" Kamu baik-baik aja? "Tanya orang itu.

Orang yang menolong Lee merupakan seorang pria paruh baya yang terlihat berwibawa.

" Baik, pak"jawab Lee sembari ngos-ngosan.

"Kamu salah satu anak dari pengungsian itu kan? " bapak tersebut menyodorkan air mineral.

"Iya" jawab Lee seraya menerima botol air tersebut dan meminumnya.

"Istirahat dulu, kalo udah aman kamu ikut saya aja" Ucap pria itu.

"Iya, pak. Oh iya saya Ryan" Ucap Lee memperkenalkan dirinya dengan nama asli.

"Saya Nino" pria itu memperkenalkan dirinya.

Setelah situasi dirasa aman, Pak Nino mengajak Lee untuk ikut dengannya. Mereka pergi ke suatu tempat yang dulunya merupakan sebuah penginapan.

"Nah disini saya sama rekan-rekan tinggal sementara, ayo masuk"Pak Nino menyuruh Lee masuk.

Di dalam ada beberapa orang yang seusia Pak Nino dan juga ada yang masih muda tak berbeda jauh dari Lee.

"Kamu ikut sama Wahyu, nanti dia bakal kasih kamu baju ganti sama ngasih tau kamu sesuatu"ucap Pak Nino.

" Wahyu, anter dia!"perintah Pak Nino pada seorang pemuda.

"Ayo! "ajak Wahyu pada Lee.

Wahyu mengantarkan Lee ke sebuah kamar.

"Di lemari itu ada baju pake aja, abis itu saya ceritain tentang tempat ini"ucap Wahyu sambil menunjuk lemari.

" Oke, makasih. Gue Ryan"jawab Lee.

"Salam kenal" Wahyu tersenyum yang dibalas anggukan oleh Lee.

Beberapa saat kemudian, Lee keluar dari ruangan itu dengan pakaian berbeda. Ia kemudian menghampiri Wahyu yang menunggu tak jauh dari tempatmya.

"Ayo, kita ke atap sambil jaga"ajak Wahyu.

Mereka berdua pergi menuju atap sebuah bangunan

"Jadi, Pak Nino yang tadi sama lo tuh dia tentara juga" Wahyu membuka pembicaraan.

"Terus kenapa dia disini? "tanya Lee.

" Dia pura-pura udah mati karna dia gak suka sama petinggi negara dan gak mau di perintah sama mereka lagi"jawab Wahyu.

"Maksudnya? " Lee tak mengerti.

"Mereka yang di ungsikan ke Kalimantan itu belum tentu selamat. Disana memang aman dari mayat hidup tapi sebelum kesana mereka bakal di karantina dulu di markas besar"ucap Wahyu.

Ia menghela nafas sebentar sebelum melanjutkan.

"Menurut Pak Nino, mereka bukan di karantina tapi jadi bahan percobaan buat di tes apa mereka kebal virus ini atau ngga"lanjutnya.

Lee menatap Wahyu penasaran menunggu kelanjutan karena ia belum benar-benar paham.

" Mereka tes itu bukan buat nyari obat tapi karna orang yang kebal virus ini tuh tubuhnya bisa adaptasi sama virus dan malah bikin mereka seakan punya kekuatan super. Lo tau kan zombie susah banget dibunuh kecuali di kepalanya? "kata Wahyu.

Lee mengangguk menjawab pertanyaan Wahyu.

"Orang yang kena virus ini tapi gak berubah jadi zombie bakal kayak gitu, bedanya mereka masih punya kesadaran dan beberapa pihak militer mau manfaatin itu" Wahyu melanjutkan ceritanya.

"Apa gak ada yang nyegah itu?" Tanya Lee.

"Ada, tapi mereka juga gak punya bukti buat cegah itu semua apalagi mereka mengatasnamakan mencari vaksin dna kegiatan itu didukung langsung sama presiden walaupun sepertinya presiden pun enggak tau kalo sebenernya itu bukan buat vaksin"

"Masih banyak di pengungsian juga yang lagi nyari tau dan ngumpulin bukti buat ngelaporin ini. Mereka juga masih cari tau darimana virus ini asalnya dan siapa yang awalnya memcetuskan ide buat manfaatin orang kebal buat kepentingan militer"

"Apa semua pengungsi yang ke Kalimantan bakal kena percobaan itu? " Tanya Lee.

"Engga, mereka pilih orang yang masih muda dan sehat"jawab Wahyu.

" Kalian beruntung ada yang berhasil ngeyakinin Komandan kalo kalian gak perlu ikut kesana. Kalo enggak kalian pasti ikut di percobaan itu dan kalo kalian gak kebal, kalian berubah jadi kayak gitu"Wahyu menunjuk zombie yang ada di kejauhan.

"Alesan kita tetep disini kayak gak masuk akal, kita gak begitu jelas di kasih tau kenapa kita ditinggal"ucap Lee.

"Beruntung kalian, kita coba selametin sebanyak yang kita bisa tapi sulit. Tergantung orang yang bilang ke Komandan dan ngeyakinin dia kalo kalian dibutuhin disini dan ternyata cuman kalian yang bisa kita selametin. Kita harus cari temen-temen lo dan bawa mereka kesini"ucap Wahyu.

"Kalo temen-temen gue udah ada disini, kita harus apa? . Apalagi yang keluarganya pergi ke Kalimantan mereka pasti panik denger kabar ini"tanya Lee.

"Kalian kalo di bawa keisni bakal dianggap ilang sama pihak militer di pengungsian dan pas kalian balik kesana mereka bakal kirim kalian ke Kalimantan karena terlalu bahaya disini. Tapi kita punya rencana biar kalian bisa selamatin yang lain nanti disana"

"Rencana apa?"Lee penasaran.

"Rencananya belum bener-bener mateng, kita masih perlu persiapan. Sementara itu, kita harus kumpulin yang lain" jawab Wahyu terlihat muram.

Lee menghela nafas panjang, ia belum benar-benar bisa mencerna semuanya. Semuanya terasa terlalu membingungkan.

"Untuk sekarang kita gak bisa percaya sama siapa-siapa. Kita gak tau siapa yang berkhianat" Wahyu memberi pesan pada Lee.

Lee diam tak merespon ia hanya membiarkan otaknya mencerna semua ucapan Wahyu. Kebal virus? Jadi manusia super? Apa-apaan.

#flashback end

"Bisa ngomong bahasa manusia gak? Gak paham" Keluh El.

"Jadi keluarga gue yang gue kira udh aman tentram ternyata mah dalam bahaya?! "tanya El ngegas.

"Kemungkinan"jawab Lee.

" Sekarang gue harus gimana? "El panik.

" Kata Pak Nino kita harus nunggu orang dari Amerika yang bakal bantu selametin pengungsi di Kalimantan"jawab Lee.

"Mereka udah ada, gue sama mereka sebelum kecebur" Ucap Azel.

"Serius?!" Lee langsung berdiri kaget.

"Iya"jawab Azel.

"Bagus, kita tinggal cari yang lain terus nyusun rencana. Gue kasih tau yang lain dulu buat nyari temen-temen kita" Lee pergi untuk menghampiri yang lainnya.

Setelah kepergian Lee, El meremas rambutnya dan menghela nafas.

"Gak apa-apa El, nanti kita selamatin semuanya" Azel menenangkan.

"Aku tuh gak bisa temang, aku udh mikir cuman aku yang masih dalam bahaya ternyata disana juga masih. Aku punya kakak yang masih muda dan kemungkinan dia masuk ke percobaan itu, kalo dia kebal sih masih idup kalo enggak gimana? " El mengacak rambutnya.

"Jangan pesimis" Azel mengusap-usap punggung El.

El hanya bisa mengangguk, kini pikirannya berjalan-jalan memikirkan nasib keluarganya belum lagi teman-temannya juga entah dimana.

Dasar manusia, sudah diberi cobaan dengan adanya virus ini bukannya sadar malah makin ngadi-ngadi.

------------

If gaje im sorry, i sudah lieur Astagfirullah

Thank you semuanya, ily

SURVIVANTS (COMPLETED)Место, где живут истории. Откройте их для себя