Bab 3 - Kucing Hitam

Start from the beginning
                                    

"Cut, kamu gak papa?" Khadijah memberanikan diri untuk bertanya dan mendekat.

'Tak lama setelahnya, terdengar suara tangisan kecil yang tertahan.

"Cut, kenapa nangis?"

Khadijah mengupas jarak, tangannya tergerak untuk menepis rambut yang menutupi wajah Cut.

Suaranya semakin terdengar lantang.

hihihihi!

Tangisan itu berubah menjadi tawa yang melengking. Cut mendongak, menampilkan wajahnya yang penuh belatung. Dengan gigi penuh nanah dan darah menetes perlahan.

Tidak, ini bukan Cut!

"Astagfirullah!" Sontak Khadijah mundur, tapi wanita buruk rupa ini bangun dari duduknya. Berdiri dan seolah menginterogasi keberadaan Khadijah.

Tanganya terangkat, kuku-kuku hitam panjang siap menerkam wajah Khadijah. Dan lihat! Bagaimana bisa ia bertajalan tanpa kaki? Lantai pojok kobong dipenuhi darah yang mengucur dari setiap lubang di tubuhnya.

Khadijah menutup mata dengan telapak tangannya. Setiap kali mata mereka beradu pandang, kakinya melemas 'tak berdaya. Walau begitu, Khadijah tetap berusaha mundur. Pelan-pelan.

Meski matanya tertutup rapat, Khadijah mampu merasakan bahwa tubuh wanita itu kini berada sangat dekat di depannya. Sial, sebuah sentuhan berhasil mendarat di bahu Khadijah.

"Dijahhh!"

"Hah?" Ia terperanjat. Dibukanya mata itu dan nampaklah Ochi, datang disaat yang sangat tepat.

"Ochi!"

Khadijah memeluk erat tubuhnya, menenggelamkan wajah ketakutan di balik bahu Ochi.

"Heh! Dijah kenapa lagi, sih?" tanya Ochi bingung.

Khadijah beralih menatap wajah Ochi, lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling kobong. Mencari sosok wanita sialan itu.

'Tak ada.

"Assalaamu'alaikum, barayaaa!" sapa seorang gadis imut berhijab dan berkaca mata dari balik pintu kobong, menghampiri.

"Wa'alaikumussalaam."

"Cut?"

Khadijah beringsut mundur, takut-takut ternyata dia jelmaan sosok tadi.

"Kenapa, Dijah? Rindu ya sama Neng Cut yang cute ini?" Cut menaik-turunkan alis tebalnya.

"Ka-kamu ... beneran Cut?" tanya Khadijah gugup.

"Ih, kok Dijah ngomongnya gitu? Ya jelas ini Cut lah, si gadis halu, pencinta cogan Wattpad! Uwuwu."

"Hahh ... Alhamdulillah!"

Khadijah menghela nafas lega. Ia tahu betul bagaimana sikap temannya yang satu ini.

"Ya udah, ah! Ochi mau ke Hammam (Kamar mandi) dulu."

Ochi berlalu.

Cut menjatuhkan diri di atas kasur lantai miliknya, "ah ... enaknya rebahan sambil ngehalu!"

Khadijah bergidik ngeri, pasalnya kasur lantai itu berada di tempat sosok tadi duduk. Ah, lalu darahnya? Entah sejak kapan lantai itu bersih kembali.

"Ih ... jijik banget, jijik!" rengek Ochi yang baru masuk kobong.

"Kenapa, Ochi? Heboh bener," sahut Cut.

"Itu loh, tadi Ochi lihat ada kucing item banget lagi jilatin sesuatu di hammam satu. Mana bau anyir lagi, ih jijik! Perasaan baru tadi sore dibersihin," jelasnya.

"Jilatin apaan?" tanya Khadijah.

"Nggak tahu lah, keburu eneg liat kucingnya."

Deg!

Mata Khadijah membulat, saat fikirannya berhasil mengingat satu hal.

Mata Khadijah membulat, saat fikirannya berhasil mengingat satu hal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Mon maaf telat up :(

Soalnya tadi malem sinyal ngajak bergelud :(

See u next part! ♡

Penjilat Darah Haid - ENDWhere stories live. Discover now