ER [The Death Maze]: (4) Ruang 1

1.3K 227 6
                                    

Pintu ruang satu terbuka, berbagai macam makanan tersaji di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu ruang satu terbuka, berbagai macam makanan tersaji di dalamnya. Mulai dari tteokbokki, jajangmyeon, fish cake, ramen, burger, kebab, rendang, sampai nasi goreng.

Semua makanan itu berasal dari seluruh negara di dunia. Jeno bahkan baru pertama kali melihat bentuk-bentuk makanan yang cukup asing.

Ruangan satu ini benar-benar penuh dengan makanan sampai mereka bingung, apa tidak basi semua makanan ini diletakan dalam ruang labirin yang jarang dimasuki orang.

Makanan-makanan itu tentunya tidak tergeletak begitu saja di lantai, tapi disajikan dengan piring atau mangkuk, lalu di taruh di atas meja panjang yang mengelilingi sisi ruangan, membentuk sebuah persegi panjang, mengikuti ukuran panjang dan lebar ruang satu.

"Cuma makanan yang ada di sini. Gimana kita cari jalan keluar dari sini?" Jisung bertanya serius. Ia cukup pusing dengan ruangan berisi banyak makanan yang seluruh dindingnya berwarna putih tanpa celah.

Tidak ada tanda-tanda kehadiran pintu di sana. Jangankan pintu, celah untuk angin masuk saja tidak ada.

"Ugh, di sini panas." Chenle yang sejak di dalam labirin merasa kepanasan kini semakin panas saja.

Jeno juga sama dengan Chenle. Ia merasa kepanasan, apalagi berada di dalam ruangan tanpa ventilasi.

Sungguh, aroma dari banyak makanan yang ada di ruangan ini benar-benar menyesakan.

Bayangkan saja ada begitu banyak makanan dalam satu ruangan tanpa ventilasi udara. Aroma dari berbagai makanan langsung bercampur menjadi satu. Bukan lagi rasa lapar yang akan hadir, malah rasa mual dan ingin muntah.

Jeno jadi bingung, siapa coba yang menciptakan ruang aneh ini? Apa orang itu tidak punya otak saat mendesain ruangan ini? Atau jangan-jangan orang itu hanya mengasal saja menciptakan ide untuk ruang nomor satu.

"Hyung, di sini panas." Chenle mulai menggerutu. Padahal tadi dia yang bersemangat sekali untuk menjalani semua yang terjadi di dalam labirin, tapi kini malah dia yang merasa kesal karena kepanasan.

"Buka bajumu saja kalau ingin dingin." Jeno memerintah Chenle dengan nada sedikit dingin.

Bukan maksud Jeno marah ke Chenle, Jeno hanya tidak mau Chenle terus menggerutu sedangkan keadaan mereka semua sekarang sama-sama tersiksa.

"Jen, mual." Renjun menutup mulut, hampir saja ia memuntahkan isi perutnya kalau saja tidak langsung ditutup pakai tangan.

Jeno melirik Renjun. Wajah Renjun yang sudah pucat akibat kejadian balok kayu kini bertambah lebih pucat.

"Ren, jangan muntah ya. Tahan." Jeno mencoba membantu Renjun agar menahan diri supaya tidak muntah. Jeno takut saja aroma ruangan ini makin menjadi kalau Renjun muntah.

Renjun mencoba mengikuti saran Jeno, ia juga mengerti kenapa Jeno tidak mau ia muntah di ruangan ini.

Renjun tahu, ruangan ini tidak memiliki ventilasi, jadi semua hawa yang ada di ruangan ini berkumpul jadi satu. Dan parahnya, beberapa makanan di ruang satu menimbulkan banyak aroma yang kalau digabungkan bukannya sedap tapi malah busuk.

Escape Room: The Death Maze | NCT Dream✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang