Chp 17 - Sebuah Ketakutan

3.9K 432 44
                                    

...

Seperti biasanya, hari tarasa begitu sunyi untuk wei wuxian. Dia baru tersadar sebenarnya lan wangji berpengaruh banyak untuk membuat tempat ini tidak terlalu sunyi karena walaupun si dingin itu tidak banyak berbicara tapi dirinyalah yang akan terus berceloteh sampai terasa begitu bising ditelinganya sendiri.

Wei wuxian bukannya tidak ingin keluar, hanya saja dia takut keberadaannya justru meresahkan orang lain.

Selang satu hari setelah kepergian lan wangji dia dikejutkan dengan kadatangan jiang cheng yang membawa bayi digendongannya, dia datang dengan beberapa peajurit.

Wei wuxian menatap nanar,
"Jiang cheng betapa payah dan tidak beraninya kamu sampai membawa prajurit bersamamu hm?"

Jing cheng terkekeh,
"Cih, siapa yang tidak berani? Bukankah itu kau? Memanfaatkan roh untuk membunuh bahkan tidak berani menyentuh atau mendekat."

Wei wuxian tertawa keras bukan ini bukan tertawa yang dedang mengolok tapi dia benar bebar ingin tertawa,
"Hahahah... hahahah"

Jiang cheng,
"Gila, apa yang kau tertawakan?"

Wei wuxian,
"Hahahah...ah jiang cheng? Itu bayi itu.."

Jiang cheng menghela napas,
"Ha.. wei wuxian wei wuxian senang melihat jin rulan? Anak dari orang yang telah kau bunuh."

Mata Wei wuxian membelalak, tubuhnya gemetar dia bernafas dengan cepat karena semua yang telah terjadi di masalalu seketika melintas dihadapannya.
Tubuhnya mulai berkeringat dia jatuh berlutut dan mulai memegangi dahinya yang bercucuran keringat. Kilasan ketika shijienya terbunuh menjadi bayangan yang paling dia takutkan.
"SHIJIE!!!"
Teriak wei wuxian tiba tiba dengan matanya yang sektika berubah memerah.

Jiang cheng,
"Dasar lebay! Wei wuxian masih berani kau menampakan wajahmu pada dunia? Kau pikir kau masih layak hidup? Lihatlah anak ini! Dia sangat ingin meminum susu dan digendong oleh ibu dan ayahnya seperti anak lainnya! Kau merampasnya kau terlalu serakah yilling laozu. Kebahagian siapa lagi yang akan kau rampas setalah ini? Lan wangji? Ha?"

Wei wuxian berteriak,
"TUTUP MULUTMU...!"

Jiang cheng melanjutkan,
"Ya wei wuxian! Ini hanya satu contoh oh tidak tidak dua contoh ada tiga ribu orang yang telah kau bunuh, beberapa dari mereka
seorang ayah. anak dan istrinya mungkin masih menangis sampai sekarang"

"JIANG WAN YIN"
Teriak wei wuxian segera mendorong jiang cheng kedekatnya dengan roh yang dia suruh lalu mencekik jiang cheng dengan tangannya.

Jiang cheng berusaha tenang,
"Cekik anak ini juga kirim dia ke ibu dan ayahnya."

Wei wuxian tersadar dia membelalak segera melepaskan tangan pucatnya dari leher jiang cheng.
Dia beralih menatap bayi yang ada dihadapannya,
"Jin...jin rulan.."

Jiang cheng,
"Cih! Aku tidak percaya kakaku memberikan nama anaknnya dari orang yang telah menghancurkan hidupnya."

Wei wuxian,
"Cukup jiang cheng.."

Jiang cheng,
"Kau pasti sekarang berencana menghancurkan kehidupan lan wangji? Atau Keluarganya?"

"TUTUP MULUTMU JIANG WANYIN!"

"WEI WUXIAN!!"

Wei wuxian beranjak, dia mengigit jempolnya sampai berdarah, dan meneteskannya di tanah pamakan. Seketika roh roh segera bermunculan, seakan membentuk dingding agar jiang cheng tidak masuk lebih jauh
"...aku tidak layak hidup"
Bisik wei wuxian sembari terus berjalan menjauh.

...

Wei wuxian membatin, dia mengingat semua yang dikatakan jiang cheng. Apa dirinya layak untuk hidup? Tanya batinnya terus menerus.
Tak lama dia berujar
"Shijie... aku menghancurkan mimpimu."

Ditengah kekalutannya wei wuxian tiba tiba mendengar gonggongan anjing. Matanya membelalak ini bukan sekedar rasa takut tapi ini adalah sebuah phobia.
Seketika tubuhnya gemetar dan berkeringat dingin, jantungnya berdetak kencang. Tanpa sadar dia berujar,
"Lan zhan.. tolong aku"

Anjing anjing itu ada tepat diluar gua duduk tanpa masuk kedalam seakan menunggu wei wuxian keluar dan siap untuk menerkam.

Jiang cheng sengaja meninggalkan beberapa ekor anjingnya disana, rasa kasih sayang yang dia punya telah dibutakan oleh rasa benci yang begitu dalam.
Tapi didalam rasa benci itu masih ada sedikit belas kasihan, dia hanya menyuruh anjingnya untuk diam dihadapan gua dan tidak masuk ke dalam sehingga wei wuxian masih bisa beraktifitas didalam gua.

Tapi bagaimana mungkin? Dengan mendengar gonggongannya saja membuat kaki wei wuxian lemas sampai tidak sanggup untuk berdiri,
"Sialan jiang cheng!"

Dalam kekalutan ini wei wuxian tidak bisa berpikir jernih untuk mengusir anjingnya.
Dia hanya diam meringkuk menunggu anjing itu pergi dari depan gua.

Setelah seharian dia diam meringkuk dan anjingnya tidak pergi sedikitpun wei wuxian pun agak merasa lelah karena tidak memakan apapun. Walaupun setiap harinya hanya memakan sebuah lobak mentah setidaknya itu bisa membuat dia hidup sampai sekarang.

Bagaimanapun perutnya kelaparan saat ini, dengan kaki yang gemetar wei wuxian melangkah pelan mengambil sebuah lobak dari pojokan. Kemudian duduk meringkuk ditempat lobak itu berada. Hanya tersisa beberapa wei wuxian mungkin harus keluar untuk menanam lagi setelah beberapa hari.
Tidak apa pikir wei wuxian setelah 9 hari lan wangji akan datang kemari bersama ayuan dan mengusir anjing itu pergi dari hadapannya.

Tapi ketika 9 hari hari itu sudah terlewat jauh mungkin sudah sekitar 30 hari wei wuxian tersadar lan wangji tidak akan datang kembali. Dirinya bahkan sampai menghitung harinya dan menandai setiap harinya ditanah. dia berpikir mungkin akhir dari hidupnya adalah mati kelaparan karena beberapa ekor anjing.
Lobaknya sudah habis sekitar 1 minggu yang lalu wei wuxian tidak punya lagi tenaga untuk berdiri.

Bahkan anjing anjing itu seperti sudah benar benar terlatih mereka bergantian mencari makan jadi tidak ada satupun yang pernah meninggalkan wei wuxian sendiri disana.

"Lan zhan...tolong aku..aku tidak mau mati seperti ini."
Bisik wei wuxian terbaring lemas dipojokan gua, dengan pandangan yang mulai kabur.

....

Author: kejam kamu!

Wei wuxian: Author bengis!

BLINDED [ MDZS ]Where stories live. Discover now