𝐒𝐢 𝐌𝐨𝐧𝐬𝐭𝐞𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐔𝐭𝐚𝐫𝐚

1.2K 177 30
                                    

"Pikirkan ulang, Yang Mulia!" seru seorang pria berusia tengah baya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Pikirkan ulang, Yang Mulia!" seru seorang pria berusia tengah baya. "Gadis itu adalah anak dari Marquis Fullmeir. Ia punya banyak sekali rumor dan... dan..."

Victor memberikan tatapan yang menantang pria itu untuk melanjutkan kalimatnya. 

Johan menyambar kertas yang berada di meja Victor lalu mengangkatnya di udara dekat sekali dengan wajah Victor. "Yang Mulia sudah lihat sendiri laporan yang Damien buat."

Mata Johan berapi-api. "Dia terlibat skandal demi skandal. Perempuan itu adalah granat, Duke! Kerajaan Elysseria sengaja mengirimnya sebagai bentuk penghinaan untuk Kekaisaran Montserra. Dan Kaisar yang diam saja melihat ini menunjukkan pendapatnya tentang dirimu."

Victor menaikkan kedua alisnya. Ia masih duduk bersandar di atas kursi kerjanya. Sikapnya santai menanggapi perkataan Johan.

"Yang Mulia!" seru Johan, "Persepsi publik akan semakin menginjak nama keluarga Maraina bila kau membiarkan Kaisar dan Raja Elysseria bermain denganmu seperti ini!" 

Nada Johan meninggi. Wajahnya penuh keputusasaan. "Aku tahu kau tidak suka berpolitik dan bersosial. Tetapi kau adalah pemimpin warga Maraina. Bila kau dengan mudahnya diinjak seperti ini, rakyatmu yang akan membayar nantinya. Belum lagi, faksi Marquis Ferinde dapat memanfaatkan situasi ini untuk semakin menoreh nama baikmu."

Pemimpin Maraina itu memasang wajah malas. Ia memainkan pena yang terbuat dari emas di antara jemarinya. Sebuah insignia terukir di bagian tutup pena itu, tiga pedang yang membentuk huruf M dihiasi oleh rambat mawar. 

–Huh? Mawar ... Kenapa aku lupa bahwa ada mawar di insignia Maraina?

Jemarinya dengan lihai memutarbalikkan pena itu. 

"Johan," kata Victor akhirnya, "dia melarangku untuk memukul, menjambak, dan melukainya."

Johan menatap Victor seakan tidak percaya. "Apa hubungannya denga–"

"Kenapa seorang perempuan dari keluarga terhormat seperti Fullmeir berkata seperti itu, Johan?"

Wakil jenderal Maraina itu mengacak-acak rambut untuk menunjukkan kegusarannya. 

"Kata-katanya mengindikasikan adanya penyiksaan rumah tangga. Tapi bila memang ia adalah strategis di balik kesuksesan Marquis Fullmeir, bisa saja dia bersandiwara, bukan? Apa Yang Mulia akan memercayainya?"

Victor tidak dapat menjawab hal itu. 

"Apa yang sebenarnya kau rencanakan, Yang Mulia?" Tanya Johan dengan pasrah. 

Victor berhenti memainkan pena itu. Matanya berkilau dengan kejahilan tepat ketika satu sudut mulutnya melengkung ke atas. Johan mengenal betul tatapan itu. Itu adalah tatapan Victor tiap kali menemukan mata-mata pasukan lawan dalam peperangan. Victor akan melakukan interogasi mata-mata itu sendiri. Seperti binatang buas yang mempermainkan mangsanya. Pada akhirnya, tiada rahasia yang tidak terungkap. 

BalaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon