"Bukan ... Tapi, anak dari Abi mu." jawab Alfar.

"Abi Syauqi? Mana aku ingin bicara dengan beliau" ucap Maira.

"Maira ingin bicara denganmu" ucap Alfar.

"Salam Abi, bagaimana kabar abi? Abi tidak ingat Maira? Abi lupa dengan Maira? Abi kemana saja? Sekarang Maira sudah dewasa, umur Maira sudah 19 tahun, Abi Maira rindu pelukan abi. Ehh, tak abi tidak akan rindu Maira. Abi sudah bahagia dengan keluarga baru Abi, sedangkan Maira? tidak sama sekali mendaptkan kasi sayang Abi" ucap Maira, yang begitu panjang lebar. Dengan lirihnya.

"Tidak seperti itu nak, Abi sayang kamu, Abi rindu ciuman kamu. Tapi" jawab Syauqi, yang langsung dipotong dengan pertanyaan Maira

"Mengapa Abi manggaggu kebahagian Umma? Abi belum puas kah? Sudah Maira lanjut kuliah." ucap Maira, dan menutup telephone nya.

"Hallo, Maira nak?" ucap Syauqi, tidak ada jawaban dan meneteskan air mata.

Lampu IGD pun mati, dokter pun keluar dan menyampaikan apa yang telah ditanganinya.

"Keluarganya" tanya Dokter.

"Saya dok, saya Suaminya." jawab Alfar.

"Pasien dalam keadaan koma, dan membutuhkan donor darah AB" ucap Dokter.

Alfar hanya terdiam, harus mencari kemana gol darah tersebut. Alfar kebingungan akan ujiannya. Kemudian dia pergi ke masjid untuk menunaikan shalat hajat. Dan berdo'a, "Ya Allah ... jika memang Syaa adalah pendamping hamba sampai maut. Maka hamba mohon, berilah kekuatan serta pertolongan kepada keluarga hamba."

Tidak lama selepas Alfar berdo'a, Ama mendatangi Alfar.

"Saya siap mendonorkan darah saya untuk istrimu" ucap Ama.

Alfar menohok kaget dengan tawaran Ama, Aflar takut jika nanti Ama meminta hal yang aneh dari dirinya.

"A-apa kamu yakin?" tanya Alfar.

"Tidak usah banyak bicara, atau tidak saya akan berubah pikiran" jawab Ama.

"Baik, ikut dengan ku" ucap Alfar.

Mereka pun menuju ruang dokter, untuk melanjutkan perawatan Syaa dengan donor darah dari Ama.

"Dok, saya sudah membawa pendonor untuk istri saya" ucap Alfar.

"Baik, silahkan nyonya untuk berbaring di tempat ini" jawab Dokter.

"Hmm" sahut Ama.

Berlangsung pengambilan darah dari tubuh Ama, Alfar terus saja melihat tubuh san istri yang terbaring dengan wajah yang pucat.

"Kau harus kembali pulih Syaa, kau harus ingat janji kita, mimpi kita, untai do'a kita yang belum terwujudkan" gumam Alfar.

Dokter pun membuyarkan tatapan kosong Alfar.

"Tuan Alfar, apakah perawatannya bisa dilanjutkan sekarang?" tanya Dokter.

"Iya dok, lanjutkan, saya mohon dok tolong selamatkan istri saya" jawab Alfar, dengan mengakatkan kedua tangannya.

"Berdo'alah kepada Allah, mushola ada disebelah sana" ucap Dokter.

Lampu IGD pun menyala kembali, perawatan Syaa sedang dilakukan.

Alfar pun menuju mushola, namun Alfar dikagetkan dengan sosok laki-laki yang tengah berdzikir dan menyebut nama Syaa. Pikiran Alfar pun kacau berantakan saat nama Syaa disebut dalam do'anya, sontak Alfar mengumpat dirinya sendiri, "Aku terlalu bodoh, kenapa diri ini di panikan secara berlebihan, sedangkan Allah sedang menunggu ku untuk meminta pertolongan."

Alfar pun mensucikan dirinya untuk menunaikan shalat, agar istrinya disembuhkan sedia kala. Membaca Al-Qur'an, Dzikir, Do'a semua Alfar lakukan.

Setelah selesai meminta pertolongan, Alfar kembali menghadap ruang IGD, beda dengan sosok laki-laki yang masi berada di tempat duduk sajadahnya.

"Ya Allah, ntah mengapa hamba memiliki perasaan ini, hamba takut kehilangan wanita itu, walau tidak bersama hamba, hamba mohon ... Selamatkan lah wanita itu, karena kelalaian hamba wanita itu mengalami kecelakaan." pinta Syauqi, kepada Sang Kuasa.

Lampu IGD pun kembali mati, Dokter keluar dengan muka lesu membuat semua orang panik, terkecuali Ama.

"Bagaimana Dok, keadaan istri saya?" tanya Alfar, dengan menggertak.

"Maaf Tuan--" ucap Dokter yang terpotong Alfar

"Dokter, saya mohon jangan main-main dengan Saya" gertak Alfar.

"Istri tuan bisa dipindahkan ke ruang perawatan" ucap Dokter, tersenyum lega.

Tanpa sengaja Alfar memeluk erat sang Dokter, yang membuat para suster terkekeh pelan.

"Terimakasih, Dokter" ucap Alfar.

"Berterima kasihlah kepada Sang Maha Kuasa, Saya hanya perantara." jawab Dokter.

Alfar bahagia bukan kepalang, dia sangat tenang dan lega melihat istrinya telah terselamatkan.

Syauqi pun keluar dari mushola. Namun, saat ia kan masuk untuk melihat Syaa, seseorang menarik tangannya.

"Ingat perjanjian kita, gua tau lu masi cinta sama dia, walau lu hidup dengan gua selama ini. Ingat jika lu mendekati dia, gua ngga segan buat lenyapkan dia!" ancam Ama.

Syauqi hanya bisa diam, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain Do'a.

.
.

Bakalan CLBK ngga kira-kira Syaa sama Syauqi?

Kalau CLBK, setuju ngga?

Apa lanjut cinta nya sama Alfar?

Ama, matiin jangan? Jahat bukan:)

----

Assalamu'alaikum warahmatullah.. 🙌
Humm-- Assalamu'alaikum Readers, gimana kabar baik? 😄
S

udah lama sekali tidak bersapa ria👉👈😞
Afwan, baru bisa Update lagi🙏😄
Biasalah, So-Sibuk😂
Kasi semangat dong, biar bulan ini tamat👉👈
Eitss, jangan lupa - Vote, Comen - (Nerima komen apapun itu, tapi jangan yang bikin down) "Jangan jadi pembaca yang hilang tanpa jejak"

"Tetap jadikan Al-Qur'an bacaan utama mu ya:)"

Instagram | @nr.dza

Goresan TakdirWhere stories live. Discover now