Chapter 3

1.8K 258 31
                                    


Chapter 3 up! Siapa nggak sabar ketemu Clemira? Atau ada yang kangen nggak sama Cynthia? Hihi

Jangan lupa tinggalkan jejak di lapak ini. Dukungan kalian sangat berarti buatku ❤️

Playlist : Canon in D Pachelbel 🎼

Happy reading 🌹

💃💃💃💃💃

Aula Simfonia Jakarta memang tepat jika dikatakan sebagai rumah musik klasik di Indonesia. Interior yang mewah nan megah, beradu manis dengan dentingan tuts hitam putih yang mengeluarkan melodi indah.

Tidak ada suara selain dentingan piano di dalam concert hall malam ini. Semua pasang mata menatap lekat sosok Clemira yang duduk di hadapan sebuah grand piano. Jemarinya bergerak lincah di antara tuts berwarna hitam dan putih. Auranya berubah malam ini, seolah memiliki sihir sehingga semua penonton hening. Menatap dan mendengarkan permainan piano itu dengan saksama.

Entah berapa buah musik yang dimainkan pada malam hari ini, rasanya tidak akan pernah cukup. Musik yang dimainkan Clemira seperti candu. Ingin mendengar lagi dan lagi. Dentingan Canon in D Pachelbel sebagai musik terakhir yang dibawakan oleh Clemira berakhir dengan manis. Tepuk tangan meriah menggema di dalam concert hall. Tampak di atas panggung yang megah, Clemira Lavinka Gunawan bangkit dari duduknya, berjalan anggun menuju pusat panggung dan memberi hormat kepada penonton.

Gadis itu tersenyum lebar, puas akan kesuksesan acara malam hari ini. Tepat di hari ulang tahunnya, ia bisa menggelar piano recital di tempat yang ia impikan. Tuhan memang baik, mengabulkan permintaannya secepat ini. Hal yang merupakan kado terindah di dalam hidupnya.

"Great job!" puji Elle yang dari awal acara mengamati Clemira di belakang panggung.

Clemira berlari kecil menghampiri Elle dan memeluk kakak sepupunya itu. Sebulir air bening merembes di sudut matanya.

"Thank you, berkat bantuan lo, gue bisa gelar konser begini," ucapnya dengan suara bergetar di pelukan Elle.

"You're very welcome, gue seneng banget bisa ikut wujudkan impian lo. Gue bangga banget!"

Clemira melepas pelukan Elle dengan perasaan lega. Ia menyeka sudut matanya yang berair seraya tertawa lepas. Bahkan, Elle ikut tersenyum saat merapikan tatanan rambutnya.

"Hadiah lo yang lain udah dateng," ucap Elle saat melihat kedatangan om dan tantenya, yang tidak lain adalah orang tua Clemira.

"Selamat, Saya g! Kamu luar biasa tadi," kata Marcel begitu Clemira sudah berada di pelukannya. Diciumnya kedua pipi Clemira, lalu menatap anak gadisnya dengan bangga.

"Mama bangga sekali sama kamu. Nggak ngangka, kamu bisa gelar konser tunggal begini." Azalea memberikan sebuah buket bunga lalu memeluk putrinya yang terlihat luar biasa malam ini.

Mata Clemira berkaca-kaca. Debaran jantungnya tidak bisa dikontrol, rasanya terlalu emosional melihat orang tuanya menyaksikan piano recitalnya dan tersenyum lebar. Keduanya terlihat puas dan bangga.

"Thank you, Ma, Pa. Semua ini berkat Mama dan Papa juga. Tanpa kalian, Clemira bukan apa-apa."

Elle segera memanggil tim dokumentasi dan meminta mengambil gambar Clemira beserta kedua orang tuanya. Kapan lagi momen seperti ini akan terulang? Belum tentu Clemira bisa menggelar piano recital satu atau dua tahun ke depan.

LOVE DESTINY (TERBIT)Where stories live. Discover now