19

98 14 5
                                    

Happy Reading.. 🍃

"Setelah hujan pasti akan ada pelangi, setelah kegagalan pasti akan ada kesuksesan, setiap cobaan pasti akan ada kejutan yang indah"

*****

Mengikhlaskan kepergian seseorang yang sangat dicintai merupakan hal yang sangat sulit, bahkan tidak bisa.

Memperhatikan wajah cantik yang sudah sangat pucat dan tangan yang dingin. Menyesali ucapannya waktu itu hanya hal itu yang bisa di lakukan Gibran.

Menangis dalam diam, tidak mau terlihat lemah memang merupakan hal yang sangat sakit. Jika menangis sudah membuat orang yang kita sayang kembali hidup maka Gibran akan melakukannya.

Flashback on.

"Tuan Gibran? Anda di panggil pasien untuk masuk" ucap dokter yang menangani Nata.

Gibran memasuki ruangan Natalia dengan perasaan campur aduk.

"Sayang? Kamu harus bangun ya, kamu kan udah janji biar terus sama aku, masa kamu tega ninggalin aku sendiri? Bangun ya, aku janji ga akan buat kamu nangis lagi, aku janji akan ajak kamu jalan jalan, aku janji akan beliin boneka yang kamu mau, bangun sayang kamu tega buat aku nangis?" suara Gibran berpadu dengan suara tangisnya dan detak jantung Natalia yang lemah.

"Piranha? Ka-kamu ja-ga di-ri ba-ik ba-ik ya, in-ni bu-at ka-mu"  ucap Natalia terbata bata dengan memberikan sebuah kertas.

"Ak-ku pa-mit, ak-ku jan-ji ak-kan kem-bali la-gi, sam-pai jum-pa sayang" perlahan kelopak mata Nata tertutup.

"Ga mungkin, sayang bangun ga lucu ishh, Nata ya tuhan bangun, ayok main mau kemana? Makanya bangun dulu nanti aku beliin boneka yu bangun Nat" air mata Gibran turun dengan cepatnya.

Sahabat sahabat Natalia dan teman temannya mulai masuk ke ruangan dengan air mata yang sudah mengalir.

"Wa, Nata masih hidup kan ya? Dia cuma sakit kan makanya tidur? Dia cape kan wa? Wa bangunin dia, kali aja sama lu mau bangun cepet wa" teriak Gibran tak percaya dengan takdir yang begitu menyakitkan.

"Kadang kita harus mengikhlaskan orang yang kita sayang pergi agar dia bahagia, walaupun bagi kita itu sangat menyakitkan" Dewa menepuk pundak Gibran memberi ketenangan.
"Ikhlasin dia gib, biarkan Nata tenang di dunia lain" sahut Juan dan Gibran hanya bisa diam mematung.

"Selamat jalan sayang, aku ikhlas kamu pergi" pasrah Gibran.

Flashback off.

Mengusap batu nisan yang bertuliskan nama seseorang yang sangat dicintainya, seseorang yang sudah menghiasi kehidupannya, seseorang yang pernah singgah di hatinya. 

Mengikhlaskan kepergian Nata merupakan hal yang sangat sulit, kenapa takdir begitu menyakitkan? Kenapa kenyataan ini terlalu pahit? Kenapa tuhan sangat senang bermain dengan perasaan Gibran?

Dahulu ditinggalkan karena diselingkuhkan, dan kini, ditinggalkan sebab takdir yang berkata lain, apakah serumit ini mencintai?

Kenapa hal ini terjadi pada diri Gibran? Apakah ini cobaan? Atau tuhan sengaja membuat skenario seperti ini?

"Setelah hujan pasti akan ada pelangi, setelah kegagalan pasti akan ada kesuksesan, setiap cobaan pasti akan ada kejutan yang indah" ucap Juan memberi semangat sahabatnya ini.

"Terima kasih Nata, semoga kamu tenang dialam sana, aku mencintaimu sampai kapanpun, selamat jalan dan sampai tinggal" Gibran berlalu dari pemakaman Nata.
Setiap hidup itu pasti akan ada cobaan, rintangan dan apapun itu.

Cool Couple Where stories live. Discover now