Part 3 - Nona Maruk

21 10 4
                                    

Dari pada aku terus memikirkan grup ga berfaedah ini. Lebih baik aku buka dulu isi amplop coklat bermatrai yang sekarang lagi ku endus endus bagian depan dan belakangnya. Siapa tahu, aroma Alfin masih menempel di bekas genggamannya.

Hummmm. Mataku sedikit merem melek penuh kedramatisan yang sebenernya menjijikkan.
ternyataaa ga ada bau wangi apa apa. Padahal, Niken pernah bilang tangannya itu wangi banget dan kecium dari jarak 3 meteran. Kalo memang bener, bekasnyapun pasti kecium juga. Tapi mana? Huuhh Bulsyiitnyaaa itu bocah!

Wait!!! Duhhh iya si Maruk nagih bakso. Hadeeeuuuuh.

Tanganku spontan membuka layar hp lagi dan mau ga mau melewati grup wa kutu kupret yang sedang ku wanti wanti untuk menjauh. Tapi! Tetep aja nongol didepan mata dan ampuh bikin hati penuh dumelan ini dan itu. Jempol kananku masih lancar menarik layar turun kebawah mencari nama si Nona Maruk di pencarian dan ini dia!

~Aku Wanita Super
Hehh! Dimane lu gue pen pulang nih.

Ahh rasanya males banget liat wa. Tapi demi makhluk langka itu, gpplah sekali kali seumur hidup itung itung bikin orang bahagia. Kan katanya bisa berpahala. Bener ga?

~Niken Nona Maruk
Aula dpn. Gue lagi menikmati ketampanan bebebb Alfin 😋.

Membaca pesan itu, aku cuma bisa tersenyum pahit sembari berfikir jahat untuk memanas-manasi nona Maruk ini. Siapa tau ini bisa jadi hadiah terimakasih yang pas untuk Niken. HAHAHAHAAA...

~Aku Wanita Super
Otw ndul.

Bilangnya sih on the way,... Realitanya, aku masih sibuk dengan kertas putih ini. Dan ternyata ini adalah surat undangan beasiswa besok di ruang kepsek jam 11.00 begini isi suratnya;

Surat Undangan

No. Surat : -
Kepada Yth Bpk/ Ibu Wali murid
Di tempat.

Segala puji kami curahkan kepada Tuhan semesta alam. Dengan datangnya surat undangan ini, kami selaku pihak sekolah memberi penghargaan setinggi tingginya kepada Maemunah Ari Senjani, yang telah berhasil membawa nama baik sekolah di tingkat kabupaten pringkat pertama dalam perlombaan IPSI tahun 2020. Maka dari itu, kami mengundang ibu/bpk untuk dapat menghadiri pemberian beasiswa pada;

Hari / tanggal : Senin, 24 Agustus 2010
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Aula dan berkumpul di ruang kepala sekolah

Kami mengharapkan kesediaan ibu/BPK untuk dapat mewakili putra putrinya dalam penyerahan beasiswa berprestasi. Kurang lebihnya kami sampaikan mohon maaf dan terimakasih atas perhatiannya.

Ttd.
Kepala Sekolah

***

Ternyata sekolah masih inget soal aku ya ampuuun terharunya. Padahal perlombaan IPSI itu sudah berselang sekitar satu bulan yang lalu. Sempat berfikir buruk sebenernya, karena waktu hampir babak belur membawa nama sekolah, responnyapun kompak hanya memberi kata "Hebatt! Lanjutkan!" Dan senyum selesai. Padahal, piala Segede alium gambreng punyaku itu ikut diminta oleh sekolah dan aku cuma dapet versi kw-nya aja. Curang! Ahhh sudah lah yang penting mereka sudah ingat denganku begini aku sudah senang luarrr biasa.

Sekarang. Kita lanjut dengan misi pemanasan nona Maruk itu. Nyok gerak grak!

Aku berjalan menuju aula tempat yang sama seperti posisi awal aku menunggunya. Dia sedang membenahi aksesoris panggung di sekitar aula rupanya.

"Katanyaaa,... Lagi menikmati. manaa siiih? Wkwkwk" Sambutku yang membuat Niken menoleh seketika.

"Ahhh dia pulang njan baru aja" jawabnya sambil menekuk mukanya yang sedang terlihat lebih kucel dari biasanya. "Bantuin sini ihh biar cepet pulang...!"

Aku bergerak maju membantunya. Lagipula sepi juga disini karena hampir setengah penduduk sekolah ini sudah bermukim ke rumahnya masing masing. Termasuk Alfin.

Ku acungi jempol soal dekorasi yang Niken buat. Bagus sih. Tapi rupanya, setelah aku tanya Niken dia bilang "ini juga kerjaan bebebb gue dong. Baguskan??" Yups yang ia maksud lagi lagi Alfin Fatharino.

Saadiiiiiiis,... Udah tampan, friendly, kreatif pula! Besok apalagi nih?

"Abis dari mana emang lu?? Gue cariin juga" tanyanya sebelum aku bertanya lebih lanjut soal dekorasi ini.

"Tuuh dari ruang wakepsek!" Jelasku sembari duduk di pinggiran panggung.

"Wiiiiidddiiihhh si Alfin juga dari situ kan ya! Ko samaan sih." Labasnya

"Iya tuh, malah di tinggal berduaan sama pak Harto. Sialan!" Ocehku yang langsung di sambut dengan hunusan Niken kepadaku. Dia beranjak dari tempat berjinjitnya lalu mengkerutkan dahinya di hadapanku persis.

"Tunggu tunggu tunggu... Kok bisa sih(?)" balas si Nona Maruk

Hahaaa masuk juga kan kau keperangkapku nona Maruk. Batinku. Mulutku menahan tawa dari ekspresinya yang dungu itu. Tapi hati lebih luar biasa senang melihatnya begitu. Wkwkkk... Maaf ya Nik!

Aku menjawabnya hanya dengan tawa kecut sambil mengangkat alisku sebelah kanan dan menurunkan alisku yang satunya.

"Ihhhh.... Ceritaaainnnn!" Rengek Niken berkali kali badanku ia dorong dorong ke kanan dan kekiri, ke kanan lagi dan ke kiri lagi. Tapi percuma, yang dia dapat hanya tawa kecutku yang di sebar lebar lebar untuknya.

Nikenpun mengendus kesal.

"Ntar sambil makan" jawabku ga tega melihat ekspresinya yang lebih mirip cucian basi.

Niken tidak merespon. Dia kembali menyibukkan dirinya dengan dekornya yang sudah mulai terlihat rapihnya. Aku hanya diam menunggunya sambil mengangkat kaki kananku dan memainkan kuku tanganku yang lumayan panjang.

"Ayok! Udah kelar nih." Ajaknya memandangku dari depan pintu ruang OSIS yang sedikit lebih jauh.

"Woyy aku pulang duluan ya. Besok absennya jam 06.00 kan?" Cuitnya pada penghuni ruang OSIS.

Lagi lagi aku cuma menunggu nona Maruk yang banyak tingkah sambil berjalan ke arah pintu gerbang. Disusul Niken yang ga mau ketinggalan jadwal traktirannya. Haiiiihhhh dasar!

Mantenin COGANWhere stories live. Discover now