Chapter 7

23 1 0
                                    

Yurie Pov
"Ice stronger!!!!"

Ahhrrrggg!!!

"Hyaaa!!!!" Huh, apa hanya itu kemampuan monster kodok?

Tiba-tiba tanah disekitar ku bergetar cukup hebat. Dari arah utara segerombolan kodok datang mendekat. Kodok dengan tinggi tiga meter dan lebar kira-kira 1 meter adalah reptil pengganggu warga. Biasanya jumlahnya akan melonjak saat musim ikan di hulu sungai.

Mereka mempunyai kekuatan yang cukup besar dan air liur mereka yang lengket dan aroma busuk. Aku harus bersiap menghadapi mereka semua.

Aku dan Rey mengambil posisi saling memunggungi dengan memasan sikap kuda-kuda.

Dengan sekali gerakan tangan, Rey mampu menghanguskan puluhan ekor kodok, tapi tidak sampai menjadi abu. Aku tidak mau kalah. Aku menghentakkan kaki kiri ketanah. Biang es tajam mencuat dari tanah dan membekukan puluhan ekor kodok. Mereka begitu kuat, esku tak sanggup menahan pergerakan mereka.

"Masih belum." Gumam ku sambil menghentakan kaki sekali lagi. Keringat terus menetes dari pelipisku. Sampai hentakan ku yang terakhir, membuat mereka semua tak bergerak. Aku menghempaskan tanganku kebawah.

Krakkkk....

Es yang ku buat hancur berkeping-keping bersama dengan kodok-kodok yang ku bekukan.

"Apa sudah selesai?" Aku mengelap keringat yang terkumpul di daguku.

Tiba-tiba gumpalan cairan kental datang entah dari mana, mengenai kepalaku. Dan menyebar ke seluruh tubuhku. Aroma busuk yang menyengat menusuk hidung.

"Yakhh!!! Apa ini?" Geram ku marah. Aku menoleh kebelakang dan mendapati seekor kodok yang baru saja memuntahkan cairan menjijikan padaku.

"Maaf, aku ketinggalan satu titik." Satu jentikkan jarinya membuat kodok itu tersulut api.

Aku tidak boleh merengek, harus sabar. Aku segera menciptakan sebuah tombak panjang dan mengarahkannya ke leher Rey. Secara bersamaan Rey juga mengarahkan tangannya kepadaku.

"Mati kau."/"ku bunuh kau." Kami sama-sama mengucapkan kalimat mengancam dengan nada datar.

Mataku tersulut amarah, aku yakin dia sengaja melepaskan kodok itu untuk meledekku.

"Kau sengaja melakukannya." to the point masih dengan posisi yang sama.

"Tidak." Elaknya.

"Bohong! Aku tahu kemampuan apimu, tidak mungkin seekor katak bisa lolos dari apimu."

"Wah wah wah. Ternyata kau pintar juga."

"Apa mau mu?"

"Hanya bercanda." Ucapnya santai dengan mengangkat bahunya.

'sudahku duga dia orang aneh!!!' ucapku dalam hati.
Aku memalingkan wajahku dan menarik nafas panjang.

"Lepaskan bajumu, aku akan mengeringkannya." Tangan Rey hendak menyentuh bahuku. Aku langsung saja menepis tangannya, bagaimanapun juga kami adalah lawan jenis. Aku juga tidak mau telanjang di depan orang.

"Tidak perlu!" Ketusku.

"Oh? Kenapa?"

"Apa kau bodoh? Tentu saja aku tidak bisa!" Lama kelamaan aku semakin geram dengan tingkah orang ini.

"Tenanglah, aku tidak akan tertarik dengan tubuhmu."
Kedua tangannya dilipat di depan dada.
"Lagipula aku lebih suka wanita berdada besar." Sambungnya lagi dengan nada seperti mengejek. Ughh.... Sepertinya aku harus pergi dari sini. Aku tak sanggup menahan emosiku lebih dari ini.

I Found You (Ice And Fire)Where stories live. Discover now