Chapter 3

12 2 0
                                    

Iya, mereka memang bukan manusia. Mereka Iblis! Aku merasa geram dengan ini semua. Dengan kekuatan sihir ku saat ini, aku bisa saja kabur dari sini. Dan memulai kehidupan baru diluar sana.

"Putri Yukki sedang apa?" Tanya Yukine yang datang dari belakangku. Apa aku harus cerita tentang ini pada Yukine. Bahwa ada orang yang berniat tidak baik dengan Putri Yukki. Apa Yukine sudah tahu? Tidak mungkin dia terlalu polos untuk berbohong padaku.

"Aku sedang melihat lukisan abstrak ini."

"Ternyata setelah kecelakaan itu, kamu memang banyak berubah." Senyuman manis tak luput dari setiap ucapan Yukine padaku.

Memang benar, Yukine tidak tahu hal ini. Tapi bagaimana aku cerita dengan ya?

"Mari masuklah, Baginda raja sudah menunggu."

Aku melangkah pelan menuju ruangan tersebut. Arsitektur kerajaan sangat kental disini, seperti dalam cerita dongeng. Aku tidak puas memandanginya hanya dengan sekali lihat.

"Oh, putriku." Sapanya dan langsung memeluk ku. Aku terpaku mencerna apa yang baru saja terjadi. Apa dia ayah sang putri? Aku belum sempat melihatnya "Ayah sangat khawatir padamu."

Ternyata benar, apa dia sudah tahu tentang orang-orang yang berniat menyakiti putrinya?

"Ayahanda ada yang-" seketika tubuhku menegang saat raja melepaskan pelukannya dan menatapku. Dia adalah salah satu orang yang berada diingatan Putri Yukki. Atau jangan-jangan ini adalah rencananya?

"Hm?" Raja menunggu ku untuk menyelesaikan kalimatku.

"Aku ingin bilang, aku sudah bisa mengontrol sihirku." Ucapku tersenyum.

"Oh, baguslah. Ayah senang mendengarnya. Apa ingatanmu sudah kembali? Ayah dengar ingatanmu hilang karena kecerobohan mu menggunakan sihir es itu."

Hahahaha, ceroboh? Dasar manusia berhati iblis!
"Maafkan aku."

"Yah, lupakan saja yang terpenting putri ku selamat. Sekarang kamu mau  minta apa? Sebagai hadiah karena kamu bisa mengontrol sihirmu."

"Emm....." Aku berpikir sejenak. " Aku ingin sebuah kalung dengan permata indah. Setiap manik yang melingkari leherku adalah permata indah berwarna warni."
Apa permintaan ku berlebihan? Yang benar saja, sekarang ayahku adalah seorang raja bukan pekerja biasa. Aku rasa itu bukan masalah bagi raja.

"Permintaan mu itu sedikit aneh, apa hilang ingatan bisa merubah kesukaan seseorang? Tapi akan ayah kabulkan. Nanti malam ayah akan suruh pelayan untuk mengantarkannya untuk kekamarmu."

Aku mengangguk senang.

Aku pun mohon izin untuk pergi.

"Yukine, apa raja itu orang baik?" Tanyaku.

"Beliau orang yang baik, ia adalah raja yang bijaksana dan terhormat. Kenapa tiba-tiba kamu bicara seperti itu? Padahal tadi permintaan Putri langsung dikabulkan."

"Em... Kamu benar. Tapi entah kenapa aku ingin bertanya seperti itu." Yukine memang benar-benar tidak tahu.

Aku harus menyiapkan rencana untuk kabur dari tempat ini. Aku sudah memesan kalung permata untuk ku bawa kabur nanti. Aku tidak suka membawa banyak uang. Aku lebih suka memakainya.

Ini masih senja, aku akan mempersiapkanya. Tapi jika aku pergi tanpa menggunakan baju kerajaan hal itu akan membuat mata-mata raja curiga.

Yah, aku harus bertingkah laku normal seperti biasa.

"Yukine, nanti malam aku ingin mengunjungi tempat yang bagus. Yang membuat bintang-bintang lebih terlihat."

"Kita ke atap istana saja. Kita bisa melihat bintang dengan jelas."

I Found You (Ice And Fire)Where stories live. Discover now