Chapter 11

12 0 0
                                    

Wajah Yurie memerah, posisi ini bukan posisi yang tepat baginya. Yurie mendorong tubuh Rey dan sedikit menjauh darinya.

"Yang jelas, di-disana kau tidak akan di diskriminasi. Hanya karena, ayahmu adalah napi." Cukup lama bagi Yurie untuk menyesuaikan kalimatnya. Padahal ia sudah sangat berhati-hati, agar gelagatnya tidak terlihat aneh. Yurie harus bisa menyembunyikan kegugupannya, Yurie sangat malu jika Rey menyadari hal itu.

"Hm? Napi? Nama ayahku Tanos, bukan Napi."

Ha? Respon yang tidak terduga.

"He? Maksudku Narapidana."

Rey mendekatkan wajahnya untuk meyakinkan gadis dihadapannya. "Ayahku itu Tanos."

"Oh... Terserah,"Yurie mundur satu langkah, "Yang terpenting di sana kau bebas untuk hidup, berpendapat dan lain-lain. Di sana kau akan dilindungi oleh pemerintah." Apa ucapannya ini adalah hal yang tepat? Kenapa dirinya harus membicarakan hal yang tidak penting pada Rey? Apa ia akan mengerti?

Tatapan matanya masih terlihat sama,
"Dilindungi? Hoh, sepertinya aku bebas di sana."

Yurie membayangkan arti 'bebas' yang Rey maksud. Entah kenapa perasaan Yurie menjadi tidak enak mendengarnya. Seakan-akan Rey akan melakukan tindakan yang melanggar hukum.

"Asalkan tidak melanggar aturan."

Alis Rey bertaut, ia terlihat lebih bingung dari sebelumnya.

"Tadi kau bilang aku di sana bebas!" Ucapan penuh penekanan dan kekecewaan dari Rey.

"Hooh, bunuh saja aku." Dirinya tidak akan bisa membuat Rey mengerti.
.
.
.
.
.

"Kita akan memburu ular."

Yurie sekilas mendengar hal itu meneguk ludah kasar. Ia sedikit trauma dengan ular, karena kejadian beberapa tahun lalu dirinya dipatuk ular. Itu sangat mengerikan.

"Hm."

Yurie berusaha berpikir positif. Sekarang ia memiliki sihir es, ia bisa dengan mudah membekukan puluhan ular. Tidak ada yang perlu di takutkan.

Tiga jam perjalanan, melewati lembah curam. Dengan peralatan yang sederhana dan tentunya dengan fisik yang harus kuat. Tidak ada pembicaraan diantara mereka berdua, mereka terlalu sibuk dengan urusan masing-masing.

Rey sedikit melirik kearah Yurie, gadis dengan pakaian pria dengan sihir langka. Dilihat dari mana pun, Yurie sangat kelelahan.

Rey tahu Yurie adalah gadis yang baik dan tulus. Tapi ia selalu menyembunyikannya. Ia tidak pernah tersenyum maupun tertawa didepan Rey. Apakah ia benar-benar membencinya? Wajar saja, si anak iblis api lah yang menculiknya.

Yurie pov
Menjadi seorang heroine  di isekai tidaklah semudah di film anime. Aku tidak ingin ditimpa banyak masalah disini. Aku hanya ingin pulang, dan melanjutkan bakat ku yaitu berbaring santai di ranjang sambil membaca buku komik.

Ada dua tipe heroine yang aku tahu. Pertama heroine pembuat onar, heroine ini adalah karakter wanita yang paling umum di jumpai dalam dunia fantasi. Karakter periang, ceroboh, pemberani, sok kuat dan biasanya beban. Aku benci karakter ini. Karakter wanita seperti ini banyak disukai MC (main character) karena sifatnya di bilang imut dan tentunya karakter langganan masalah. Itu adalah alasan mengapa aku tidak menyukainya.

Yang kedua, heroine badass dan dingin. Biasanya karakter seperti ini di jadikan second lead, karena keberadaannya tidak terlalu berkesan, atau bisa di bilang membosankan. Karakter wanita yang seperti ini jarang terkena masalah, karena mereka berpikir sebelum bertindak. Dan tentunya mereka kuat dan bukanlah beban para MC. Yah, aku lebih suka karakter seperti ini.

I Found You (Ice And Fire)Where stories live. Discover now