh gue itu belum lama ini mengidap gagal jantung. Bokap gue sama bokap dia malah ingin mempercepat perjodohannya. Tapi lo tenang aja, gue akan urus semuanya. Lo tau gue cinta banget sama lo Dhan, gue ga mau pergi dan gue juga ga mau lo pergi."

Ardha menggenggam tangan Kevin lalu tersenyum, "Gue ngerti perasaan lo. Namun jika lo mau pergi, gue ga akan ngelarang lo."

"Please Dhan, lo jangan cepat nyerah kayak gini. Kita berjuang sama-sama untuk membatalkan perjodohan gue. Gue yakin kita bisa Dhan!"

Ardha tersenyum walau di hatinya kini sedang remuk, walau bagaimana pun keputusan orang tua pasti tidak bisa diganggu gugat.

"Tapi lo tau kan mana yang harus di prioritaskan?" Ardha bertanya pada Kevin yang akhirnya tersenyum dan mengangguk.

Mendengar itu, Ardha sedikit lega. Walaupun harapannya pada Kevin hanya tinggal seujung kuku.

"Lo kesini naik mobil?" tanya Ardha untuk mengisi pembicaraan.

Kevin mengangguk.

"Kenapa ga jemput gue? Kenapa lo malah nyuruh gue naik taksi online?"

Kevin menceritakan bahwa ia pergi dengan seorang gadis yang dijodohkan dengannya, karena untuk saat ini Kevin tidak bisa pergi kemana-mana kecuali dengannya. Tapi bukan masalah bagi Ardha, ia malah ingin mengenal gadis itu. Apalagi setelah Kevin bercerita jika gadis itu sedang sakit.

Kevin bersama Ardha mencari keberadaan Ara di pasar malam, hingga menemukan Ara yang sedang membeli popcorn.

Begitu Ara berbalik dan melihat Kevin serta Ardha, raut wajah Ara yang terlihat bahagia tadi tiba-tiba pupus.

"Ra, ini pacar gue." kenal Kevin.

"Ardha."

Sebelum membalas jabat tangannya, Ara menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Tiara." jawabnya, sinis. "Ya udah, pulang ayo. Udaranya makin dingin." lanjutnya, Ara pun berjalan lebih dulu menuju mobil.

Ara memilih duduk di belakang mereka tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Sedangkan Kevin yang menyetir sedari tadi mengawasi Ara di balik kaca spion tengah.

"Mau gue antar lebih dulu Ra?"

"Ga."

Lalu perhatiannya kembali pada cewek yang duduk di sampingnya, "Kamu gapapa pulang lebih dulu yang?"

Ardha tersenyum, Kevin membalasnya dengan mengusap puncak kepala Ardha.

"Hati-hati ya." ucap Ardha setelah sampai di halaman rumahnya, ia melihat Ara yang berpindah posisi duduk ke depan, Ardha berusaha membuang pikiran yang tidak-tidak.

Jalanan kota malam ini cukup sepi karena hujan datang tanpa diundang. Kevin menyalakan radio mobilnya untuk mengisi suasana keheningan.

"Berisik! Matiin!"

Seketika itu Kevin langsung mematikan radionya, cukup aneh baginya, Ara yang periang kini berubah menjadi dingin.

"Ra,"

"Aku ngantuk." Ara mengalihkan pandangannya ke jendela kiri.

Kevin menghela nafas, setidaknya hari ini ia sudah memperbaiki hubungannya dengan Ardha.

[A/N]

Ada apa dengan Ara?

Follow Us on Instagram:

@putrijolorr

@queemon_story

Follow me on wattpad:

putrijolorr

Ketua Kelas vs Bendahara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang