ER [The Death Maze]: (8) Pertengkaran

1.2K 222 27
                                    

Sepi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepi. Pengap. Remang-remang.

Suasana di dalam labirin kurang lebih seperti itu adanya. Tidak ada suara bising di dalam sana kecuali suara napas tak beraturan dari empat member dream.

Mereka berempat duduk bersandar ke dinding labirin. Mengindahkan asap yang terus keluar dari pintu ruang 1.

Mereka ingin segera pergi dari sana, namun Chenle belum juga sadarkan diri. Membuat mereka tertahan.

Sebenarnya bisa saja mereka menggotong tubuh Chenle ke ruang 2. Namun tenaga yang tersisa tidak memungkinkan untuk melakukan itu.

Padahal mereka baru melewati satu ruangan, tapi rasanya seperti sudah melewati sepuluh ruangan.

Dalam pikiran masing-masing. Member dream sebenarnya mengkhawatirkan apa yang akan terjadi pada mereka ke depan nanti. Sebab tidak ada yang tahu apa yang akan mereka hadapi di empat ruangan tersisa.

"Aku kan sudah bilang. Dari pertama masuk ke labirin semua yang ada di sini
terlalu membingungkan." Jisung tiba-tiba angkat suara.

Di tengah kediaman member dream dan kesunyian labirin, suara Jisung mampu di dengar dengan jelas oleh tiga member dream lain.

"Yah, kalau saja Jaemin dan pikiran positifnya tidak bereaksi sebelum kita masuk ke sini. Semuanya tidak akan terjadi." Renjun melirik Jaemin yang masih sibuk mengatur napas akibat kelelahan memberi Chenle napas buatan di dalam ruang penuh asap.

"Kamu menyalahkanku?" tanya Jaemin. Nada bicaranya terdengar sedikit naik. Sepertinya Jaemin tidak terima akan kalimat Renjun.

"Aku tidak menyalahkanmu. Tapi kalau saja dari awal kita tidak masuk ke sini dan kamu tidak mengeluarkan pikiran positifmu. Kita mungkin saat ini hanya ada di dorm, bersantai sambil menghabiskan waktu libur."

"Itu namanya kamu menyalahkanku, Ren. Lagi pula, siapa yang tahu kalau semua ini sangat nyata? Dan juga, baru ada satu ruangan yang kita lalui. Bisa saja hal yang kita alami di ruang 1 hanyalah bagian dari rencana variety shownya. "

Renjun memandang Jaemin tak percaya. "Bagian dari variety show? Kamu gila, Na?" Renjun menunjuk Chenle.  "Chenle hampir mati kalau kita tidak memberikannya pertolongan pertama! Dan kamu dengan mudahnya bilang kalau semua itu hanyalah bagian dari variety show? Kamu pikir nyawa Chenle sebercanda itu?"

Jeno menghela napas. Tangannya memijat pangkal hidung yang berdenyut. Rasa pusing menyerangnya kala dia harus mendengarkan perdebatan antara Renjun dan Jaemin.

"Ya siapa tahu Chenle sudah diajak breefing sebelum acara dimulai."

"Breefing?" Alis Renjun mengerut. Ucapan Jaemin mulai melantur. "Chenle saja datang ke sini bersama kita. Mana mungkin dia melakukan breefing beberapa hari sebelum acara dimulai. Nggak usah ngada-ngada kamu."

"Ya siapa yang tahu. Chenle saja tidak tinggal di dorm. Bisa jadi dia pergi ke sini diam-diam tanpa memberitahu kita."

"Jaemin!" Renjun rasanya ingin sekali memukul mulut Jaemin yang berbicara sembarangan.

Escape Room: The Death Maze | NCT Dream✔Where stories live. Discover now