16/ Angel Wes Angel!

20 4 5
                                    

Kedua insan ini hanya berdiam diri tanpa berniat untuk membuka suara. Jangankan bicara, saling tatap pun tidak.

Di ruangan kecil nan gelap. Masih pagi tapi nyali mereka sudah diuji dengan ruangan yang kabarnya ada penunggunya itu.

"Ekhem," deham Recky.

Gadis itu mendengarnya tapi ia enggan membalasnya. Yang benar saja mereka dihukum membersihkan gudang yang posisinya sangat terbelakang dan pastinya tempat itu banyak dibicarakan karena kesan mistisnya.

"Ekhem," deham Recky sekali lagi.

Kensha masih diam, aneh sekali kenapa pintu gudang terkunci tiba-tiba. Atau mungkin ada yang sengaja mengerjai mereka?

"Woy!"

Kensha terkejut bukan main. Cowok tengil itu benar-benar membuatnya kesal hari ini. Di mulai dari mereka telat, kemudian diminta untuk lari 5× memutari lapangan, terakhir mereka harus membersihkan gudang. Itu gurunya udah gabut, nggak mandiri, nyuruh-nyuruh anak orang pula.

"Apaan sih?" tanya Kensha membuka suara.

Recky bertanya balik, "Lo ngapain bengong?"

"Eh lo tau nggak, gudang ini tuh angker katanya," ujar Kensha dengan nada yang diseram-seramkan.

Recky hanya mengendikkan bahu acuh. Ia capek harus membersihkan gudang ini walaupun dibantu oleh Kensha, tapi lumayan mereka tidak ikut jam pertama.

Jarang ada orang ke gudang. Lebih tepatnya gudang ini juga jarang digunakan tetapi masih berfungsi meskipun hanya sedikit orang yang berani ke sana.

"Udah selesai, yok ke kelas," ajak Kensha.

"Gimana keluarnya orang pintunya kekunci," ucap Recky.

"Iya juga, tapi nggak mungkin kita tahlilan di sini," balas Kensha.

"Dobrak kuy," saran Recky.

Kensha mengangguk. Mereka berdua berjalan mendekati pintu. Percuma teriak, tidak akan ada yang mendengarnya. Posisi mereka sudah seperti manusia yang tersesat di tengah hutan.

"1! 2! 3!"

BRAK!

Pintu ajaib itu berhasil terbuka hanya dengan sekali dobrak. Lumayan juga tenaga keduanya begitu kuat. Tetapi masih saja ngos-ngosan. Mereka butuh mineral sekarang.

"Haus, mo ngantin!" teriak Kensha kemudian ngacir ke kantin.

Recky hanya menghembuskan napas kasar. Ia telat gara-gara adiknya yang ngompol di kamarnya, alhasil ia harus membereskannya terlebih dahulu. Beruntung juga, ia jadi dihukum bareng Kensha.

"Kira-kira tuh anak telat kenapa, ya?" gumam Recky.

Cowok itu langsung bergegas menuju kantin. Tubuhnya memerlukan enam ton beras, canda beras.

Seperti halnya siswa biasa, Recky dan Kensha melanjutkan aktivitas belajarnya di kelas. Tidak mungkin mereka terus bersinggah di kantin Mak Sri tanpa ada kepastian, canda. Becanda mulu hidupnya, hehe. Mereka sempat diomeli Pak Kuncir gara-gara keterlambatan mereka. Siapa peduli, sudah lelah dan sekarang waktunya belajar. Lebih baik duduk dengan tenang sambil menatap datar ke arah guru minim rambut tersebut.

"Oke baik sudah cukup saya mengomel nggak ada gunanya juga. Sekarang kerjakan halaman delapan belas sampai halaman dua puluh, gampang tuh soalnya pilihan ganda jumlahnya cuma lima belas. Nanti kumpulin batas waktunya sampai istirahat nggak ada bantahan!"

"Tuhkan panjang," cibir Varen.

Murid-murid fokus mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pak Kuncir. Lumayan juga, lima belas soal tapi jawabannya menguras kapasitas otak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Four Days With You! (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang