Eps 3

14.7K 1.3K 22
                                    

"Ak.. Aku Sa.. Sangat hiks Me.. Merindukanmu hikshiks"
Lirih Jia Limei terisak dan tambah mengeratkan pelukannya

"Kenapa ka.. kau meninggalkanku hiks waktu itu hiks"
Lanjut An Jia Limei yang masih terisak. orang yang dipeluk oleh An Jia Limei ketika mendengar suara Jia Limei lagi baru tersadar dari keterkejutan nya dan langsung menampilkan raut wajah sangat bahagia, dan membalas pelukan Jia Limei tak kalah erat.

"Shettt.. Aku disini, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, maafkan aku, maaf." Ucap orang itu dengan suara penuh penyesalan sambil mengelus rambut Jia Limei untuk menenangkannya.

Jia Limei yang mendengarkan ucapan orang itu lama kelamaan suaranya hanya terdengar isakan saja, tapi tidak melepaskan pelukannya kepada orang itu.

Ya.. Orang yang dipeluk nya itu adalah An WeiHeng, kakak Jia Limei di dunia modern dan juga di jaman kuno ini, tapi nama An WeiHeng di zaman ini bukan itu melainkan Su WeiCheng yang diingatnya di dalam ingatan nya ketika melihat WeiCheng didepannya.

Su WeiCheng sangat menyayangi adik satu ibunya ini, tapi karna dia adalah Putra Mahkota dia selalu meninggalkan istana untuk pergi berperang, karna itu lah Su Jia Limei selalu merasa sendirian karna tidak ada kakak nya ini, dan selalu mengurung dirinya di kediamannya. Walaupun Su Jia Limei yang lama masih agak canggung didekat kakaknya karna kakaknya itu sering pergi, tapi dia menyayanginya karna hanya kakaknya saja yang sangat baik dan terlihat sangat menyayanginya. Tapi Su Jia Limei yang lama tidak pernah berpelukan seperti ini bersama WeiCheng karna itulah WeiCheng sangat senang karna adiknya tidak canggung lagi bersamanya.

Perlahan lahan WeiCheng melepaskan pelukannya pada Jia Limei dan menghapus air mata dipipi adiknya itu menggunakan tangannya. "Sudahlah, jangan menagis lagi, kau akan semakin jelek- yang sering dikatakan orang orang itu" Ejek WeiCheng sambil terkekeh.

Jia Limei yang mendengar ejekan kakak nya itu memajukan bibir bawahnya kedepan, dan melipat kedua tangan nya dibawah dada nya "aku tidak akan pernah jelek dengan ekpresi apapun itu" Ucap Jia Limei mengangkat dagunya tinggi, dengan masih ada bakas bekas air mata di pipinya itu, membuat dia terlihat sangat mengemas kan.

WeiCheng yang mendengar kepercayaan diri adiknya itu tertawa terbahak bahak, dari mana datang nya kepercayaan diri adiknya itu yang baru dia lihat. Apakah ini sifat adiknya yang sebenarnya, kalau iya dia sangat senang.

"Apakah karna ini kau selalu menutup wajahmu?" tanya WeiCheng dengan ekspresi yang berubah serius menatap Jia Limei. " Ya seperti itulah, aku tidak ingin pria pria di luar sana memperebutkanku karna aku yang sangat sangat cantik ini"jawab nya dengan mengibaskan rambutnya itu dengan menampilkan wajah sombongnya.

WeiCheng yang melihat kelakuan adiknya itu tidak bisa kalau tidak menggeleng kan kepala nya. Apakah dia masih adiknya Su Jia Limei? Kenapa ekpresinya cepat sekali berubah, tadi menangis dan sekarang sangat mengemas kan. Tidak jauh beda dengan pelayan pribadi Su Jia Limei yang juga terbengong bengong melihat sifat baru nona nya itu.

Sebenarnya ketika salah satu prajurit kepercayaan WeiCheng memberitahu bahwa Jia Limei dituduh melakukan perbuatan yang tidak dilakukannya dan akan dihukum dengan pukulan keras di punggungnya. Membuat WeiCheng sangat marah dan langsung kembali Kekaisaran dari tugasnya menjaga perbatasan yang ditugaskan oleh kaisar. Yang hanya dia fikirkan ketika itu adalah bagaimana dia bisa cepat cepat sampai menyelamatkan adiknya itu, karna dari  perbatasan sampai Kekaisaran membutuhkan perjalanan seharian penuh, dan karna itulah dia terlambat sampai Kekaisaran.

Ketika dia tiba di Kekaisaran dia langsung pergi ke alun alun tapi yang dia lihat hanya beberapa orang pelayan dan penjaga yang sedang bergosib, ketika dia tiba didepan mereka dan menanyakan keberadaan putri keempat, mereka berkata Su Jia Limei sudah kembali kekediaman nya bersama pelayannya. Karna itulah dia langsung bergegas kekediaman adiknya itu dan melihat adiknya itu menagis,membuatnya lagi lagi menahan amarah.

I Live Again to be Happy -Su Jia Limei- Where stories live. Discover now