FIVETEEN

1K 89 2
                                    

"Dek, ada Kevin di depan

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Dek, ada Kevin di depan." ujar Arga setelah memasuki kamar Ardha dan memergokinya sedang menonton drama Thailand. Entah kenapa akhir-akhir ini Ardha menjadi penggemar film-film Thailand.

"Bilang aja ga ada di rumah."

"Abang udah bilang tadi kalo lo ada dirumah."

"Ya bilang aja lagi tidur, ga mau di ganggu."

"Kalo lo ada masalah sama dia, mending selesain dulu biar ga tambah rumit masalahnya. Pokoknya bilang sendiri lah, abang mau main pe-es." ucapnya lalu meninggalkan kamar Ardha.

"Huh! Bilang gitu doang aja ribet amat." gerutu Ardha, mau tak mau ia harus menemui Kevin yang telah menunggu di beranda rumah.

"Kenapa?"

"Nih, seblak buat lo." ucap Kevin sembari memberikan sebungkus seblak ke Ardha.

Ardha melipat kedua tangannya di depan dada, "Buat apa?"

"Gue baca di google, katanya seblak bisa meredakan emosi para wanita. Dan ya, sekalian sebagai permintaan maaf gue."

"Gue ga suka pedes."

"Tadi gue udah bilang ke mas yang jual seblaknya, seblaknya dibuat jangan terlalu pedes untuk calon istri."

"Receh." Ia langsung memakan seblaknya itu di kursi yang telah tersedia di beranda rumah.

Kevin terus menatap Ardha yang sedang melahap seblak itu sambil tersenyum. Ardha menyadari perbuatan kekasihnya tersebut.

"Kenapa lo lihat-lihat?"

"Mandang pacar sendiri emangnya ga boleh?"

Ardha memutar bola matanya malas, "Gue maafin."

Dua kata tersebut sangat terdengar lega di telinga Kevin, setelah satu minggu didiamkan oleh sang pacar. Lagi-lagi Kevin terus menatapnya, sepertinya ada hal yang harus dibicarakan bersama Ardha, namun ia ragu.

"Dhan, gue di jodohin."

Uhukkk.

Suara dari kalimat itu terdengar seperti sambaran petir di telinga Ardha, dengan segera Kevin memberikan es cappucino padanya agar meredakan sedikit sakit di tenggorokkannya. Ardha menatap Kevin untuk menunggu pembicaraan selanjutnya.

"Ini semua permintaan bokap untuk menjodohkan gue sama anak rekan bisnisnya, gue ga bisa nolak. Tapi..." ucapannya terjeda.

"Tapi apa?"

Kevin menceritakan semuanya pada Ardha, bahwa calon tunangannya pun tidak setuju untuk dijodohkan. Dan saat ini, mereka sedang mencari cara untuk membatalkan perjodohan itu. Kevin menyarankan ide konyol dari Ara, sontak Ardha menggelengkan kepala.

"Lo gila? Apa kata mama-papa nanti kalo gue pura-pura hamil? Dan nama kita serta nama sekolah kita bakal hancur reputasinya."

"Ya, hanya itu yang bisa di lakuin. Ada ide lain?"

Ketua Kelas vs Bendahara [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن