Kenzie berdecak, "Pergi yuk Ren," ajaknya.

"Lah?! Gu—

"Kasih mereka waktu berduaan, simpen dulu pertanyaan lo itu" setelah mengucapkan itu Kenzie menarik tangan Darren.

Setelah kepergian kedua temannya, Varo menyodorkan sebotol air. "Nih, diminum," ucapnya.

“Makasi,” ucap Shee pelan.

Varo memperhatikan Shee dari samping hingga pandangannya turun pada rambut Shee yang di gulung itu. Terlintas ide jail di otak Varo, dia langsung membuka gulungan rambut itu, sedangkan Shee yang menyadari itu mendengus kesal.

“Kok dibuka sih? Gue masih gerah tau!” seru Shee.

"Iseng sama cewek sendiri gapapa kali," ujar Varo sembari menaik turunkan alisnya. Menggoda.

"Kaga jelas banget sih lo!" kesal Shee.

"Maaf sayang,"

"Sayang-sayang, pala lo peyang!"

Varo tertawa mendengarnya.

"Heran gue, yang katanya Varo si muka datar plus dingin ini kok bisa jadi orang nyebelin, usil, gajelas kaya barusan," ujar Shee

"Karena gue gini nya cuma ke lo doang," ucapnya kemudian bangun dari duduknya.

"Buaya,"

"Mana ada. Gue jujur lho,"

"Bodo amat,"

"Udah ayo kekelas, ntar bel pergantian pelajaran," ucap Varo sambil mengulurkan tangannya. Shee melihat itu menatap Varo seolah bertanya ‘untuk apa?’

“Bangun,” ucap Varo yang mengerti dengan tatapan Shee.

“Gausah, gue bisa bangun sendiri,” ucap Shee sambil bangun dari duduknya tanpa menerima uluran tangan Varo.

“Yaudah, kita ke kelas gandengan aja” ucap Varo kemudian menggandeng tangan Shee.

Shee pun berusaha melepas tangannya namun suara Varo membuat Shee mengurungkan niatnya.

“Dilepas atau gue gendong?” ancam Varo.

Shee yang mendengar itu mendengus kesal dan membiarkan Varo menggandeng tangannya. Varo yang melihat itu tersenyum tipis.

***

Setelah sampai didepan kelas Shee, barulah Varo melepas genggaman mereka. Saat Shee hendak masuk tangannya ditahan oleh Varo.

“Apaan?" tanya Shee.

“Nanti pulang bareng,”

“Gak, gue bawa mobil," tolaknya.

“Yaudah, mulai besok dan seterusnya gue yang akan antar jemput lo. Jadi lo gak usah bawa mobil lagi,” ujar Varo.

Shee yang mendengar itu protes tidak terima “Gak bisa gitu dong!”

I don’t care. Pokoknya gue gak nerima penolakan,” ucap Varo.

“Yaudah, gue kekelas dulu,” sambungnya sambil mengacak rambut Shee, kemudian Varo meninggalkan Shee kesal karena rambutnya berantakan atas ulahnya.

"Ihh, Varo rambut gue berantakan!" ucap Shee kesal pada Varo yang tengah berjalan ke kelasnya. Varo pun terus berjalan seolah olah tidak mendengar ucapan Shee.

Shee pun langsung masuk kelas dengan wajah kesalnya, saat ingin menuju ke bangkunya Shee menyadari bahwa teman sekelasnya memperhatikan dirinya.

Shee pun bertanya "Kenapa? Kok liatin gue semua?"

Teman-teman Shee yang berada didalam kelas pun langsung menyoraki nya “Ciee ... ciee, kaya ada yang baru jadian nih!” goda temannya serempak.

Shee yang mendengar itu sontak memelototkan matanya, jadi sedari tadi teman kelasnya memperhatikan dirinya dan Varo didepan kelas tadi?

Shee pun langsung berjalan menuju ke arah bangkunya dengan menundukkan kepalanya malu. Teman-temannya pun masih menggoda dirinya. Setelah Shee duduk dibangkunya, guru pengajar pun datang dan teman-teman Shee berhenti menggodanya.

“Shee, lo beneran pacaran sama Varo?” tanya Belva.

"Iya Shee, lo beneran jadian?" Rissa pun ikut ikutan.

Shee pun tak menjawab dan itu membuat kedua sahabatnya kesal.

"Ihh... Shee jawab kek, susah amat" kesal Rissa dan diangguki dengan Belva.

"Berisik!" ucap Shee

Mendengar jawaban dari Shee, mereka pun mengerucutkan bibirnya kesal. Daripada dimarahi oleh guru pengajar lebih baik mereka akan bertanya nanti.

***

Jangan lupa like+komentar juga

See u next part!

S H E E Z A N ✔ [ PROSES REVISI ]Where stories live. Discover now