Chapter. 17

8.5K 1.1K 34
                                    

Sweet Annoyane

.
.
.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Story by : caley_23

Pairing: Sasusaku

Bagian : 17

Genre : Romance, Friendship, Schoollife

Rate : Mature for some reason (No lemon)

.
.
ENJOY!

"Bagaimana? Sudah dapat kabar?" tanya Hinata khawatir pada Ino yang sejak tadi mencoba menghubungi Sakura. Sudah 2 jam semenjak mereka semua sampai di lokasi perkemahan, tapi, Sasuke dan Sakura belum juga terlihat. Ini membuat guru-guru yang lain menanyakan keberadaan mereka dan mulai khawatir karena mereka berdua tidak kunjung sampai.

"Aku dan Naruto akan mencari mereka." Sai berdiri dan mengambil kunci mobilnya, diikuti oleh Naruto.

"Kami berdua ikut!" Ino menahan tangan Sai yang akan pergi.

"Tidak, kalian di sini saja, beritahu kami kalau mereka sudah datang," ujar Naruto membuat Ino mendelik ke arahnya.

"Kami juga ingin ikut!"

"Mereka akan kekurangan panitia kalau kalian berdua juga ikut!"

Kali ini Hinata yang menatap tajam kekasihnya. "Kami tidak peduli, kami tetap akan mencari Sakura."

Naruto yang melihat tatapan tajam Hinata, mendesah pelan. Jika kekasihnya itu sudah menatapnya seperti itu, mau tidak mau ia harus mengalah atau gadis itu akan marah dan mendiamkannya selama berhari-hari.

"Terserah kau saja," ujar Naruto pada akhirnya membuat Hinata langsung tersenyum.

"Aku akan minta izin ke Kurenai-sensei," ujar Hinata dan langsung pergi ke tempat guruk berkumpul.

Sedangkan Ino hanya diam dengan tangannya yang masih memegang tangan Sai. Sai yang melihat Ino masih memegangi tangannya, berdehem pelan.

Ino tersadar dan segera melepaskan tangannya dari Sai. Wajahnya sedikit memerah membuat Sai tersenyum tipis melihatnya.

"Maafkan aku," ujar Ino malu tanpa menatap Sai.

Sai hanya mengangguk dan bergumam pelan. Biar begitu, ia merasa senang karena ini pertamakalinya Ino menyentuh tangannya.

Ah, dia ingin merasakan sentuhan itu lagi.

"Aku sudah mendapat Izin dari Kurenai-sensei!" seru Hinata yang telah kembali.

Naruto langsung mengambil tasnya dan memakai jaketnya begitu mendengar seruan Hinata. "Kalau begitu, ayo kita pergi sekarang."

.
.
.
.
.
.
.

Sasuke menatap datar wajah cantik Sakura yang sedang tidur dengan lelap di atas pahanya. Setelah lama lelah menangis, gadis itu akhirnya tertidur. Itu membuatnya sedikit lega karena gadis itu dapat melupakan Ketakutannya sejenak.

Menatap sekitarnya, Sasuke menghela napas. Hari sudah semakin gelap. Jika saat siang saja mereka masih susah mencari jalan keluar, maka akam sulit kalau mereka nekat berjalan di malam hari. Lebih baik ia tidak mengambil resiko semakin tersesat dan memilih untuk menunggu sampai hari terang.

Sasuke meraih tas besar yang terletak di sampingnya dan membukanya, mengambil tenda yang akan mereka gunakan malam ini.

Ia mencoba untuk tidak membuat banyak gerakan saat mengambil tenda, hal itu agar Sakura yang sedang tertidur di pangkuannya tidak terganggu.

Setelah mendapatkan tendanya, Sasuke langsung memindahkan kepala Sakura ke jaket yang sudah ia lipat untuk menjadi bantal gadis itu dengan hati-hati. Ia lalu berdiri, bersiap untuk membangun tenda dan membuat perapian, karena sepertinya suhu akan semakin dingin malam hari nanti.

20 menit kemudian Sasuke selesai membangun tenda dan membuat perapian kecil, ia berjalan ke arah Sakura yang masih tertidur dan meletekan kedua tangannya di antara lutut dan bahu gadis itu, lalu mengangkatnya dengan perlahan dan memindahkannya ke dalam tenda.

Sakura menggeliat pelan saat Sasuke meletakkannya di atas kasur lipat. Sasuke tersenyum tipis melihat gadis itu yang tertidur sangat lelap seolah-olah tidak terganggu dengan kedaan sekitarnya dan melupakan apa yang terjadi hari ini. Ia lalu keluar dari tenda mereka setelah menyelimuti gadis itu dengan selimut yang ia bawa dari mobil tadi.

Setelah ini, ia harus membuat makan malam untuk mereka berdua.

.
.
.
.
.
.
.

Sakura mengerjapkan matanya dan menggeliatkan tubuhnya pelan. Kedua mata itu kemudian terbuka, memperlihatkan emerald teduh yang sejak tadi disembunyikan.

Butuh beberapa detik untuknya sadar kalau saat ini ia tidak sedang berada di luar, melainkan di dalam sebuah tenda perkemah. Ia lalu bangun dari tidurnya dan keluar. Matanya menatap ke arah sekitar, terdapat perapian dan beberapa barang-barangnya juga barang Sasuke. Tapi, ia tidak mendapati keberadaan pria itu di sini.

"Kau sudah bangun?"

Sakura menoleh ke arah suara. Di sana, Sasuke berdiri dengan kedua buah cup ramen yang masih mengepul di tangannya. Entah bagaimana caranya pemuda itu bisa menyeduh ramen. Tapi, yang jelas ia jadi merasa lapar sekarang setelah mencium aroma dari ramen itu.

"Makanlah." Sasuke menyerahkan satu cup ramen itu pada Sakura, lalu duduk sambil memakan miliknya tanpa berkata apa-apa lagi.

Sakura ikut duduk di samping Sasuke dan makan dalam diam. Setelah selesai makan, Keheningan melanda mereka beberapa saat, sampai Sasuke akhirnya membuka suara.

"Bagaimana keadaanmu?"

Sakura menoleh dan menaikan alisnya tidak mengerti karena Sasuke tiba-tiba menanyakan keadaannya, padahal dia sedang tidak sakit sama sekali. "Aku baik, kenapa?"

"Masih merasa takut?"

Sakura terdiam sejenak mendengar pertanyaan itu. Entah kenapa setelah bangun tadi ia tidak merasa takut sama sekali. Ketakutannya soal mereka yang akan terus tersesat seolah hilang dan dia merasa baik-baik saja sekarang.

"Tidak," jawab Sakura akhirnya seraya tersenyum. Sasuke yang melihat itu ikut tersenyum tipis.

"Aku kira kau akan menangis lagi," ledek Sasuke membuat wajah Sakura langsung memerah, mengingat saat-saat ia menangis dengan sangat kencang tadi.

"A-aku tidak akan menangis!"

Sasuke menarik sudut bibirnya, menyeringai. "Tidak masalah kalau kau menangis lagi. Aku siap memelukmu."

"Aku juga tidak membutuhkan pelukanmu!"

"Benarkah? Tapi kau terlihat nyaman saat aku memelukmu tadi."

Sakura merasakan pipinya semakin memanas, ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, tidak mau Sasuke melihat wajah meronanya. Oh, dia benar-benar merasa sangat malu sekarang.

Sasuke tersenyum geli karena sudah terlanjur melihat wajah memerah Sakura yang terlihat sangat menggemaskan. Ini pertamakalinya ia melihat Sakura malu-malu dan gadis itu sangat lucu saat sedang malu seperti itu.

Ah, akhirnya dia kembali menemukan waktu untuk menggoda gadis cantik itu lagi.

....
TBC

Sweet Annoyance | SasuSaku ✔Where stories live. Discover now