[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Samudra Adelio Cetta. Cowok tampan disekolah yang kehadirannya selalu didamba oleh semua perempuan.
Cowok beralis tebal, hidung mancung dan tatapan matanya yang tajam selalu mampu menghipnotis siapa saja yang melihatnya...
Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
***
Chapter 1
***
Pulang sekolah hari ini terasa sangat menyebalkan bagi seorang gadis yang saat ini terus-terusan menghentakkan kakinya berkali-kali dengan kesal di iringi segala umpatan dan sumpah serapah yang terus saja ia rafalkan.
Darahnya seperti mendidih mengingat bagaimana darka, kakak dari gadis itu meninggalkannya sendirian diparkiran sekolah dengan alasan ia harus mengantar pacarnya pergi ke mall untuk membeli sepatu yang sudah lama ia impikan.
Bahkan kakaknya dengan tega tidak menunggunya mendapatkan taksi terlebih dahulu dan membiarkannya terlantar seperti sekarang karena sudah hampir dua puluh menit ia belum juga mendapatkan taksi atau angkot yang lewat di hadapannya.
"Dasar abang nyebeliiiiin!! awas aja gue sumpahin ban mobilnya bocooor! ish gue aduin papah lo bang liat aja. Masa lebih mentingin nenek lampir itu daripada adek nya sendiri!" Lagi-lagi ia mengumpat kesal.
Gadis berpipi chubby serta kulit putih itu sebut saja namanya Chaca.
Ya.. gadis itu adalah Shalsabila Diandra atau akrab di panggil chaca.
Kakinya terus melangkah menyusuri trotoar jalan dengan sesekali menendang batu krikil yang ada di hadapannya. Emosi nya masih belum juga reda hingga saat ini.
Agar cepat sampai rumah akhirnya chaca memutuskan untuk memilih jalan tikus atau jalan pintas yang jarang sekali ia lewati karena biasanya Chaca dan darka melewati jalan besar.
Kakinya terus melangkah melewati gang demi gang hingga tanpa sadar telinga nya mendengar teriakkan seseorang yang membuat nya seketika terkesiap dan menghentikan langkahnya dengan wajah sedikit takut.
"WOY MAJU LO SEMUA BANGSAT!"
Detik itu juga Chaca mencari sumber suara itu. Menengokan kepalanya kekanan dan kekiri hingga akhirnya penglihatan nya jatuh pada segerombolan siswa laki-laki diseberang jalan yang sedang saling menyerang dengan wajah yang dipenuhi Amarah.
Memukul, menendang, serta meninju orang yang menjadi musuh mereka. Bahkan mereka tidak hanya menyerang dengan tangan kosong, sebagian ada yang membawa balok, batu dan benda lainnya.
Siswa-siswa yang ada diseberang sana sangat mengerikan bagi penglihatan chaca. Chaca dapat menyimpulkan bahwa kejadian yang ia lihat saat ini adalah tawuran antar pelajar.
