Sean menghela napas. “Nicholas Jeon. Ayah angkatnya, ditemukan meninggal di laboratorium. Aku melihat berita pagi. Kau tahu 'kan? Dia seorang profesor di salah satu universitas besar.”

“Kenapa tiba-tiba begini?” Daves dan Chris membulatkan matanya terkejut.

“Kemungkinan ....” Sean mengernyit menoleh pada Daves. “Hei! Kau melacak sinyal bahaya lagi hari ini?!”

“Oh, astaga! Hei! Kau tidak boleh sembarangan membaca pikiranku, Sean!”

“Aku tidak bisa menahannya!” kesal Sean. “Daves! Jangan begitu! Kau memarahiku hanya karena pergi ke Paris, lalu kau sendiri-”

“Jangan katakan pada yang lain,” pinta Chris.

“Kau tahu?” Sean membulatkan matanya lebar.

Chris mengangguk. “Yang lain akan khawatir.”

“Kali ini bahaya apa lagi?” Pertanyaan Sean membuat Daves berkacak pinggang.

“Mereka ingin 'dia'.”

“Damien?” tanya Sean.

Daves mengangguk. “Sesuai apa yang aku dapatkan, mereka ingin mengembalikan sistem monarki di Canistopia.”

“Tapi kerajaan kita sudah berakhir, Daves. Kita tersisa hanya untuk meneruskan sistem garis keturunan kebangsawanan. Tidak lagi ada raja, ratu, pangeran atau apalah itu.” Chris mendengus kesal mendengarnya.

“Aku tahu, tapi kawanan mereka semakin besar.”

“Seharusnya kau membagi kepemimpinan wilayah sejak awal, Daves.” Sean menatap kakak tertuanya yang tampak khawatir.

Daves menggeleng. “Lalu membiarkan kalian terluka? Tidak! Ayolah, Sean. Kita pernah membahas ini.”

“Aku tahu,” angguk Sean. “Tapi aku harus ke Paris hari ini.”

“Melihat keadaannya?” tanya Chris.

Sean mengangguk. “Aku harus memastikan penyebab matinya Nicholas. Ada yang tidak beres.”

“Apa yang berita itu katakan?”

“Kurasa mereka menutupi kebenaran. Kau sadar? Pemerintah tidak mungkin mengatakan soal ‘serangan hewan buas yang masuk ke dalam gedung universitas’ bukan?”

“Di mana dia tinggal?” tanya Daves.

Rue de Belleville.”

“Aku ikut.”

“Daves!”

“Aku bisa mengidentifikasinya secara langsung, Sean. Mungkin ini berhubungan dengan sinyal bahaya yang ku dapat,” ucap Daves memaksa.

“Pergilah,” setuju Chris membuat Sean mendengus.

“Kau tahu apa yang aku khawatirkan tentangmu, Daves?” tanya Sean.

“Apa?”

“Justru bakatmulah yang mengundang mereka untuk mendapatkanmu. Selama ini kami tinggal dengan aman, karena bahaya-bahaya yang akan datang sudah lebih awal kau endus. Bahkan Mike pun belum sempat melihat soal apa yang akan terjadi, Daves.”

“Itu sudah tugasku.” Daves tersenyum.

“Kau terlalu berharga. Tidak. Kalian terlalu berharga.” Sean merendahkan suaranya.

“Kau sama berharganya, Sean.” Daves menepuk pundaknya menguatkan.

“Hanya dengan melihat emosi? Kelemahan dan kelebihan? Itu tidak begitu diperlukan selama kalian lebih kuat dibandingkan aku.”

CanistopiaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora