SEVEN

2.2K 108 10
                                    

"Jadi gini Ar, gue mau tanya sama lo. Di dalam lubuk hati kecil lo itu, sebenarnya mau ga jadi bendahara OSIS? Disini, kami semua mengharapkan lo sebagai pengganti Kania yang akan pindah sekolah." tutur Jordie, selaku wakil ketua OSIS.

"Aku sebenernya....-"

"Gue tidak setuju!" ucap pemuda yang tak tahu kapan sudah berdiri diambang pintu.

Semua yang berada di ruang OSIS berdiri dan menatap ke arah pemuda yang sedang berjalan menghampiri mereka.

"Lo kenapa sih kayak maksa banget biar Dhani jadi bendahara OSIS?" ucap pemuda itu yang matanya menajam ke arah Damar.

"Lo sendiri kenapa maksa juga biar Ardha ga jadi bendahara OSIS? Biar Ardha yang nentuin jalan hidupnya, bukan lo!" jawab Damar yang sedikit terbawa emosi.

Ingin rasanya Kevin bergulat dengan Damar, namun tertahan karena Ardha segera membawanya ke luar ruangan. Ardha membawanya ke ruang kelas yang disana cukup ramai penghuninya. Ia meluapkan kekesalannya pada Kevin pada saat itu juga.

Kinanti dan Dhea yang melihat itu, langsung menghampiri Ardha yang sedang marah-marah pada Kevin.

"Ada apa ini?" tanya Kinanti.

"Lo kesambet?" sahut Dhea.

"Ini nih! Si kutu kupret ini! Lo mau apa sih dari gue? Hah?! Segala yang lo minta tadi udah mau gue turutin, sekarang apa lagi?!" kesal Ardha.

"Gue mau, lo jadi pacar gue." ucapan Kevin ini membuat seluruh yang berada di kelas menatap mereka.

Ardha yang bingung dengan ucapan Kevin barusan, ia langsung menarik lengan Kevin agar segera menjauh dari ruang kelas. Ardha meletakkan tangannya ke jidat Kevin.

"Kev, lo gapapa kan? Atau perlu gue panggil ambulance buat kesini?" ucap Ardha yang khawatir.

Kevin tersenyum simpul, "Ya gue gapapalah! Gitu aja udah baper." lalu ia tertawa puas.

"Ternyata, segalak-galaknya lo, lo itu gampang banget ya buat dibaperin." lanjut Kevin yang membuat Ardha mendengus kesal.

"Heh! Masih mending gue perhatian sama lo. Dari pada gue ga peduli dan sangat menelantarkan lo?"

Kevin tersenyum sinis mendengarnya, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Ardha. "Cie perhatian sama gue."

Ups! Sepertinya Ardha salah berbicara, ia terjebak dengan ucapan yang ia lontarkan sendiri.

"Pe-perhatian sama lo? Ogah!" jawab Ardha terbata-bata.

"Padahal tadi dia sendiri yang bilang, sekarang pura-pura lupa lagi. Cewek mah modal gengsi." gumam Kevin.

"Lo bilang apa?" tanya Ardha yang mendengar gumamman Kevin tersebut.

"Nenek pikun, lemot dan modal gengsi!" cibir Kevin yang membuat Ardha semakin tambah kesal.

Untuk tidak membuat kepala Ardha makin pusing, ia pun pergi meninggalkan Kevin sendirian.

"Eh, tunggu!"

Ardha berputar melihat Kevin yang ingin berbicara.

"Besok minggu, gue bakal ke rumah lo bawa Kayla!" teriak Kevin.

Ardha mendengus, "Terserah! Mau bawa satu keluarga lo juga gapapa!" Ardha melanjutkan langkah kakinya menuju kelas.

"Kalo bawa satu keluarga, berarti kita sedang ngadain acara lamaran dong!" teriak Kevin lagi yang masih terdengar oleh Ardha.

"BODO AMATT!" Ardha semakin geram.

Kevin terkekeh, ia berhasil menggoda bendahara yang super duper galak dan jutek itu. Tiba-tiba ponsel yang berada di dalam sakunya bergetar, segera ia geser icon warna hijau ke atas.

Ketua Kelas vs Bendahara [END]Where stories live. Discover now