Chp 38 - Aula

2.9K 335 62
                                    

Hari ini adalah hari dimana Lan wangji harus memutuskan hukuman yang pantas untuk jin guang yao. Apapun keputusan yang dia ambil mati atau tidak semuanya berdampak pada wei wuxian.
Sejujurnya sebagai seorang kultivator dia sendiri mengerti harus mengenyampingkan urusan pribadi dengan apa yang sedang dia kerjakan saat ini, tapi pada dasarnya semua perjuangan ini memang untuk orang yang ada dalam hatinya.

Janji yang dia buat benar benar memukul dirinya. perasaan bersalah seakan dirinya telah membodohi kekasihnya sendiri terus menghantuinya akhir akhir ini.

Lan wangji benar benar kacau saat ini. Selain semua rasa bersalah yang menghantui kehidupannya yang serba sempurna, sekarang pamannya pun mulai membuat hatinya resah.
Aku.. aku ingin membawa wei ying kembali ke yun shen bu zhi chu

"Lan wangji?"
Tegur wei wuxian yang terus menerus melihat kekasihnya melamun sepanjang jalan menuju aula. Lan wangji menarik nafas dalam tidak menunjukan rasa terkejut sedikitpun. Dia menjawab, "mn?"

"Sedang memikirkan ku ya?"
Tanya wei wuxian. Tangannya menulusup mengenggam jari jemari lan wangji.
Lan wangji,
"Sedang mencoba mengambil keputusan"

Wei wuxian,
"Oh apa yang kau putuskan? Lan zhan? Pikirkan baik baik jika kau menghukum mati jin guang yao aku akan memberimu 3 ciuman dengan durasi yang lama bagaimana?"

Lan wangji melirik tajam,
"Kau mencoba menyuapku?"

Wei wuxian,
"Kurang? Bisa kutambahkan! Bonusnya... kau boleh 'melakukannya' padaku semalaman"

"Tidak tahu malu! berhenti membicarakan hal seperti itu"
Ujar lan wangji, dia mempercepat langkahnya saat merasakan telinganya memanas.
Jemarinya masih digenggam erat oleh wei wuxian.

Wei wuxian tersenyum lebar dia menyusul berjalan bersamaan dan berbisik lembut tepat ditelinga lan wangji,
"Atau mungkin 'melakukannya' Seharian?"

"WEI YING!"
Lan wangji menarik wei wuxian mendekat.
Wajahnya mereka hampir berciuman, tarikan itu menyisakan sedikit ruang diantara mereka.

Keduanya enggan untuk menjauh, saling menatap seakan suluruh dunia bisa dilihat dari mata orang yang ada dihadapannya.
Disaat seperti ini,
lan wangji tidak sadar kalau mereka berdua berada tepat didepan pintu aula.

Semua orang yang ada didalam aula mematung menatap mereka yang terus menerus bertatapan.
Begitu juga yang dialami wei wuxian saat dia menyadari bahwa orang orang sedang menatap dirinya dan lan wangji saat ini, dia membeku dan mulai mencari cari cara untuk membuat orang orang itu berpendapat lain tentang hal ini.

Selang beberapa detik dia mengangkat tangannya dan mendorong lan wangji menjauh, ekspresinya berubah total dia berujar,
"SUDAH KUKATAKAN PADAMU LAN WANGJI! BUKAN AKU YANG MELAKUKANNYA! KENAPA KAU TERUS MENGAJAKKU BERDEBAT SEPANJANG JALAN! HERAN SEKALI KENAPA AKU BISA BERTEMAN DENGAN ORANG SEPERTIMU."

Lan wangji,
"......"

Lan qiren,
"Lebih tepatnya, pasti kau yang lebih dulu mengajak wangji berdebat"

Wei wuxian,
"HA? Keponkanmu lebih dulu! Lihat wajahnya! Dia bahkan tidak merasa bersalah dan meminta maaf padaku sedikitpun setelah menuduhku yang tidak tidak!"

Lan qiren,
"Apa yang wangji tuduhku?"

"E- dia...dia.. oh dia menuduhku mengambil kantung uangnya! Lihat ini lihat mana mungkin hanguang jun memiliki kantung uang berwarna merah muda? Bukankah itu konyol? Jelas ini milikku! Aku tidak tau ada apa dengan lan wangji, senang sekali mengajakku berkelahi. Hey lan zhan! Kau menyukaiku ya?"
Wei wuxian berujar sembari menunjukan kantung uang yang sebelumnya diberikan oleh lan wangji yang pada dasarnya memang kantung uang yang dulunya adalah miliknya.

BLINDED [ MDZS ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora