Chapter 8

15 1 0
                                    

"Eh? Itu kan cerita horor bodoh!" Yurie berteriak dengan reflek. Rey yang ada didepannya hanya menatap Yurie bingung.

'Hah? Apa yang sudah ku lakukan? Dia pasti menganggap aku ini gila. Atau dia pasti akan menganggap aku ini menyukainya, maksudku aku baru saja berharap kisahnya romantis atau apa. Bagaimana ini.'

"Lalu, kau berharap cerita apa?" Kepala Rey menunduk dan menatap Yurie yang tidak menatapnya.

"Lupakan."

Setelah Yurie berkata seperti itu, suasana menjadi hening. Mereka berdua tanpa sengaja larut dalam kenangan pahit yang pernah dialami. Yurie menyandarkan kepalanya ditembok. Ia masih memikirkan tentang nasib Putri Yukki, apakah ia masih hidup? Atau sudah mati? Untuk apa Yurie berada dalam tubuh Putri Yukki? Apa dirinya di dunia nyata sudah mati karena kecelakaan itu? Apa Yurie sengaja dikirim ketempat ini untuk tujuan lain? Dan kenapa wajah Yurie dan Putri Yukki sangat mirip? Padahal mereka adalah orang yang jelas-jelas berbeda.

Tanpa sadar, Yurie tertidur lelap. Ia kehilangan banyak energi sihir saat di tebing. Sekarang ia merasa kelelahan.

'Kakek, apa kakek bisa mendengarku? Aku disini baik-baik saja. Orang-orang suruhan raja brengsek masih terus memburuku. Tapi aku selalu berhasil mengalahkan mereka, tanpa membunuhnya. Aku tidak tahu rupa dari kedua orang tuaku, aku hanya merasakan kasih sayang darimu. Aku ingin sekali balas dendam atas kematianmu. Aku pasti akan membunuh raja berhati iblis itu, karena aku sudah memiliki kartu AS disini.'

Rey memperhatikan Yurie yang tertidur disampingnya.

Sedikit senyuman terpatri dibalik masker hitam Rey.

***
Brakk........

"Heh? Paman kau tidak apa?"

Paman yang membawa banyak kayu hanya memperlihatkan wajah takutnya melihat Yurie. Yurie tidak peduli dengan raut wajah sang paman, yang ada dipikirannya adalah bagaimana cara membantunya.

"Mau ku bantu?"

"Ka-kau, teman Si Iblis Api." Tubuh paman itu mulai bergetar ketakutan.

"Heh?" Yurie tidak percaya apa yang ia dengar. 'Apa segitu populernya Rey?'

Paman itu langsung lari pontang-panting meninggalkan kayu bakar yang sudah payah ia cari.

"Paman!! Kau melupakan kayumu! Hei!!"
Percuma, sosok paman itu sudah tidak terlihat lagi.

"Jangan pedulikan dia. Astaga ini merepotkan." Ucap Rey sambil menggaruk kepalanya.

'Tentu saja paman itu takut padaku. Karena, akhir-akhir ini aku selalu bersama dengannya.'

Yurie melihat Rey yang berada disampingnya dengan tatapan mengintimidasi.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Eh? Em.... Aku tidak menatap mu." Yurie mengelak dan memalingkan wajahnya.

'bodoh, alasan yang terlampau bodoh!'  alasan yang dilontarkan tadi, menurutnya mencerminkan kebohongan atau kebalikan dari ucapan yang keluar. Tapi tentu saja Rey tidak memperdulikan hal itu.

"Kemas barangmu. Kita segera berangkat."

"Hm!"

Desa Orchia adalah desa yang terletak cukup jauh dari ibu kota kerajaan. Desa ini memiliki penghasilan di bidang pertanian dan perkebunan. Setiap tahun setelah panen desa ini mengadakan festival, untuk merayakan hasil panen.

Yurie dan Rey datang ke desa ini untuk menjual hasil buruan mereka. Dengan penyamaran mereka yang sempurna, mereka berhasil memasuki desa ini. Karena didesa sebelumnya mereka di cari oleh anggota party dan utusan istana. Mereka berdua memutuskan untuk menjualnya didesa sebrang. Walaupun harganya akan lebih murah.

I Found You (Ice And Fire)Where stories live. Discover now