TWELVE

1.9K 99 4
                                    

"Lo yakin ga mau terima kesempatan emas ini?" tanyanya sekali lagi untuk benar-benar meyakinkan Ardha.

Ardha mengangguk, "Iya kak, aku cukup jadi bendahara kelas aja. Ga terlalu berat dan juga ga banyak mengganggu pelajaran."

Damar tersenyum manis, membuat jantung Ardha makin berdegup kencang.

"Ar, lo bener ga pacaran sama Kevin kan?" tanya Damar, agak sedikit ragu dengan pertanyaannya kali ini.

Ardha mengernyit lalu tersenyum, "Ngga, kan aku tadi udah bilang."

Damar membenarkan posisi duduknya, menghela nafas sejenak kemudian tersenyum hangat. Hari semakin beranjak sore, mereka pun memutuskan untuk berlalu dari cafe Zamrud.

"Bareng aja, gue iringin ya pulang nya." tawar Damar pada Ardha yang dibalas dengan gelengan yang begitu cepat.

"Ga usah kak, aku bisa pulang sendiri kok."

"Gapapa, sekalian gue pengen tau rumah lo." ucapnya sambil menggenggam tangan Ardha, "Yok."

✏✏✏

"Sampai bertemu besok." ucapnya sambil membunyikan klakson mobil dan segera pergi dari halaman yang cukup luas ini.

Ardha memutar balikkan badannya untuk menuju pintu depan, sungguh! Ia baru bisa bernafas lega tanpa adanya rasa sesak karena jantung yang terus berdegup makin cepat.

"Kenapa lo senyum-senyum gitu? Abis kesetrum kadal?" tegur seorang pemuda yang ternyata adalah abangnya sendiri yang baru pulang kuliah.

"Kesetrum cinta, bang." ucapnya sambil mengulum senyuman.

"BUCHEEENNNN." cibir Arga lalu meninggalkan Ardha lebih dahulu memasuki rumah.

Tak peduli apa yang dikatakan oleh abangnya itu, Ardha memasuki rumah dengan sangat gembira, layaknya anak kecil yang baru saja mendapat permen, cokelat dan juga balon.

Ia merebahkan tubuhnya di kasur king side miliknya setelah ia sudah membersihkan badannya. Ardha mengecek ponsel yang sedari tadi berdering tanpa sama sekali ia pedulikan. Notifikasi chat dari Damar pun terlihat.

Damar:
Udh mndi?

Dengan segera Ardha membalasnya secepat kilat tak lupa ia untuk bersorak gembira terlebih dahulu.

Ardha:
udh kak.

Belum ada jawaban dari Damar, ia pun mengecek pesan chat lainnya. Tertera nama Kevin yang sudah mengirim chat sampai beribu-ribu dan puluhan panggilan tak terjawab.

Kevin:
P
P
P
Oi
Nyett
Hantu
P
P
P
Dmn oi
Gue bingung nih
Bu el nyuruh gue buat tugas ini, gue ga ngerti

Panggilan tak terjawab dari Kevin.

P
P
P
Q
R
S
T
U
V
A
B
C
Bendahara kelas ku tersayang, bantuin ya🤗
Oii
Dhan
Dhanii
Lo dmn sih
Lo lg ngapain sih?
P
P
P

Panggilan tak terjawab dari Kevin.

Ardha:
Gue di rmh.
Ga ush spam onta arab!

Tanpa perlu Ardha menunggu, chat yang baru saja Ardha kirim langsung menerima centang biru.

Kevin:
Hehe
Lo dr mn aja?
Gue ke rumah lo skrng ya, ini tugas penting.

Ardha:
Ntr mlm aja, abis isya.

Kevin:
Ok.

Ardha menutup layar ponselnya, sekejap ia menatap langit-langit kamar sebelum pandangannya berubah menjadi hitam.

Ketua Kelas vs Bendahara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang