SHEEZAN 5

1.4K 158 55
                                    

Happy Reading! ♥︎

***


Mobil Shee sudah terparkir rapi di basement, kemudian dia bergegas turun dan masuk ke dalam perusahaan miliknya.

Sesampainya di dalam, Shee menyapa para karwayannya, kemudian memasuki lift menuju ke ruangannya. Tak membutuhkan waktu lama, lift terbuka, Shee melangkahkan kakinya menuju keruangannya.

“Lama banget sih? Gak kangen lo sama gue," ujar seseorang tiba-tiba ketika Shee sudah berada didalam ruangannya — Zea.

“Dih, gak bisa apa kalau gak alay? Cuma gak ketemu beberapa hari," cibir Shee.

“Emang gak bisa di ajak bercanda ni anak," ujar Zea.

“Hahaha... bercanda kali Kak,” ujar Shee.

“Oh iya, apa ada berkas yang harus gue baca atau tanda tangan?" tanya Shee sembari duduk di sofa.

“Ada," ujar Zea sambil menyerahkan berkas tersebut.

“2 hari lagi kita ada meeting," ujar Zea.

“Sama perusahaan apa? Kok gue lupa ya," tanya Shee.

V’ Company,” jawab Zea.

“Dimana?”

“Untuk tempat kita bisa menunggu kabar dari perusahaan tersebut,"

“Oke, nih berkasnya udah gue tanda tangani. Apa ada yang lain?” ujarnya sambil menyerahkan berkas tersebut.

"Untuk sekarang gak ada," jawab Zea.

Dan mereka berdua pun berbincang-bincang.

Zea— dia adalah sekretaris kepercayaan Shee. Umur mereka terpaut 3 tahun.

“Gue mau balik dulu kak,” pamit Shee setelah merasa cukup untuk berbincang dengan sekretarisnya.

“Kok lo udah pulang aja sih? Gue kan mau banyak-banyak curhat ke lo," ujar Zea.

“Kalau mau curhat jangan disini, ngafe kek, biar view nya kerasa gitu," ujar Shee.

“Ck! Yaudah, hati-hati"

“Gue balik, bye!” kemudian Shee keluar dari ruangannya.

Sesampainya di basement, ponsel Shee berdenting.

Bunda

Kalau udah pulang, mampir ya ke supermarket
Bunda mau minta tolong beliin sesuatu

Iya

Setelah itu Shee masuk kemobil menuju ke supermarket. Saat di perjalanan menuju supermarket, bunda Shee mengirimkan beberapa barang yang harus Shee beli.

***

Setelah membeli semua barang titipan bundanya, Shee segera langsung pulang tanpa mampir kemana-mana.

Namun, saat ingin masuk ke dalam mobil, Shee melihat seorang anak kecil berpakaian kumuh mencari makanan di tong sampah.

“Ehh jangan dimakan!” pekik Shee kemudian menghampiri anak tersebut.

“Tapi aku laper kak,” jawab anak kecil itu sambil memegangi perutnya.

“Itu udah basi, nanti kamu sakit perut" ujar Shee.

“Kalau gitu kita belanja makanan yuk di supermarket," ajak Shee.

“Tapi uang aku sedikit mak dan ini juga cuma pas beliin obat ibu aku,” ujarnya sembari menunjukkan uang yang di genggamnya.

“Biar kakak yang beliin kamu makanan sekalian beliin obat buat ibu kamu,"

Anak itu mengangguk kemudian mengikuti Shee masuk kedalam supermarket.

“Kak ini makanannya banyak banget,” ujarnya sambil menunjukkan plastik yang berisi makanan dan minuman.

“Udah gapapa itu juga buat kamu sama ibu kamu. Oh iya nama kamu siapa?” tanya Shee.

“Raka, kalau kakak?"

“Sheezan, panggilnya Shee aja. Rumah kamu dimana? Biar kakak anter," ujar Shee.

"Gak usah kak, aku bisa sendiri,"

"Ayo, gapapa. Biar sekalian,"

"Gak usah kak, rumah aku gak jauh dari sini. Lagian rumah aku masuk gang, mobil kakak gak bakal bisa masuk," ujar Raka.

"Yah... okedeh," ucap Shee kemudian mengambil beberapa uang berwarna merah. "Ini buat kamu ya buat beli makan sama obat ibu kamu," ujarnya sembari menyerahkan ke Raka.

"Gak—

"Gapapa, kakak ikhlas. Gak usah sungkan," Raka pun menerimanya.

“Makasih banyak ya kak. Kalau gitu aku pulang dulu," ujar Raka.

"Hati-hati ya, semoga kita bertemu lagi" ucap Shee.

Setelah Raka menghilang dari pandangannya, Shee pun masuk ke dalam mobilnya untuk pulang.

Tanpa Shee ketahui, ada yang memperhatikannya sejak tadi. Orang itu adalah Varo.

"Calon bini baik banget sih!" batin Varo.

***

Semoga suka ♥︎

Selesai revisi.

S H E E Z A N ✔ [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang