𝐌𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐊𝐞𝐦𝐚𝐫𝐚𝐡𝐚𝐧𝐤𝐮

1.1K 177 12
                                    

Cahaya matahari mulai menurun di ufuk barat ketika Mawar melangkah melalui lorong di sayap timur. Ia sudah mengenakan gaun beserta topengnya kembali. Kini semua pelayan yang berpapasan dengannya langsung mengenali Mawar dan menyapa dengan hormat. Di sudut matanya, Mawar dapat melihat seorang pelayan perempuan berlari menuju lapangan untuk memberitahu Gina mengenai kedatangan Mawar.

Mawar memang menantikan hal itu. Ia sengaja berjalan lebih pelan agar Gina dan Don memiliki waktu untuk menyiapkan sandiwara mereka.

Ketika akhirnya Mawar sampai pada lapangan, Gina berseru seakan-akan Paul baru saja terjatuh dan melukai wajahnya. "Tuan Muda! Apa kau tidak apa-apa?"

Don turut berlutut dan berpura-pura membantu Paul berdiri. "Kau harus lebih hati-hati. Tuan Muda."

Mawar ingin tertawa keras dalam hatinya. Sungguh, dua orang ini mungkin cocok menjadi pelawak.

Mata Mawar mengangkap mata Paul. Dari dekat, Mawar dapat lebih mudah melihat luka di sudut bibir Paul dan lebam di bawah matanya. Bocah itu juga menekuk lengan kirinya secara tidak nyaman. Namun mata hijau bocah itu ... seakan bertanya pada Mawar, 'Apa yang akan kau lakukan?"

"Oh, Nyonya Mawar," Gina akhirnya menyapa Mawar. Perempuan tengah baya itu menggunakan kata 'Nyonya' dan bukannya 'Duchess'. Mata Gina menyipit tidak suka pada Mawar. "Nyonya, apa kau tidak lihat Tuan Muda Paul baru saja terjatuh? Apa kau tidak peduli?" Suara Gina meninggi. Sudah pasti tujuannya agar seluruh staf di sayap timur dapat mendengar.

Hmph. Jadi dia akan berusaha memutar diriku sebagai Duchess baru yang tidak memedulikan anak Victor.

Di lain waktu, Mawar mungkin akan meladeni permainan itu. Namun saat itu, sumbu sudah terpantik hingga ujung. Bila Mawar tidak menempatkan perempuan itu di tempatnya saat itu juga, rasanya Mawar akan meledak.

"Berlutut," titah Mawar. Mata merahnya memancarkan kekuasaan.

Gina tentu kaget mendengar hal itu keluar dari mulut Mawar. "A– apa kau bilang?"

"Apa kau tuli?" tanya Mawar. "Aku bilang, berlutut," kata Mawar dengan penekanan pada setiap silabelnya.

"Siapa Anda hingga menyuruh saya untuk–"

Sebelum Gina menyelesaikan kalimatnya, Mawar dengan kecepatan luar biasa mengambil pedang kayu di tangan Paul. Kemudian gadis itu setengah mengitari Gina lalu dengan keras mengayunkan pedang itu pada bagian belajang lutut Gina.

BBRRAAKKKK

"AAAARRGGGHHHHH!!!"

Pukulan itu sangat keras hingga pedang kayu patah pada ujungnya. Suara pukulan beradu dengan teriakan Gina mungkin dapat terdengar hingga gedung sayap barat. Tak lama lapangan itu sudah dikerumuni oleh berbagai staf dan kesatria yang ditugaskan menjaga kediaman.

Mawar mengarahkan ujung pedang kayu yang sudah tidak rata ke arah leher Gina. Perempuan angkuh itu menangis kesakitan. "Pertanyaan yang bagus," kata Mawar dingin, "Katakan, siapa aku?"

"Urgh."

"Duchess, apa yang kau lakukan?!" seru Viscount Don.

"Bagaimana menurutmu, Viscount?" tanya Mawar, "Aku memberi pelajaran pada seorang yang berani-beraninya mempertanyakan siapa diriku. Jadi, katakanlah Gina, siapa diriku?"

"Hentikan!" Viscount Don hendak mengambil pedang kayu itu dari Mawar. Namun dengan lincah, Mawar dapat menghindari dari raihan tangan viscount itu. Mawar mengubah tumpuan badannya kemudian meninju jakun pria itu. Ketika Viscount Don sesak dan memegangi lehernya, Mawar menghantam perut Viscount Don keras menggunakan bagian pegangan pedang kayu. Tak lama pria itu berlutut di atas tanah, persis seperti Paul berlutut sebelumnya.

BalaWhere stories live. Discover now