3/ Hancur

39 13 2
                                    

Jangan bosen, baca aja terus😂

⚡⚡⚡

Amara, gadis licik itu kini sedang bersama kedua dayangnya. Gadis itu tak berhenti memikirkan rencana untuk membalas gadis yang membuat ulah padanya dan mempermalukannya.

"Lo mau lakuin apa ke dia?" tanya Siska.

"Gue bakal bikin dia menanggung rasa malu yang sama, bahkan lebih malu dari yang gue rasain!" jawab Amara penuh penekanan diiringi seringaian.

"Lo jadi bich aja nggak malu, ini cuma digebrak aja malu," ucap Neva dalam hati.

Ia memang berteman dengan Amara dan Siska, tapi ia selalu bertolak belakang dengan keduanya.

"Neva! Lo nggak ada ide?" tanya Amara yang kini menoleh pada Neva.

"Maybe," jawab Neva santai, walau ia bertolak belakang keduanya tak pernah mau meninggalkannya.

Alasannya Neva adalah anak sultan dan ia selalu dimanfaatkan.

"Nev sekali aja lo tu berpihak sama kita berdua!" bentak Siska.

"Selama ini gue ngapain? Gue rela di nilai buruk sama orang-orang cuma karena gue temenan sama lo berdua!" jawab Neva kini dengan nada tinggi.

"Nggak usah munafik lo!" cibir Siska.

"Neva, please lo jangan dengerin Siska ya. Di.. dia cuma bercanda kok iya kan Sis!" ucap Amara sambil memberi kode pada Siska.

Siska hanya memutar bola mata malas, kalau bukan karena kekayaannya Neva. Boro-boro dia mau temenan, deket aja nggak mau.

Selama ini Siska yang paling jahat, dia selalu membuat Amara jatuh ke jurang kejahatan. Ia juga berusaha menarik Neva ke dalamnya, tapi gadis itu punya pendirian yang kuat dan tidak pernah terpengaruh atas hasutan Siska.

"Eum iya sorry, Nev. Abisnya lo selalu nggak ada ide pas kayak gini," tambah Siska dengan mulut manisnya.

"Dasar nggak tau diri! Bilang aja nggak mau kehilangan harta gue susah amat!!" Gertak Neva kemudian melengos pergi meninggalkan dua nenek lampir itu.

Selama ini Neva sudah cukup sabar menghadapi keduanya, dengan harapan keduanya akan berubah menjadi lebih baik. Namun hasutan Siska lebih dilihat oleh Amara, akibatnya Amara jadi ikut-ikutan jahat seperti Siska.

"Lo sih Sis! Kekayaan kita kabur deh!" ucap Amara tanpa rasa sesal dan justru merasa kehilangan harta dari Neva.

"Ya gue nggak tahan sama dia Mar, dia itu selalu nentang kita!" Jawab Siska berapi-api, kehadiran Neva lebih dianggap karena ia lebih kaya daripada dirinya.

"Pokoknya gue nggak mau tahu Neva harus balik sama kita!" ucap Amara dengan tegas.

"Kenapa?! Lo nggak mau kehilangan hartanya Neva?! Gue juga kaya Amara!! Gue juga kaya!" Siska tak terima dipandang sebelah mata, Amara juga tak sadar diri bahwa kekayaan orang tuanya juga tak seberapa.

"Beginilah jika persahabatan memandang kekayaan. Ia akan mudah hancur dan tak ada ketulusan di dalamnya," Monolog Neva yang berdiri di balik tembok, ia mendengar semua kebusukan dua temannya yang telah dianggapnya sahabat.

Suara Amara dan Siska telah terekam jelas di handphone milik Neva.

"Neva jauh lebih kaya di banding lo!" bentak Amara dengan kesal.

"Gue nggak terima! Lo itu juga nggak sekaya Neva sadar lo!" balas Siska juga dengan kesal.

Plak!

Amara menampar Siska, Neva yang melihat itu langsung melenggang pergi. Persahabatannya telah hancur, harapan akan berubahnya sifat mereka juga telah hancur. Semua rasa ambisi, kesombongan, dan kejahatan telah merasuk dalam diri Amara dan Siska.

"Lo berani nampar gue?!" bentak Siska, matanya menatap tajam Amara.

Amara hanya diam terpaku, ia tak pernah sekalipun menampar Siska ataupun Neva. Ia tak menyangka akan senekat ini.

"Gue nggak se-" ucapan Amara terpotong karena langsung disahut oleh Siska.

"Mulai sekarang gue nggak mau sahabatan sama lo lagi! Jangan pernah lo deketin gue lagi!" ucap Siska dengan tegas.

Tunggu gaes yang deketin Amara itu si Siska. Lah ini yang bilang nggak usah deket-deket malah Siska, nggak kebalik neng!

"Lo pikir gue mau sahabatan sama bich kaya lo!" ucap Amara sambil tersenyum miring, ia tahu Siska lebih parah darinya.

"Dan bukannya lo yang selalu deketin gue!" tambah Amara membuat Siska kicep.

Amara langsung pergi meninggalkan sahabatnya, ups mantan sahabat.

"Aaakhh!" Siska mengerang keras, semuanya sudah hancur.

Amara berjalan menuju taman, saat menuju taman ia melihat Neva sudah duduk bersama Kensha, Varen, Arkan dkk.

"Dasar penghianat! Baru mutusin persahabatan udah dapet temen baru!" ujar Amara dengan penuh kebencian, ada rasa iri dalam lubuk hatinya yang terdalam.

Amara langsung meninggalkan tempat itu dan langsung menuju kelas untuk mengambil tas dan... Bolos!

Neva senang karena berteman yang seperti ini yang selalu ia harapkan. Berada di sekeliling orang-orang baik dan tulus, mereka juga sangat menghargai persahabatan.

Ia harap ia bisa menjadi orang yang lebih baik dengan berteman dengan mereka. Bahkan ia juga berharap bisa bersahabat dengan mereka. Ia ingin memulai dengan awal yang lebih baik.

*****
G

ak nyambung sama judul?
Kan aku dah kata, baca aja terus😂

@raiasinchan💚

Four Days With You! (SLOW UPDATE)Where stories live. Discover now