7. Rose Wine

1.6K 183 28
                                    

Lucas berjalan di belakang Athanasia di dalam Burning Moon. Sesekali tatapannya menajam pada setiap laki-laki yang menatap gadis dihadapannya dengan pandangan nakal. Padahal, Athanasia tidak mengenakan pakaian seksi seperti kebanyakan wanita di dalam ruangan.

Saat ini Athanasia mengenakan dress merah lima centimeter di atas lutut. Sebenarnya dress ini model pundak terbuka, namun Athanasia menutupinya dengan kardigan panjang bewarna hitam. Pakaian yang sangat tidak cocok untuk dipakai ke bar.

Mau bagaimanalagi, Lucas mengancamnya akan melapor pada Claude jika dia mengenakan pakaian seksi. Laki-laki bersurai pirang itu benar-benar melarangnya pergi ke tempat seperti ini. Padahal Claude sendiri memiliki bar di USA.

"Oh, Athy!" Seseorang memanggilnya dari sisi kanan ruangan.

Dice duduk di meja bar dengan beberapa wanita cantik disekitarnya. Sudah bukan pemandangan yang mengherankan laki-laki itu dikelilingi oleh wanita-wanita berpakaian seksi di bar. Sebenarnya Dice bukan laki-laki yang suka menjalankan cinta satu malam, tapi dia memang sangat terbuka dengan gadis-gadis yang mendekatinya. Seperti saat ini contohnya.

Athanasia yang melihat itu segera berjalan mendekat, Lucas yang melihat gadisnya mendekat pada laki-laki itu hanya mengikutinya dari belakang. Beberapa wanita nakal yang berdiri disekitarnya menatapnya dengan menggoda, namun tatapan Lucas masih lurus pada Athanasia.

Mana mau dia dengan wanita asal-asalan? maaf-maaf saja, seleranya tinggi.

Setelah Athanasia datang semakin mendekat, Dice meminta wanita disekitarnya untuk pergi karena ia ada keperluan dengan Athanasia. Mendengarnya, mereka mengerti dan memilih untuk pergi, tidak lupa memberikan tatapan tidak suka pada Athanasia.

"Sudah berapa banyak yang kau singgahi?" Lucas duduk santai di kursi samping Dice yang kosong. Tatapan meremehkan dia layangkan pada laki-laki dihadapannya.

"Tidak tertarik," Dice menengus malas. Dalam hati jengkel dengan kata-kata Lucas yang seperti merendahkannya.

Walaupun dia sangat suka dikelilingi oleh wanita cantik, namun Dice sama sekali tidak pernah tidur dengan mereka. Sebagai seorang dokter yang paham dengan penyakit kelamin, dia memilih untuk tidak melakukannya dengan sembarang wanita yang mungkin sudah orang lain pakai.

Mana mau dia dengan bekas orang? dia menjaga tubuhnya sendiri dengan baik selama ini dari berhubungan seks. Bukan salahnya jika dia menginginkan gadis yang menjaga dirinya juga. Bahkan fakta hingga saat ini dia masih virgin tetap menjadi kebanggaannya.

"Kemana yang lain?" Athanasia yang kini ditarik oleh Lucas menatap Dice dengan kening berkerut.

Dice menggelengkan kepalanya, "Masih dijalan mungkin. Jannete tidak ikut, ada pertemuan dengan sesama dokter psikiater."

Athanasia yang mengerti hanya mengangukkan kepala. Tatapannya jatuh pada seorang bartender yang kini sedang mencampurkan alcohol ke dalam gelas sebelum mengocoknya dengan gerakan seperti tarian. Ketika dia menuangkan cairannya ke dalam gelas, api biru keluar dari dalam, sedikit membesar sebelum menjadi kecil namun masih tersisa di atas cairan.

"Wow," Athanasia tersenyum menatap takjub pada bartender itu. Walaupun sudah sering melihat, Athanasia tetap merasa terkesima.

Lucas mengerutkan keningnya, "Untuk apa kau tepuk tangan?"

Athanasia yang kini berada disamping Lucas menatap laki-laki itu dengan senyum yang masih terbit dibibirnya, "Dia keren kan."

Lucas mendengus.

"Tuan Lucas, Nona Athanasia, apa yang ingin anda minum hari ini?" seorang bartender lain dengan surai hitam datang mendekat.

Athanasia mengerutkan kening, sedikit bingung dengan apa yang akan dia minum hari ini, "Rose Wi-"

Obsession [Suddenly, I Became A Princess]Where stories live. Discover now