Hari itu, grup termuda dari unit NCT yang bekerja dibawah naungan agensi tiga besar di Korea mendapat undangan ke sebuah acara yang baru saja dibuka.
Acara yang memperlihatkan bagaimana para tamu melarikan diri dari banyak ruangan di dalam labirin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kelima member dream terdiam, otak mereka bekerja keras memikirkan bagaimana caranya menemukan pintu di antara dinding putih tanpa cela.
Bau makanan semakin berkumpul di ruang 1, bercampur aduk jadi satu, menimbulkan bau yang benar-benar tidak enak dicium.
Chenle mengibaskan tangan di depan wajah. Rasa panas terus datang padanya, membuat Chenle tak bisa fokus membantu. "Ugh, panas sekali. Aku tidak kuat lagi. Bau juga." Chenle mendekat ke Jisung, tangannya memegang bahu Jisung ketika rasa pusing melanda.
"Yak! Chenle." Jisung reflek menahan tubuh Chenle yang ingin rubuh.
Peluh yang membasahi dahi Chenle semakin banyak. Kepalanya berputar, matanya mengabur.
"Chenle, jangan pingsan!" Jisung berseru panik. Tangan besarnya menepuk kencang pipi Chenle, bermaksud menyuruh Chenle untuk terus membuka mata. "Ayolah Chenle, jangan begini."
Chenle menggeleng. "Aku tidak apa." Berusaha berdiri, melepas tangan Jisung dari bahunya.
Bruk.
"Yak! Chenle!"
Jeno, Jaemin, dan Renjun mengalihkan pandangan ke arah dimana dua maknae mereka berada.
Di atas lantai, Chenle tergeletak dengan mata terpejam. Serta Jisung tengah menepuk pipi Chenle, berusaha menyadarkan Chenle.
"Chenle." Renjun berlari, walau tubuhnya masih terasa lemas, dia mencoba tetap berlari. Takut terjadi apa-apa dengan Chenle.
Kepanikan terjadi di dalam ruang 1. Jeno dan Jaemin ikut berlari menghampiri Chenle.
"Chenle kenapa, Ji?" Jaemin bertanya.
"Pingsan hyung." Jisung mengangkat kepala Chenle ke pangkuannya. "Ayolah, Chenle. Bangun."
Jisung yang disuruh oleh Jeno langsung mengangguk. Dia segera mengikuti perintah Jeno.
Jisung membuka baju yang Chenle kenakan. Semuanya Jisung buka, meninggalkan celana yang tidak dibuka oleh Jisung. Jisung masih tahu kalau tidak mungkin Chenle bertelanjang bulat di ruangan ini.
Entah perasaan Jisung saja atau memang benar. Jisung merasa ada banyak orang yang kini tengah memperhatikan mereka berlima.
Jeno yang melihat baju Chenle tergeletak di lantai lantas memiliki ide. Dia tahu sekarang cara menemukan pintu tanpa menempelkan telapak tangan langsung ke dinding dan meninggalkan jejak.
Jeno mengangkat baju Chenle. Terasa basah akan keringat.
Jeno tidak bisa menggunakan baju itu, dia harus cari baju yang masih kering. Jeno lalu memegang bajunya. Basah juga.
Yeah, siapa yang tidak berkeringat kalau dikurung di sebuah ruangan tanpa ventilasi udara.
"Jisung, bajumu basah tidak?" Jeno bertanya ke si maknae. Jeno tahu Jisung paling bisa tahan panas. Jadi bisa saja baju Jisung masih kering sekarang.
