Chapter 23

922 126 14
                                    

Terima kasih untuk dukungan yang kalian berikan untukku ❤️

Tandai jika menemukan tipo karena nggak sempet edit part ini. Tubuh sudah lelah, Beb 🥹

Happy reading 🌹

💃💃💃💃💃

"Ayo, Ken! Three point!" seru Clemira gemas saat menonton pertandingan basket live di televisi.

Sejak awal, pertandingan timnas basket Indonesia melawan Filipina cukup alot. Kedua tim sama-sama kuat. Setelah melewati beberapa pertandingan, kini Indonesia sampai ke tahap final. Memperebutkan medali emas.

"Come on! Shoot!" seru Clemira lagi.

Elle geleng-geleng seraya memasukkan keripik ubi ke mulut. Ia tidak menyangka adik sepupunya itu benar-benar jatuh cinta pada basket. Semenjak menjalin hubungan dengan Kenzo, kegilaan Clemira akan basket bertambah.

"Ya Tuhan, kangen banget gue sama Ayang!" seru Clemira.

Elle memutar bola matanya. "Bucin!"

"Sirik! Makanya, cari pacar. Lo sih, kerja mulu. Kapan cari ayangnya?" sindir Clemira.

"Nonton aja tuh ayang lo. Nggak usah bahas gue."

"Yes! Three point!" seru Clemira tanpa merespons ucapan Elle. "Elle, Indonesia menang, Elle! Dapet medali emas!"

"Iya, gue juga tahu kalau Indonesia menang. Nggak usah teriak gitu. Bisa budeg kuping gue. Lagian, lo teriak-teriak begitu, nggak takut bengek?"

Clemira meringis. "Kelepasan gue, Elle. Ya udah, gue diem, deh."

"Good. Gue nggak mau bengek lo kumat gara-gara lihat basket. Gue tampol si Kenzo kalau lo kumat."

"Dih! Kenzo nggak salah juga," ujar Clemira. "Aduh, gue kasih hadiah apa ya, Elle?"

"Hadiah buat siapa?" tanya Elle.

"Ya buat Ayang gue! Kan menang doi. Bawa medali emas, lho! Masa gue sebagai pacar nggak kasih apresiasi?" tanya Clemira.

Elle terdiam sejenak, memikirkan hadiah apa yang kira-kira cocok untuk Kenzo.

"Ehm ... sepatu?"

"Gue udah pernah kasih dia sepatu dulu."

"Topi? Tas?"

"Nggak, ah. Terlalu biasa."

"Kasih aja moge. Pasti seneng banget tuh!"

"Sinting! Ya kali gue kasih dia motor."

"Lah, lo emang sinting. Lagian, siapa juga yang kasih crush sepatu Dior? Eh, Dior apa LV, sih? Kayaknya cuma lo doang."

Clemira sontak meringis.

"Kasih aja plakat. Nggak akan bisa rusak, bakal dipajang sama Kenzo di kamarnya. Bakal abadi," saran Elle.

Mata Clemira berbinar seketika. Mengapa ia tidak memikirkan hal itu sama sekali?

"Ya udah, yuk!" ajak Clemira kemudian.

"Ke mana?"

"Anterin gue pesen plakat buat Kenzo."

Elle sontak tertunduk lemas. Salah. Mengapa ia harus memberi saran itu dan lupa bahwa Clemira adalah orang yang 'ngototan'? Jika Clemira sudah bersabda, maka ia harus mengantarnya saat ini juga. Apa boleh buat? Membuat plakat adalah sarannya, kan?

LOVE DESTINY (TERBIT)Where stories live. Discover now