ER [The Death Maze]: (6) Membebaskan Diri

1.2K 222 7
                                    

Jeno berusaha keras menghalau asap masuk ke hidung dan mata, sementara tangannya sibuk bergerak mendorong dinding untuk menemukan pintu keluar

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Jeno berusaha keras menghalau asap masuk ke hidung dan mata, sementara tangannya sibuk bergerak mendorong dinding untuk menemukan pintu keluar.

"Renjun, kamu masih di sana kan?" Jeno bertanya, dia tidak bisa melihat Renjun sebab asap sangat tebal di dekat pintu masuk.

"Masih. Uhuk. Aku masih di sini. Uhuk." Renjun terbatuk beberapa kali.

Jeno yang mendengarnya jadi tak tega. "Majulah Renjun, kita tidak bisa melihat di tengah asap begini. Pegang tanganku. Aku akan menuntunmu." Jeno mengulurkan tangan ke belakang, berharap Renjun menggapai tangannya.

Renjun di belakang sibuk mencari dimana tangan Jeno berada. Jujur saja, tubuhnya sudah sangat lemas. Renjun tidak sanggup berdiri lagi, dia butuh pegangan.

"Mana tanganmu, Renjun?" Jeno bertanya, sebelah tangannya sibuk mendorong dinding sedangkan tangan yang lain menggantung di udara, menunggu tangan Renjun menggapainya.

Renjun terus maju, tangannya bergerak di udara. Begitu dia menemukan tangan Jeno, dia segera menggapai tangan itu.

"Bagus, sekarang maju. Kamu harus di sampingku. Jangan hilang." Jeno sudah seperti ayah yang tengah menjaga putranya. Padahal umur Renjun saja lebih tua sebulan dari Jeno.

Renjun mengangguk, dia berjalan mendekat ke Jeno. "Jeno, kamu yakin kita bisa keluar dari sini kan?" Suara lemah itu keluar dari mulut Renjun.

Gerakan Jeno terhenti. Dia menoleh ke belakang. Di tengah kepulan asap, dia bisa melihat wajah khawatir Renjun, meski tidak begitu jelas.

"Percayalah padaku. Kita akan bisa keluar dari sini." Jeno menggenggam erat tangan teman yang sudah seperti saudaranya itu. Perlahan dia berjalan ke sisi dinding lain, terus mendorong dinding, berharap menemukan pintu keluar di sana.

"JENO! RENJUN! CHENLE TIDAK BERNAPAS!"

Deg.

Baik Jeno maupun Renjun merasa jantung mereka berhenti berdetak. Teriakan Jaemin benar-benar sebuah alarm mematikan untuk mereka berdua.

"Jen." Suara Renjun tertahan.

Jeno menggeleng. Tangannya semakin sibuk mendorong dinding. Dia menarik Renjun ke dekatnya, tak ingin melepas pegangan itu dan kehilangan Renjun.

"Kita harus berusaha Renjun, kita bisa menyelamatkan Chenle."

"RENJUN! JENO! APA YANG HARUS KAMI LAKUKAN?" teriakan Jaemin kembali menggema.

Renjun menggigit bibir, dia mulai resah. Ingin sekali Renjun berlari ke arah Chenle, tapi Jeno menahan tangannya.

"Jangan pergi Renjun, sedikit lagi. Percaya padaku." Jeno berusaha meyakinkan Renjun.

Suasana tegang mulai menyelimuti ruang satu. Mereka benar-benar dilanda kepanikan. Keadaan Chenle membuat member dream tidak bisa berpikir jernih.

"Chenle bangun! Chenle!"

Escape Room: The Death Maze | NCT Dream✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu